Sukses

5 Gejala Kanker Usus Besar yang Sering Diabaikan, Sakit Perut hingga Darah di Tinja

Banyak individu cenderung mengabaikan tanda-tanda kanker usus besar hingga menyebar, yang bisa membuat pengobatan menjadi lebih sulit.

Liputan6.com, Jakarta - Kanker usus besar adalah jenis kanker yang berkembang di usus besar (kolon) dan rektum. Meski bisa menjadi kondisi yang fatal, namun masih ada kemungkinan untuk disembuhkan jika ditemukan pada stadium awal.

Namun, banyak individu cenderung mengabaikan tanda-tanda kanker usus besar hingga menyebar, yang bisa membuat pengobatan menjadi lebih sulit.

Oleh karena itu, ketahui beberapa gejala kanker usus besar yang sering diabaikan, seperti melansir dari Times of India, Rabu (29/3/2023).

1. Perubahan kebiasaan buang air besar

Dr. Snita Sinukuma, Ahli Onkologi Bedah, Rumah Sakit Manipal, Kharadi-Pune, mengatakan, “Sangat umum untuk sesekali mengalami perubahan kebiasaan buang air besar. Namun, jika ini menjadi sering, dan orang tersebut menderita diare terus-menerus, sembelit, atau perubahan konsistensi feses, itu bisa menjadi tanda kanker usus besar.” 

2. Sakit perut atau kram

Sakit perut yang terus-menerus, kram, atau rasa tidak nyaman bisa menjadi gejala dari banyak kondisi, termasuk kanker usus besar

3. Darah di tinja

Meskipun menemukan darah di tinja Anda bisa meresahkan, banyak individu menganggapnya sebagai wasir atau penyakit lain yang tidak berbahaya. Namun, disarankan untuk segera menemui dokter untuk memeriksakannya. 

 

2 dari 4 halaman

4. Kelelahan

Merasa lelah atau lemah bisa menjadi gejala banyak penyakit, termasuk kanker usus besar. Oleh karena itu, disarankan untuk memeriksakan perasaan lesu dan lemas Anda karena itu mungkin merupakan tanda masalah kesehatan yang fatal. 

5. Pendarahan rektum

Menurut Dr. Sinukuma, pendarahan dari rektum atau dubur setelah buang air besar bisa menjadi tanda kanker usus besar. Wasir atau fisura juga bisa menyebabkan pendarahan rektum, tapi jangan mengabaikannya karena mungkin ada alasan yang lebih besar untuk masalah ini.

3 dari 4 halaman

Nyeri Tubuh di Area Ini Bisa Jadi Pertanda Kanker

Nyeri tubuh bisa mengindikasikan kanker. Namun, itu bukan gejala awal, tapi sinyal bahwa kanker telah menyebar ke bagian lain dari tubuh termasuk saraf dan organ.

Namun, seberapa banyak rasa sakit yang Anda rasakan atau alami tergantung pada beberapa faktor termasuk jenis kanker yang Anda alami, seberapa parah stadiumnya dan area di mana ia berada.

Kebanyakan individu menyadari nyeri kanker yang akut dan kronis, tapi ada jenis nyeri kanker yang belum pernah Anda dengar.

Nyeri kanker bisa disebabkan oleh berbagai alasan. Sebagian besar nyeri kanker disebabkan ketika tumor menekan tulang, saraf atau organ lain dalam tubuh.

Di lain waktu, nyeri kanker bisa dipicu oleh pengobatan lanjutan yang diterima seseorang untuk penyakit tersebut. Misalnya, obat kemoterapi tertentu bisa menyebabkan mati rasa dan kesemutan di tangan dan kaki.

Demikian pula, radioterapi bisa menyebabkan kerusakan tertentu pada kulit, yang menyebabkan iritasi dan kemerahan pada kulit.

4 dari 4 halaman

Jenis nyeri kanker

1. Somatik

Nyeri somatik adalah jenis nyeri yang paling umum dialami oleh pasien kanker. Hal ini ditandai dengan rasa sakit, berdenyut atau nyeri kram yang terlokalisir intermiten dan konstan.

2. Neuropatik

Nyeri neuropatik adalah jenis lain dari nyeri kanker yang disebabkan oleh kerusakan saraf baik dari kanker itu sendiri atau karena perawatan seperti kemoterapi, radioterapi dan/atau pembedahan.

Jenis rasa sakit ini diidentifikasi dengan sensasi terbakar atau kesemutan.

3. Visceral

Nyeri visceral merupakan 28% dari nyeri terkait kanker. Jeroan mengacu pada organ internal di dalam rongga tubuh seperti dada, perut atau panggul.

Setiap rasa sakit di daerah tersebut disebut nyeri visceral. Dalam hal kanker, ketika tumor menekan satu atau lebih dari organ-organ ini, itu bisa menyebabkan rasa sakit yang berdenyut.

4. Nyeri akut dan kronis

Nyeri akut biasanya disebabkan oleh aktivitas yang bisa diidentifikasi seperti cedera dan biasanya bersifat jangka pendek, yang berarti bisa datang dan pergi dari waktu ke waktu. Di sisi lain, nyeri kronis bisa bertahan selama berbulan-bulan.