Liputan6.com, Jakarta Hubungan jarak jauh atau Long Distance Relationship bisa menjadi masalah bagi pertumbuhan hubungan asmara yang sehat. Konsekuensinya juga dapat memengaruhi kesehatan mental Anda secara negatif. Tapi itu juga mungkin untuk berkembang dalam hubungan jarak jauh. Jarak memang bisa membuat hati semakin dekat.
Saat Anda tidak tinggal di rumah yang sama atau dekat dengan pasangan Anda, jarak itu sendiri dapat meningkatkan tingkat stres Anda. Dilansir dari Very Well Mind, hasil dari satu studi menunjukkan bahwa berada dalam hubungan jarak jauh dikaitkan dengan lebih banyak stres dalam individu dan hubungan daripada berada dalam hubungan proksimal.
Karena Anda secara fisik, mental, dan emosional tidak begitu dekat dengan pasangan Anda, Anda mungkin tidak mendapatkan cukup neurotransmiter perasaan-baik atau "hormon bahagia" dopamin dan serotonin. Keduanya bahkan memengaruhi kesehatan usus Anda.
Advertisement
Dopamin juga memengaruhi gerakan. Hormon bahagia ini dikaitkan dengan kesenangan dan penghargaan. Namun, penyalahgunaan zat dapat menurunkan kadar dopamin Anda. Rendahnya tingkat dopamin dapat mempengaruhi fungsi neurokognitif Anda dan terkait dengan gangguan depresi berat.
Beberapa gejala umum untuk memberitahu Anda bahwa Anda mungkin memiliki tingkat dopamin yang tidak memadai yaitu seperti kurang perhatian, kurang motivasi atau dorongan, ketidakmampuan untuk berkonsentrasi, kesulitan tidur, kurangnya minat pada seks dan kecemasan.
Pasangan yang LDR Rentan Berpisah
Sementara itu serotonin dikaitkan dengan perasaan baik juga. Anda dapat mengimbangi tidak bertemu pasangan secara teratur dengan mengatur pola makan, berolahraga secara teratur, dan menghabiskan waktu di bawah sinar matahari. Klinik Cleveland mengatakan serotonin memainkan peran kunci dalam mengatur suasana hati, tidur, dan hasrat seksual Anda.
Tanda-tanda defisiensi serotonin yang harus Anda perhatikan antara lain fluktuasi suasana hati, tidur terganggu, kehilangan nafsu makan, hingga masalah dengan ingatan dan pembelajaran.Â
Terlebih saat Anda tidak tinggal di kota yang sama dan tidak dapat menjangkau pasangan Anda, imajinasi Anda mungkin akan mengambil alih. Apakah mereka keluar dengan orang lain? Apakah mereka tidak setia? Apakah mereka masih peduli?
Jarak fisik antara Anda berdua juga mempengaruhi perkembangan hubungan romantis atau kehancurannya menurut sebuah penelitian. Para ilmuwan menganalisis perkembangan kemitraan pasangan dalam hubungan non residensial. Peserta termasuk pasangan berusia 20-40 tahun. Mereka berfokus pada variabel jarak waktu perjalanan antara rumah pasangan.
Hubungan jarak pendek berarti para mitra harus menempuh perjalanan kurang dari satu jam. Hubungan jarak jauh membutuhkan perjalanan satu jam atau lebih. Temuan menunjukkan bahwa pasangan dalam hubungan jarak jauh lebih mungkin untuk berpisah daripada mereka yang tinggal dalam jarak dekat.
Kurangnya kepercayaan mungkin telah berkontribusi pada berakhirnya hubungan ini. Tanpa kepercayaan, beberapa orang dipenuhi dengan ketakutan dan kecemasan. Tanyakan saja pada diri sendiri apakah Anda curiga terhadap orang lain, apakah Anda masuk akal? Atau mungkin Anda mungkin menyadari kurangnya kepercayaan pada pasangan Anda ini berasal dari harga diri Anda yang rendah, trauma masa kecil, atau pengalaman kencan masa lalu yang negatif.
Advertisement
Komunikasi
Komunikasi yang efektif memungkinkan Anda berdua merasa dilihat dan didengar. Kedua orang dalam pasangan harus berkomitmen dan menjaga hubungan, terutama ketika jarak memisahkan Anda. Sebaiknya rencanakan waktu reguler untuk mengejar dan berbagi pengalaman sehingga Anda berdua merasa aman mengetahui kapan Anda akan terhubung.
Menggunakan pesan teks dan video call dapat memfasilitasi lebih banyak komunikasi dan meningkatkan peluang Anda untuk tetap bersama. Teks selamat pagi dan selamat malam juga bagus untuk diterima. Berdasarkan studi baru-baru ini, pesan teks membantu hubungan jarak jauh dengan menjaga kedua orang tetap berhubungan.
Pastikan Anda tidak memperdebatkan teks dan tidak hanya mengandalkan teks. Teks tidak menggantikan mendengarkan suara dan nada orang lain melalui telepon. Juga tidak menggantikan membaca bahasa tubuh mereka melalui video call.
Keintiman Fisik
Sentuhan sangat penting untuk kesehatan dan kesejahteraan manusia. Berpelukan, berpegangan tangan dan berciuman adalah cara pasangan menunjukkan kasih sayang satu sama lain. Oksitosin, hormon pelukan, membantu mengikat kita satu sama lain dalam suatu hubungan.
Jadi, jika pasangan Anda tinggal dan bekerja di negara bagian lain, demi kesehatan mental dan hubungan Anda, pastikan Anda mendapatkan pelukan dari teman dan keluarga. Sentuhan fisik masih sangat penting untuk kesejahteraan Anda, meskipun itu bukan dari pasangan Anda.
Salah satu faktor terpenting dalam mempertahankan hubungan romantis yang sehat adalah keintiman fisik. Saat memiliki kesempatan bertemu dengan pasangan cobalah untuk menghabiskan waktu bersama dengan romantis. Jika Anda sedikit keluar dari zona nyaman, Anda mungkin akan terkejut dengan hasilnya.
Advertisement