Sukses

Toxic Parenting, Kenali Tanda Bahwa Kamu Dibesarkan oleh Orangtua Narsis dan Dampak Negatifnya

Memiliki orangtua dengan sifat narsistik bisa menyebabkan anak mengalami banyak masalah mental. Ketahui tanda bahwa kamu dibesarkan oleh orangtua narsis sehingga kamu dapat meminimalisir dampaknya.

Liputan6.com, Jakarta - Semua orangtua selalu menginginkan yang terbaik untuk anaknya dan pola asuh orang tua menentukan karakter dan kepribadian anak.

Namun, beberapa orangtua memaksakan anaknya untuk kepentingannya sendiri. Misalnya, ada anak yang didorong untuk berprestasi. Tetapi, untuk kebahagiaan siapa prestasi tersebut? Pasalnya, prestasi tersebut didapatkannya melalui tekanan belajar yang terlalu berlebihan dari orangtuanya.

Di satu sisi, orangtua dari anak tersebut merasa bangga atas pencapaian anaknya sehingga dapat menunjukannya kepada orang lain bahwa dirinya berhasil untuk mendidik anaknya. Tanpa disadari, hal ini yang disebut dengan orangtua yang memiliki sifat narsistik.

Jika kamu sering menyalahkan diri sendiri, tidak percaya diri, atau sering ragu dalam membuat suatu pilihan, mungkin kamu dibesarkan oleh orangtua yang narsis. Orangtua yang memiliki sifat narsis biasanya selalu mengekang anaknya, selalu menimpakan masalah kepada anaknya, dan membuat anak merasa bersalah apabila pencapaian anak tersebut tidak sesuai dengan harapan orangtua.

Pola pengasuhan seperti ini dapat memberikan dampak buruk terhadap perkembangan psikologis anak. Anak dari orangtua narsis akan belajar dan mengikuti apa yang diajarkan oleh orangtua. Misalnya meniru bahwa rasa bersalah adalah cara yang efektif untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan.

Mengenali tanda-tanda bahwa kamu dibesarkan oleh orangtua yang narsis sangat penting untuk diketahui, karena dengan mengetahui hal tersebut, kamu dapat memahami permasalahan dan membantumu menemukan cara untuk berhenti mengikuti kemauan orangtua. Melansir dari Bright Side, Kamis (02/3/2023), berikut penjelasannya.

2 dari 4 halaman

1. Hubungan yang bermasalah

Orangtua dengan sifat narsis biasanya sering mengekang anak-anak mereka tanpa diberi batasan. Hubungan seperti ini masuk ke kategori tidak sehat. Saat dewasa, kamu akan selalu merasa kamu sedang menjalin hubungan dengan pribadi narsis lainnya karena kamu kesulitan untuk memilih seseorang karena sejak masih kanak-kanak kamu selalu dikelilingi oleh orang dengan sifat narsis.

2. Kamu tak merasa cukup baik

Orangtua yang narsis biasanya ingin menunjukkan kepada orang lain bahwa anaknya lebih dari orang lain. Orangtua yang seperti ini biasanya selalu mengkritik anak karena tidak dapat melakukan persis seperti apa yang mereka inginkan.

Walaupun berhasil, mereka tidak akan puas dengan hasilnya jika tidak merasa cukup dengan reaksi dan pandangan orang lain. Rasa ketidakmampuan dan ketidaksanggupan ini dapat terbawa hingga dewasa dan memperngaruhi caramu dalam memperlakukan orang lain.

3. Takut berpendapat

Jika seorang anak memiliki pendapat yang bertentangan dengan orang tua, reaksi yang muncul adalah dimarahi yang berujung mendapat hukuman. Jika kamu tidak setuju dengan bagaimana cara orangtua memperlaukan dan mendidikmu, mereka tidak akan mendengarkan dan selalu berkata bahwa hal tersebut dilakukan untuk kebaikan anak. Saat dewasa, mungkin kamu akan kesulitan untuk berpendapat mengenai sesuatu karena hal ini.

 

3 dari 4 halaman

4. Tidak Mandiri

Orangtua dengan sifat narsis biasanya selalu mengatur segala hal dan membuat semua keputusan untuk anak karena mereka meyakini bahwa mereka yang tahu mana yang baik untuk anak. Begitu dewasa, mungkin kamu akan merasa kesulitan dalam menjalani hidup dan menjadi tidak mandiri. Orangtua dengan sifat narsis tidak ingin kamu terlalu mandiri karena mereka akan kehilangan satu orang dalam hidup mereka yang dapat dikekang dengan alasan memberi kasih sayang dan pujian.

5. Tidak mengenal diri sendiri

Karena orangtua dengan sifat narsis akan membuat semua keputusan tanpa persetujuan anak, hal tersebut akan membuat kamu tidak tahu hobi dan kebutuhanmu atau bahkan apa yang kamu inginkan dalam menjalani hidup. Semua ini karena, saat masih kanak-kanak, kamu berkecil hati untuk mendalami diri sendiri. Kamu tak bisa menjadi diri sendiri karena orang tuamu sudah memutuskan apa yang kamu butuhkan.

6. Kecemasan berlebih

Seorang anak yang memiliki orangtua dengan sifat narsis akan selalu merasa cemas saat berada di dekat dengan orangtua. Kamu selalu memastikan bahwa semua hal yang kamu lakukan sudah sesuai dengan apa yang orangtua harapkan. Karena jika tidak, kamu akan dihukum. Kecemasan seperti ini akan berlanjut hingga kamu dewasa dan terbawa ke dalam kehidupanmu serta hubunganmu dengan orang lain.

4 dari 4 halaman

7. Berperilaku buruk

Saat tidak mendapatkan kasih sayang dari orangtua, kamu mungkin mencarinya di tempat lain atau pada orang lain. Hal tersebut tidak baik karena kamu memiliki sifat kompulsif, misalnya respons yang berlebihan atau belanja dengan berlebihan. Hal ini berperan sebagai pengganti kasih sayang dan membuatmu merasa lebih baik.

8. Kamu adalah seorang “People Pleaser”

Pada saat kanak-kanak, kamu mungkin selalu memaksakan diri untuk membuat orangtua merasa bangga, hal ini akan berdampak pada saat dewasa yang mungkin kamu akan melakukan hal yang sama kepada orang lain. Kamu mungkin merasa takut mengecewakan orang lain dan mencoba menyenangkan mereka dalam segala hal.

9. Sering menyalahkan diri sendiri

Orangtua dengan sifat narsis biasanya menggunakan rasa bersalah untuk memanipulasi agar anak mau melakukan apa yang mereka inginkan. Jadi, mereka membuatmu merasa bersalah atas kesalahan yang mereka lakukan atau karena kurang menghargai mereka sebagai orang tua. Sebagai seorang anak, kamu akan menyalahkan diri sendiri atas segalanya karena kamu merasa perlu mempertahankan hubungan “baik” dengan orang tua dan tidak ingin mengecewakan mereka. Hal ini akan berpengaruh sampai kamu dewasa nanti.

10. Sulit menentukan batasan

Sejak kanak-kanak, kamu mungkin tidak memiliki kebebasan yang seharusnya kamu dapatkan karena orangtua selalu mengontrol segala aspek dalam kehidupanmu. Karena kondisi tersebut adalah hal yang kamu anggap normal saat itu, kamu mungkin juga merasa sulit menentukan batasan dalam membangun hubungan dengan orang lain.