Sukses

Ketahui Penyebab Tantrum Pada Anak dan Cara Mengatasinya

Tidak mudah mengatasi tantrum pada anak dan seringkali menjadi tantangan tersendiri bagi orangtua. Lantas, bagaimana cara mengatasi tantrum pada anak?

Liputan6.com, Jakarta - Tantrum menjadi masalah yang sering ditemui pada seorang anak, terutama balita. Tantrum merupakan cara anak mengekspresikan emosinya dengan menunjukkan perilaku yang agresif seperti berteriak, memukul, menangis, melempar barang, atau bahkan melakukan hal yang dapat menyakiti orang lain.

Tantrum biasanya disebabkan oleh anak yang belum bisa menjelaskan apa yang mereka inginkan. Oleh karena itu, seorang anak melampiaskannya dengan cara berteriak atau menangis.

Misalnya, ada seorang ibu yang sedang berbelanja dengan seorang anaknya, kemudian anak tersebut meminta sesuatu yang dilarang oleh ibunya dengan alasan tidak baik untuk kesehatan. Namun, anak itu tidak mengerti, ia akan menangis, memukul, atau bahkan berteriak sehingga orang lain yang berada dalam supermarket merasa tidak nyaman.

Banyak orangtua yang mengalami hal seperti ini, meskipun anak menujukkan perilaku yang berbeda-beda seperti menangis, memukul, menendang, menginjak, melempar barang dan bahkan ada anak yang menunjukkan gejala tantrum dengan cara menahan napas.

Hal seperti ini biasanya sangat umum terjadi pada anak-anak, terutama anak pada usia 1-4 tahun, ketika anak masih belajar bagaimana berkomunikasi secara efektif.

Hampir semua anak terutama balita yang menunjukkan gejala tantrum lebih dari satu kali dalam seminggu, hal ini dilakukan jika mereka ingin melampiaskan rasa frustrasi yang mereka rasakan dan tidak tahu harus bagaimana cara melampiaskannya.

Sebenarnya, hal tersebut normal bagi pertumbuhan seorang anak. Namun di satu sisi, gejala tantrum juga dapat menyusahkan orangtua. Jika jarang terjadi, hal ini tidak menjadi masalah besar dan sebaiknya diabaikan.

Namun jika sering terjadi, orangtua harus tahu apa yang menjadi penyebab tantrum dan bagaimana cara mengatasinya. Melansir dari Web Md, Jumat (3/2/2023), berikut penyebab tantrum dan mengatasi tantrum pada anak.

2 dari 4 halaman

Penyebab tantrum pada anak

Beberapa anak lebih rentan terhadap amarah atau tangisan, terutama anak yang hiperaktif, murung, atau anak yang tidak dapat beradaptasi dengan baik di lingkungan baru.

Bagi sebagian anak, melampiaskan amarah merupakan cara untuk keluar dari rasa frustrasi mereka. Sebagian anak juga berpikir, jika menangis dan berteriak merupakan cara untuk mendapatkan apa yang diinginkan.

Penyebab seorang anak memiliki gejala tantrum dapat disebabkan oleh hal-hal kecil. Misalnya, meminta mereka untuk mandi di saat mereka sedang asik bermain, atau meminta mereka berbagi mainan dengan orang lain.

Setiap situasi yang melibatkan perubahan dapat menimbulkan amarah. Anak-anak memiliki ambang toleransi yang rendah ditambah dengan kemampuan berbahasa anak yang masih rendah menyebabkan seorang anak menunjukkan gejala tantrum.

3 dari 4 halaman

Cara mengatasi tantrum pada anak

Cara termudah untuk menghentikan tantrum pada anak dengan memberikan apa yang diinginkan anak. Namun, cara tersebut tidak efektif karena anak akan selalu mengulang hal tersebut jika mereka menginginkan sesuatu.

Langkah pertama untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan mengendalikan emosi Anda sendiri. Apabila anak dan orangtua saling berteriak, maka tidak akan menyelesaikan masalah.

Memukul anak juga bukan pilihan yang baik, dan hanya akan membuat tantrumnya semakin parah. Kendalikan emosi, kemudian disiplinkan anak dengan memberi tahu mereka bahwa berteriak dan menangis bukanlah perilaku yang baik.

Cara berikutnya adalah abaikan amukan anak. Walaupun sulit untuk dilakukan, namun jika Anda melakukan hal ini, tangisan dan amukan anak akan berkurang dan mereka akan tahu bahwa dengan menangis atau berteriak tidak akan berhasil. Begitu anak menyadari bahwa amarah tidak akan membawa mereka pada sesuatu yang diinginkan, mereka akan berhenti berteriak.

Anda juga boleh beristirahat jika merasa kehilangan kendali. Luangkan waktu Anda beberapa menit untuk mendengarkan musik, mengobrol dengan teman, atau melakukan sesuatu yang menyenangkan. Jika perasaan Anda sudah membaik, Anda dapat kembali untuk menyelesaikan masalah pada anak Anda.

4 dari 4 halaman

Cara mencegah tantrum pada anak

  1. Hindari situasi yang menyebabkan anak menjadi marah. Cobalah untuk menjaga rutinitas harian dan beri anak peringatan lima menit sebelum mengubah aktivitas.
  2. Berkomunikasi dengan anak. Anak akan tahu apa yang sebenarnya dikatakan oleh orangtua. Oleh karena itu, beri tahu mereka rencana pada hari itu dan patuhi rutinitas yang biasanya dilakukan.
  3. Biarkan anak membawa mainan atau makanan. Hal ini dapat meminimalisir seorang anak menunjukkan gejala tantrum karena mereka akan fokus pada mainan dan makanan.
  4. Pastikan anak memiliki istirahat yang cukup dan makan yang teratur sehingga jika pergi ke suatu tempat mereka tidak akan menjunjukkan gejala tantrum.
  5. Hindari hal terlarang. Misalnya, jangan tinggalkan permen di meja makan menjelang waktu makan malam. Hal ini akan menyebabkan anak menginginkan hal tersebut dan apabila tidak diberikan akan menunjukkan amukan.
  6. Beri anak sebuah pilihan. Biarkan anak memilih buku apa yang akan mereka bawa, atau beri anak pilihan apakah mereka ingin makan keju panggang atau selai kacang. Hal ini dilakukan agar setidaknya seorang anak memiliki kendali atas hidup mereka sendiri.
  7. Alihkan perhatian anak. Perhatian anak kecil mudah dialihkan dengan sesuatu yang menurutnya menarik. Terkadang, humor adalah cara terbaik untuk mengalihkan perhatian. Buatlah wajah lucu, ceritakan lelucon, atau mulailah perang bantal untuk mengalihkan pikiran anak Anda dari apa yang membuat mereka kesal.
  8. Ajari anak cara lain untuk mengatasi frustrasi. Anak yang sudah dapat berkomunikasi dengan efektif dapat diingatkan menggunakan kata-kata jika menginginkan sesuatu daripada berteriak dan menangis.