Liputan6.com, Jakarta Pernyataan Gubernur NTT Viktor Laiskodat yang menerapkan jam masuk sekolah pukul 05.00 Wita untuk SMA dan SMK di Kupang, NTT, menimbulkan polemik.
Di media sosial sendiri, terutama Twitter, aturan tersebut menjadi bulan-bulanan warganet yang mempertanyakan dasar berpikir pemangku kebijakan. Menurut mereka, anak sekolah diminta masuk pukul 5 pagi adalah sesuatu yang tak masuk akal.
Berdasarkan pantauan Liputan6.com, cuitan terkait kebijakan jam masuk sekolah lebih awal itu dilontarkan oleh @dickysenda.
Advertisement
"Di Facebook warga NTT sedang ramai (kebanyakan kontra) soal kebijakan baru pemerintah provinsi soal jam masuk sekolah. Per hari kemarin sdh ada sekolah di Kupang yg jam masuk sekolahnya jam 5 pagi!"
Berikut komentar warganet terkait hal tersebut:
Ini ibu-ibunya kudu bangun jam berapa? ðŸ˜ðŸ˜ðŸ˜. Belum lagi nguprek-nguprek anaknya buat mandi, siapin bekal, siapin sarapan, nganterin. Yaampun ðŸ˜ðŸ˜ðŸ˜.
— Jihan Dzahabiyyah (@jihandzahab) February 28, 2023
Latihan jadi warga bogor yg kerjanya di jkt
— F A Y A (@bukanfefaya) February 27, 2023
Menambah kuantitas jam pelajaran tanpa diimbangi dengan meningkatkan kualitas kurikulum pembelajaran yang efektif. Hanya menambah jam kerja guru yang tahun lalu tunjangan kinerjanya tidak dibayarkan selama sekian bulan. 😔
— Tebooo (@shivapashupati_) February 27, 2023
Ini Kebijakan paling aneh su Tuhan e, dong pkir dong keren ko 🥲. Harusnya gubernur lebih bijak bkin skola masuk skalian jam9 tapi pulang lebih sore mgkin lebih baik ketimbang lu kasi sekolah datang jam5 dengan kondisi ntt sa masih BANYAK yg termasuk daerah Tertinggal.
— マディーナ (@selayangpuan) February 28, 2023
Padahal Anak anak yg masih masa pertumbuhan butuh tidur yg cukup, tidur paling tidak jam 9 sampai jam 5 pagi.
— wuls (@wulwulwul_) February 28, 2023
Sebelumnya, viral video pertemuan sejumlah guru dan kepala sekolah SMA dan SMK di Kota Kupang dengan Gubernur NTT Viktor Laiskodat pada 23 Februari 2023 lalu. Dalam video tersebut, Viktor meminta agar aktivitas sekolah khusus bagi SMA dan SMK dimulai pukul 05.00 Wita untuk meningkatkan etos kerja para siswa itu.
Orang nomor satu di NTT itu menginginkan agar dengan sekolah mulai pukul 05.00 Wita, NTT bisa menciptakan para pelajar dan sekolah yang unggul. Bahkan Gubernur Laiskodat menginginkan satu atau dua sekolah dari daerah ini harus masuk 200 sekolah unggul nasional.
Pemprov NTT Wajibkan Siswa SMA dan SMK Masuk Jam 5 Pagi, Ombudsman Minta Kaji Ulang
Penerapan jam masuk sekolah pukul 05.00 Wita untuk SMA dan SMK di Kupang NTT dapat sorotan ombudsman. Kapala Ombudsman NTT Darius Beda Daton, meminta Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan NTT Linus Lusi mengkaji ulang kebijakan tersebut.Â
"Setelah saya mendapatkan potongan video berisi soal kebijakan tersebut yang disampaikan oleh Pak Gubernur, saya meminta agar kebijakan itu mohon didiskusikan kembali dengan komite sekolah dan para orang tua," katanya di Kupang, Selasa (28/2/2023).
Hal ini disampaikannya berkaitan dengan pernyataan Gubernur NTT Viktor Laiskodat dalam pertemuan dengan sejumlah guru dan kepala sekolah SMA dan SMK di Kota Kupang pada 23 Februari 2023 lalu yang potongan videonya viral di Kota Kupang.
Dalam video tersebut Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat ingin agar aktivitas sekolah khusus bagi SMA dan SMK dimulai pukul 05.00 Wita untuk meningkatkan etos kerja anak-anak SMA dan SMK.
Orang nomor satu di NTT itu menginginkan agar dengan sekolah mulai pukul 05.00 Wita NTT bisa menciptakan para pelajar dan sekolah yang unggul. Bahkan Gubernur Laiskodat menginginkan satu atau dua sekolah dari daerah ini harus masuk 200 sekolah unggul nasional.
Â
Advertisement
Apa alasannya?
Darius sendiri bertanya-tanya alasan apa sehingga Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTT mengalihkan jam masuk sekolah dari mulai 07.15 Wita menjadi 05.00 Wita.
"Tentunya ada urgensinya kenapa sehingga membuat kebijakan itu dari semula jam 07.15 Wita menjadi jam 05.00 W. Urgensi itu perlu dijelaskan oleh pemerintah provinsi," ujarnya.
Darius juga mengatakan bahwa kebijakan tersebut tentunya sangat berdampak luas, karena harus ada korelasi lagi dengan bagaimana aparat keamanan pagi-pagi di jalan.
Dia pun mengatakan kebijakan itu akan mulai diujicobakan pada 10 sekolah tersebut terdiri dari lima SMA yakni SMA 1, SMA 2, SMA 3, SMA 5 dan SMA 6, sedangkan empat SMK terdiri dari SMK 1, SMK 2, SMK 3 dan SMK 4 yang ada di Kota Kupang.
Namun mulai Selasa (28/2/2023) pagi tadi, lanjutnya, sudah ada sekolah yang menerapkan kebijakan itu yakni di SMA Negeri 1 Kota Kupang.