Liputan6.com, Jakarta - Universitas Indonesia (UI) Indonesia Leadership Forum (ILF) 2023 yang berlangsung selama dua hari (9-10 Maret 2023) di Bali Renaissance Nusa Dua. Dengan mengusung tema “Leading in the Global Turbulence," dengan sub tema “It’s Indonesia’s Time” diharapkan mampu mengintervensi para pemimpin diberbagai bidang sehingga mendorong Indonesia lebih maju.
Acara tersebut juga sekaligus memperkenalkan UI Leadership Development Center yakni lembaga pendidikan non-gelar yang akan menjawab kebutuhan para pimpinan akan pelatihan untuk pengembangan pengetahuan, perluasan wawasan, pemahaman strategis, dan kesempatan membangun jejaring antar perusahaan atau organisasi untuk kolaborasi yang lebih baik ke depan.
“UI melihat bahwa pendidikan berkelanjutan bagi para pimpinan di berbagai bidang dapat mendorong Indonesia untuk terus maju dan lebih siap menghadapi persaingan global. Di sinilah intervensi UI yang akan menciptakan dampak dan dapat dirasakan oleh masyarakat,” ujar Rektor UI Prof. Ari Kuncoro, dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (11/3/2023).
Advertisement
Acara ini juga dihadiri para pimpinan tinggi dari berbagai sektor, mulai dari pemerintah, BUMN, dan swasta sebagai narasumber, serta hampir 300 peserta dari kalangan pemerintahan, BUMN, swasta, Pemprov, Pemkab, dan dunia pendidikan.
Ari menambahkan, pemerintah maupun swasta menyadari pentingnya peningkatan kapasitas para pimpinan. Menurutnya, kebutuhan pengembangan pendidikan bagi para pimpinan harus segera dipenuhi.
Sayangnya, sejauh ini pelatihan dan pengembangan pendidikan lebih banyak diisi dengan mengirimkan para pimpinan belajar ke luar negeri dengan biaya yang cukup besar.
"Dapat kita bayangkan misalnya ketika 107 perusahaan BUMN, atau 130 ribu lebih perusahaan perdagangan harus memikirkan pendidikan para pimpinannya di luar negeri dengan biaya pelatihan yang pasti sangat besar. Contohnya pendidikan di NUS Singapore, untuk 5 hari offline adalah sekitar S$8870 atau setaraRp88.700.000 per orang, atau di Amerika Serikat, misalnya di MIT Sloan, untuk 8 hari offline, sekitar $15,300 atau setara Rp230 juta dan semua itu di luar akomodasi dan transportasi. Prediksi biaya yang dikeluarkan tersebut merupakan angka yang sangat besar untuk perubahan," ujarnya.
UI akan memberdayakan seluruh sumber daya yang dimiliki
Ari mengatakan bukan hanya faktor biaya, bila kita perhatikan, dunia saat ini sedang melihat Asia sebagai pusat pertumbuhan, terlebih Asean. Indonesia bahkan diakui oleh “The Economist” sebagai “the overlooked giant” dalam artikelnya hasil wawancara Chief editornya dengan Presiden Jokowi saat KTT G20 lalu. Untuk itu, saat ini menjadi waktu yang tepat untuk Indonesia melihat lebih ke dalam akan segala potensinya.
Wakil Rektor Bidang Pengelolaan SDM dan Aset, Universitas Indonesia, Prof Dedi Priadi menyebutkan UI akan memberdayakan seluruh sumber daya yang dimiliki dengan 14 fakultas, 1 sekolah vokasi dan 2 sekolah kajian, hasil riset, para akademisi, alumni, asosiasi hingga mitra kerja yang seluruhnya dapat dimanfaatkan bagi pengembangan ilmu dan praktek kepemimpinan, sebagai wujud kontribusi UI.
“Dari sini kami juga berharap kita dapat memperkuat hubungan triple helix antara akademisi, dunia usaha dan pemerintah, demi kemajuan Indonesia,” ungkapnya.
Advertisement
Para narsum berbagi pengalaman
Para narasumber yang mengisi Indonesia Leadership Forum 2023 ini, merupakan para pimpinan tinggi dari pemerintahan, BUMN, Lembaga dan Swasta. Pengalaman yang mereka bawa dari berbagai organisasi ini merupakan suatu kumpulan kekayaan intelektual, “wisdom” dan nilai budaya Indonesia yang sangat luar biasa dan dapat dimanfaatkan untuk mendorong kemajuan Indonesia.
Adapun turut hadir dalam ILF 2023 yakni Wakil Menteri (Wamen) Keuangan Suahasil Nazara, Wamen BUMN Kartika Wirjoatmodjo dan Ketua Dewan Komisioner OJK, Mahendra Siregar serta Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, Destry Damayanti hadir sebagai salah satu narasumber.