Liputan6.com, Jakarta - Belajar merupakan suatu kegiatan yang umum dilakukan oleh semua orang terutama bagi pelajar dan mahasiswa. Walaupun terdengar sederhana, menemukan waktu untuk belajar tidak semudah seperti apa yang dipikirkan.
Setiap individu memiliki tugas dan kesibukan masing-masing. Misalnya seorang pelajar yang tugasnya hanya untuk belajar dan sebagian waktunya hanya dihabiskan untuk belajar. Namun, ada beberapa pelajar atau mahasiswa yang memilih bekerja sambil berkuliah. Pastinya mereka mempunyai sebuah alasan yang mengharuskan mereka menekuni dua profesi sekaligus.
Baca Juga
Bukan hal yang mudah untuk menjalani kedua profesi secara bersamaan, banyak hal yang harus dihadapi baik dari segi perkuliahan ataupun pekerjaan. Terkadang, selain sibuk belajar, beberapa mahasiswa juga sibuk dengan aktivitas lainnya seperti berorganisasi, ikut dalam suatu proyek perkuliahan, mengikuti webinar dan pelatihan lain yang mesti dilakukan.
Advertisement
Untuk itu, penting untuk menemukan waktu untuk belajar di tengah kesibukan yang kamu lakukan. Karena, belajar adalah kegiatan wajib yang harus dilakukan oleh setiap individu dan belajar dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja.
Lantas bagaimana cara menemukan waktu untuk belajar di tengah kesibukan? Yuk simak tips ala Zahid Azmi Ibrahim, salah satu content creator di bidang edukasi sekaligus mahasiswa yang berprestasi, berikut ini.
1. Time Pocket
Untuk menemukan waktu belajar di tengah kesibukan yang dilakukan, kamu bisa menggabungkan aktivitas yang sedang dilakukan dengan aktivitas yang diaspirasikan.
Kamu bisa memanfaatkan jeda-jeda pendek di antara aktivitas yang dilakukan. Misalnya, kamu dapat menggunakan waktu yang kamu habiskan dalam perjalanan ke kampus untuk mendengarkan sebuah podcast atau materi belajar yang dapat membantu mendorong proyek pembelajaran.
Di dalam keseharian yang relatif sibuk, kamu harus mengisi celah-celah waktu secara aktif. Kamu dapat menggunakan waktu yang biasanya digunakan untuk melamun atau bermain sosial media dengan melakukan kegiatan yang dapat memajukan proyek pembelajaran.Â
Â
2. Rutinitas dan Aspirasi
Jika kamu merasa tidak memiliki pocket time atau celah-celah waktu yang dapat digunakan untuk memajukan proyek pembelajaran, kamu dapat memilih aktivitas yang tidak membutuhkan daya pikir yang tinggi. Misalnya, ketika sedang mencuci piring, kamu juga bisa sambil mendengarkan podcast atau audio book yang berisi materi-materi pembelajaran.
Jika kamu memiliki suatu proyek pembelajaran, misalnya untuk belajar bahasa baru atau melatih kosa kata bahasa Inggris, kamu dapat menerapkan cara ini agar proyek pembelajaran yang kamu sedang lakukan memiliki kemajuan.
Namun, tidak semua aktivitas harus kamu aspirasikan dengan proyek yang kamu lakukan. Terkadang, ada waktu di mana kamu tidak harus mendengarkan materi pembelajaran, dan dengan hal tersebut, kamu dapat menemukan insight dan solusi atas permasalahan yang sedang dihadapi.
Advertisement
3. Minimalisasi Gaya Gesek
Kurangi gaya gesek atau hambatan sekecil mungkin. Hal ini dilakukan agar proyek pembelajaran sesuai dengan rencana. Kamu dapat meminimalisir hambatan dengan cara menemukan solusi akan hal yang dipermasahkan.
Misalnya, kamu memiliki proyek membaca buku dan untuk membaca buku tersebut, kamu harus berjalan sejauh dua kilometer menuju perpustakaan. Kamu bisa mengurangi gaya gesek atau hambatan dengan cara meminjam buku tersebut dan kamu bisa membaca buku tersebut di rumah tanpa harus mengeluarkan tenaga untuk menuju perpustakaan. Dengan memperkecil hambatan, peluang kita untuk melakukan suatu aktivitas semakin besar.
Begitu juga sebaliknya, jika kita ingin berhenti untuk melakukan kebiasaan buruk, kamu harus memperbesar gaya gesek. Contohnya untuk berhenti menggunakan gadget secara berlebihan, kamu dapat memperbesar gaya geseknya dengan cara menghapus aplikasi yang menghabiskan waktumu.
4. Pendekatan Eksperimen
Dengan melakukan pendekatan eksperimen terhadap proyek-proyek pembelajaran, akan menurunkan ekspetasi sehingga yang pada awalnya merasa bahwa proyek pembelajaran tersebut terlalu besar sehingga muncul pemikiran mengenai kegagalan, namun jika kamu sudah menganggap bahwa proyek tersebut merupakan suatu eksperimen yang gagal atau tidaknya itu tidak penting, yang terpenting adalah apakah hal tersebut sesuai dan bermakna untuk dilakukan.
Dengan melakukan pendekatan eksperimen, kamu dapat memperbesar kemungkinan untuk mulai dengan suatu kebiasaan dan juga dapat berhenti jika suatu proyek pembelajaran tidak sesuai dan kurang bermakna untuk kamu.
Advertisement
5. Hilangkan Proyek Pembelajaran yang Tidak Sesuai
Ketika kamu sudah melakukan suatu proyek pembelajaran dan ternyata tidak sesuai, coba untuk berhenti terlebih dahulu proyek tersebut dan katakan pada diri sendiri bahwa mungkin proyek tersebut belum sesuai untuk saat ini, dan akan dicoba lain waktu.
Kamu harus paham bahwa alasan kamu berhenti dari proyek tersebut apakah disebabkan oleh rasa malas atau karena terlalu banyak aktivitas lain yang dilakukan.
Kamu dapat mencoba kebiasaan baru yang sesuai dengan diri kamu namun masih dalam ruang lingkup yang sama. Dengan hal ini, kamu tidak benar-benar berhenti dari suatu kebiasaan atau proyek pembelajaran, namun menggantinya dengan melakukan pendekatan lain yang sesuai.