Liputan6.com, Jakarta - Oversharing dapat diartikan sebagai suatu perilaku seseorang yang terlalu berlebihan dalam membagikan informasi mengenai kehidupannya.
Seseorang yang selalu oversharing biasanya tidak menyadari bahwa dirinya terlalu membagikan informasi yang seharusnya tidak diketahui orang lain di media sosial sehingga dapat menyebabkan berbagai hal negatif.
Biasanya, seseorang yang oversharing selalu memposting hubungan pribadinya, masalah pada keluarga, menggunakan sosial media sebagai pelampiasan perasaan, memposting gambar atau video berkali-kali dalam sehari, atau membagikan terlalu banyak informasi pribadi mengenai dirinya sendiriÂ
Advertisement
Tanpa disadari, hal tersebut dapat memancing sebuah tindak kejahatan karena tidak menutup kemungkinan seseorang akan mengintai kita dengan niat jahat untuk melakukan sebuah tindak kriminal.
Perlu diketahui pentingnya keamanan data pribadi di media sosial. Sebaiknya jangan memberikan informasi berlebih di setiap postingan foto atau video serta tidak oversharing dengan cara berkoar-koar di media sosial akan masalah yang sedang terjadi.
Jika budaya oversharing sudah menjadi hal yang wajar, maka akan menimbulkan suatu permasalahan yang disebut dengan cyber bullying atau perudungan dunia maya. Jika hal ini terjadi, maka akan mempengaruhi kehidupan seseorang.
Oversharing ini tidak hanya dapat terjadi melalui media sosial, namun juga dapat terjadi ketika bertemu dengan orang lain di kehidupan sehari-hari. Terkadang, ada seseorang yang selalu membagikan hal yang terjadi pada dirinya dengan orang lain. Tentu ada penyebab mengapa seseorang melakukan hal tersebut.
Untuk itu, perlu untuk mengetahui apa saja penyebab dari perilaku oversharing. Seperti melansir dari Bright Side, Rabu (02/3/2023), berikut penjelasannya.
Penyebab Perilaku Oversharing
1. Rasa Cemas Berlebih
Beberapa orang menjadi pribadi yang oversharing ketika dirinya merasa cemas. Mereka akan berusaha untuk terlihat normal di antara orang-orang sekitar mereka. Ketika mereka sudah berada dalam suatu percakapan, mereka tidak bisa mengendalikan apa yang mereka katakan dan berapa lama mereka berbicara.
Rasa cemas akan berdampak pada dirinya sendiri sehingga mereka berpikir bahwa satu-satunya cara untuk menenangkan diri adalah berbicara mengenai kehidupan mereka. Sehingga mereka akan menceritakan hal-hal pribadi yang seharusnya tidak mereka bagikan.
2. Kesepian
Seseorang yang sering oversharing biasanya adalah adalah orang yang dalam hidupnya merasa kesepian. Mereka selalu menyangkal hal tersebut sehingga mereka mulai menceritakan hal mengenai dirinya kepada orang lain. Hal ini merupakan cara mereka untuk lebih dekat dengan orang-orang agar dapat menciptakan hubungan yang baru.
Cara tersebut tidak dapat dibenarkan karena dapat membuat orang lain merasa tidak nyaman. Mereka terlalu cepat membangun sebuah hubungan dan alih-alih membuat orang lain merasa nyaman, mereka hanya akan membuat orang lain merasa terganggu.
3. Tidak Membuat Batasan
Setiap hubungan perlu untuk memiliki batasan. Terkadang, orang yang terlalu oversharing tidak tahu bagaimana caranya membuat batasan sehingga mereka selalu menceritakan semua hal mengenai dirinya sendiri. Hal tersebut akan membuat orang lain merasa canggung dan tidak tahu bagaimana harus bereaksi.Â
4. Penggunaan Sosial Media yang Berlebihan
Sebuah penelitian menujukkan bahwa 40% pengguna media sosial menyesal telah memposting sesuatu yang bersifat pribadi. Banyak orang yang membagikan informasi pribadi mereka di media sosial. Hal tersebut dapat menimbulkan konsekuensi dan bahkan berdampak buruk.
Advertisement
Tanda Kamu Orang yang Oversharing
- Kamu ingin selalu memiliki hubungan dengan orang lain dengan cepat, baik hubungan romantis atau sebuah pertemanan. Pada pertemuan pertama dengan orang lain, kamu akan membagikan dan menceritakan hal-hal yang sangat pribadi.
- Kamu ingin mendapatkan simpati dari orang lain. Seseorang yang oversharing akan membicarakan masalahnya bukan karena ingin mendapatkan solusi atas permasalahan yang terjadi, namun ingin membuat orang-orang merasa kasihan. Menurut mereka, mencari simpati merupakan hal yang harus mereka dapatkan dari orang lain.
- Terlalu oversharing di media sosial. Orang yang selalu oversharing menganggap bahwa media sosial adalah tempat perlindungan. Mereka berpikir bahwa tidak ada salahnya jika berbagi hal mengenai hidup seperti menulis perasaan yang sedang dialami, berbagi momen bahagia, atau bahkan memposting hubungan percintaan.Â
- Timbul penyesalan menjadi salah satu tanda bahwa kamu adalah orang yang oversharing. Namun, dengan hal ini berarti kamu memilki pemahaman dan kesadaran bahwa informasi yang bersifat pribadi yang dibagikan dengan orang lain itu tidak boleh dilakukan secara berlebihan.
Cara Mengatasi Oversharing
1. Mengenali dan Menyelesaikan Masalah
Kamu dapat mencari akar pemasalahan atas masalah yang terjadi dalam hidup dan menyelesaikannya dengan cara yang kamu temukan. Hal ini dilakukan untuk mengetahui alasan mengapa kamu sering membicarakan masalah kamu dengan orang lain. Tanyakan pada diri sendiri dan berusaha untuk berhubungan dengan perasaan batin untuk menemukan solusinya
 2. Membaca Buku Self Improvement
Membaca buku improvement dapat membuat kamu mengetahui apa yang sedang terjadi pada dirimu sendiri. Coba untuk membaca beberapa buku untuk mengurangi perilaku oversharing yang kamu lakukan.
3. Mengunjungi Terapis
Jika masalah yang dihadapi tidak bisa diselesaikan, mengunjungi seorang terapis merupakan pilihan yang terbaik. Seorang terapis akan membantu kamu untuk mengetahui permasalahan yang terjadi dan menemukan solusi akan hal tersebut. Bisa saja masalah yang terjadi berasal dari masa lalu sehingga kamu  tidak pernah menyelesaikannya karena tidak menyadarinya.
Advertisement