Sukses

3 Hal Penting Ini Perlu Kamu Persiapkan Buat Menyambut Bulan Suci Ramadhan

Untuk menyambut bulan yang penuh berkah, ada tiga hal yang dapat kamu persiapkan.

Liputan6.com, Jakarta - Bulan Ramadhan 1444 Hijriah menjadi momen yang paling ditunggu oleh seluruh umat Muslim. Bulan Ramadhan merupakan bulan suci yang dapat diisi dengan berbagai ibadah di dalamnya, segala ibadah yang dilakukan pada Bulan Ramadhan akan dibalas dengan pahala yang berlipat ganda.

Bulan Ramadhan dapat dikatakan sebagai bulan yang istimewa, karena terdapat berbagai kebaikan di dalamnya. Bulan Ramadhan mampu meningkatkan empati dan kepedulian kepada sesama manusia. Untuk itu, manfaatkan bulan Ramadhan semaksimal mungkin dengan cara meningkatkan ibadan dan kegiatan lain yang bernilai pahala.

Bulan Ramadhan 1444 Hijriah sudah semakin dekat, bahkan hanya mengitung hari saja. Sebagai seorang muslim, apa persiapan yang sudah dilakukan? Sebagian besar, mungkin mempersiapkannya dengan melakukan puasa sunnah atau mengikuti ceramah di masjid.

Namun, sebagian muslim juga mempersiapkannya dengan memberi kabar baik datangnya Bulan Ramadhan kepada orang terdekat, membuat status, dan bahkan membeli bahan makanan untuk persiapan sahur dan buka puasa.

Setiap orang memiliki caranya masing-masing dalam menyambut Ramadhan dan semua cara tersebut diperbolehkan jika tidak merugikan orang lain.

Untuk menyambut Bulan Ramadhan 2023, bulan yang dipenuhi dengan Rahmat dan karunia Allah, wajib bagi kita untuk mempersiapkan hal penting yang dianggap perlu dan bermanfaat, terutama untuk meningkatkan ketakwaan kepada Allah. Melansir dari NU Online, Selasa (14/03/2023), berikut persiapan yang dapat dilakukan untuk menyambut bulan puasa. 

2 dari 4 halaman

1. Mengikuti Ceramah di Akhir Bulan Syaban

Persiapan yang dapat dilakukan oleh umat muslim dalam menyambut bulan Ramadhan adalah mengadakan atau memprakarsai kegiatan ceramah di akhir bulan Sya’ban.

Ceramah itu bisa dilakukan di majelis ta’lim dan tempat-tempat pengajian, atau pengarahan-pengarahan singkat untuk keluarga kita masing-masing. Dalam ceramah yang dilakukan dapat mengisinya dengan berbagai bimbingan untuk mengisi bulan yang penuh berkah itu dengan amal ibadah yang diridhai oleh Allah.

Jangan sampai bulan yang penuh berkah ini berlalu begitu saja tanpa meninggalkan kesan yang mendalam yang dapat meningkatkan ibadah dan amal shaleh kita kepada Allah.

Melakukan ceramah di akhir bulan Syaban untuk menyambut bulan Ramadhan pernah dilakukan oleh Nabi di depan para sahabatnya, engan menyampaikan ceramah singkat mengenai berbagai hal yang berkaitan dengan tuntunan Ramadhan.

3 dari 4 halaman

2. Memperbanyak Puasa Sunnah di Bulan Syaban

Persiapan kedua yang dapat dilakukan oleh umat muslim untuk menyambut datangnya bulan Ramadhan adalah memperbanyak puasa sunnah di bulan Sya’ban, yaitu bagi mereka yang sebelum datangnya bulan itu telah membiasakan puasa sunnah.

Namun demikian satu atau dua hari menjelang masuknya bulan Ramadhan dilarang melakukan puasa sunnah, kecuali bagi mereka yang sudah membiasakannya.

عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَصُومُ حَتَّى نَقُولَ لَا يُفْطِرُ وَيُفْطِرُ حَتَّى نَقُولَ لَا يَصُومُ فَمَا رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اسْتَكْمَلَ صِيَامَ شَهْرٍ إِلَّا رَمَضَانَ وَمَا رَأَيْتُهُ أَكْثَرَ صِيَامًا مِنْهُ فِي شَعْبَا نَ

Dari Aisyah r.a. ia menuturkan, “Rasulullah SAW biasa mengerjakan puasa, sehingga kami berpendapat bahwa beliau tidak pernah tidak berpuasa, dan beliau biasa tidak berpuasa, sehingga kami berpendapat bahwa beliau tidak pernah berpuasa. Akan tetapi aku tidak pernah melihat Rasulullah SAW berpuasa sebulan penuh, kecuali pada bulan Ramadhan, dan aku tidak pernah melihat beliau lebih banyak berpuasa daripada puasa di bulan Sya’ban”. (Hadits Shahih, riwayat Bukhari: 1833 dan Muslim: 1956. teks hadits riwayat al-Bukhari).

Mengenai larangan puasa sunnah satu atau dua hari menjelang masuk Ramadhan, kecuali bagi mereka yang telah membiasakannya, disebutkan dalam hadits Nabi:

لَا تَقَدَّمُوا رَمَضَانَ بِصَوْمِ يَوْمٍ وَلَا يَوْمَيْنِ إِلَّا رَجُلٌ كَانَ يَصُومُ صَوْمًا فَلْيَصُمْهُ

Artinya: “Jangan kamu dahului Ramadhan dengan puasa sehari atau dua hari, kecuali bagi seseorang yang mempuasakan puasa tertentu, maka ia boleh meneruskan puasanya”. (Hadits Shahih, riwayat Bukhari: 1781 dan Muslim: 1812. teks hadits riwayat al-Bukhari).

4 dari 4 halaman

3. Bergembira dengan Kedatangan Bulan Ramadhan

Persiapan selanjutnya adalah menyambut bulan Ramadhan dengan “tahni’ah”, yaitu menggembirakan umat Islam dengan kedatangan bulan itu yang penuh rahmat. Rasulullah bertahni’ah menyambut bulan Ramadhan dengan sabdanya:

تَاكُمْ رَمَضَانُ شَهْرٌ مُبَارَكٌ فَرَضَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ عَلَيْكُمْ صِيَامَهُ تُفْتَحُ فِيهِ أَبْوَابُ السَّمَاءِ وَتُغْلَقُ فِيهِ أَبْوَابُ الْجَحِيمِ وَتُغَلُّ فِيهِ مَرَدَةُ الشَّيَاطِينِ، فِيهِ لَيْلَةٌ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ مَنْ حُرِمَ خَيْرَهَا فَقَدْ حُرِمَ

Artinya: “Telah datang kepadamu bulan Ramadhan, bulan yang diberkahi, Allah telah mewajibkan padamu berpuasa di bulan itu. Dalam bulan itu dibukalah pintu-pintu langit, dan ditutuplah pintu-pintu neraka, dan syaitan-syaitan dibelenggu. Pada bulan itu terdapat satu malam yang nilainya lebih baik dari seribu bulan. Siapa yang tidak memperoleh kebajikan di malam itu, maka ia tidak memperoleh kebajikan apapun.” (Hadits Shahih, Riwayat al-Nasa`i: 2079 dan Ahmad: 8631. dengan redaksi hadits dari al-Nasa’i).