Sukses

Kenali Gejala Mononukleosis, Penyakit yang Ditularkan Lewat Ciuman

The kissing disease atau penyakit 'ciuman' merupakan istilah yang digunakan untuk infeksi mononukleosis--atau biasa disebut mono.

Liputan6.com, Jakarta The kissing disease atau penyakit 'ciuman' merupakan istilah yang digunakan untuk infeksi mononukleosis--atau biasa disebut mono. Melansir dari Times of India, Rabu (12/4/2023), ini disebabkan oleh virus Epstein-Barr, yang menyebar melalui air liur. Karena Anda bisa mendapatkannya melalui berciuman, dari sinilah nama penyakit itu berasal.

Anda juga bisa terpapar virus dengan berbagai gelas atau alat makan dengan orang yang mengidap mono. Namun, mononukleosis tidak menular seperti flu biasa.

Biasanya, mono bukanlah penyakit yang serius. Namun, gejalanya bisa sangat membuat frustasi sampai Anda mulai pulih.

Selanjutnya, infeksi bisa mengakibatkan komplikasi berbahaya jika tidak diberikan perhatian dan perawatan medis yang tepat.

Orang yang terinfeksi mungkin tidak bisa melakukan aktivitas normal sehari-hari selama beberapa minggu. Gejala mononukleosis bisa berkisar dari ringan hingga berat.

Menurut Mayo Clinic, berikut beberapa tanda dan gejala yang berhubungan dengan mononukleosis:

  • Kelelahan
  • Sakit tenggorokan
  • Demam
  • Pembengkakan kelenjar getah bening di leher dan ketiak
  • Amandel bengkak
  • Sakit kepala
  • Ruam kulit
  • Empedu, limpa bengkak

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Yang berisiko mengalami mononukleosis

Menurut Mayo Clinic, individu biasanya mendapatkan EBV pada anak-anak usia sekolah awal dan kemudian sekitar usia dewasa muda.

Anak-anak kecil sering tanpa gejala. Namun, remaja dan orang-orang berusia 20-an kemungkinan besar terkena mono dengan gejala yang mengganggu. Perlu diingat, siapa pun bisa terinfeksi mono, berapa pun usianya.

 

3 dari 3 halaman

Cara mencegah atau menyebarkan infeksi

Konsultasikan dengan dokter untuk perawatan dan pengobatan jika Anda mengalami salah satu gejala yang disebutkan di atas. Selanjutnya, banyak istirahat dan minum banyak cairan.

Kebanyakan orang sembuh dalam dua sampai empat minggu. Namun, beberapa orang mungkin merasa lelah untuk beberapa minggu lagi. 

Dalam kasus yang jarang terjadi, gejalanya bisa berlangsung selama enam bulan atau lebih.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.