Liputan6.com, Jakarta - Bulan Syawal menjadi bulan yang penuh berkah dan keutamaan dalam agama Islam. Setelah kita melewati bulan Ramadhan, bulan Syawal menjadi momen yang tepat untuk meningkatkan amalan kita sebagai umat muslim.
Bulan Syawal juga menjadi bulan yang penting bagi umat muslim karena di dalamnya terdapat beberapa peristiwa yang bersejarah, seperti Hari Raya Idul Fitri atau lebaran, serta pelaksanaan puasa Syawal yang dianjurkan.
Bulan Syawal juga merupakan bulan yang penuh dengan keberkahan dan amalan-amalan yang dianjurkan dalam agama Islam. Selama bulan Syawal, umat muslim dianjurkan untuk memperbanyak amalan kebaikan dan ibadah agar memperoleh keberkahan dari Allah SWT.
Advertisement
Selain dianjurkan untuk melakukan berbagai amalan, umat muslim harus senantiasa menjaga amalan yang dilakukan pada bulan Ramadhan. Sebagaimana firman Allah dalam Q.S. Al-Insyirah ayat 7-8 berikut:
فَإِذَا فَرَغْتَ فَانصَبْ وَإِلَىٰ رَبِّكَ فَارْغَب
Artinya,
“Maka apabila engkau telah selesai (dari sesuatu urusan), tetaplah bekerja (untuk urusan yang lain), dan hanya kepada Tuhanmulah engkau berharap.”
Berikut ini adalah penjelasan mengenai beberapa amalan di bulan Syawal yang dianjurkan untuk dilakukan, melansir dari laman Majelis Ulama Indonesia (MUI), Selasa (24/03/2023).
1. Silaturahmi
Salah satu amalan yang sangat dianjurkan di bulan Syawal adalah menjalin silaturahmi. Silaturahmi atau menjalin hubungan baik dengan keluarga, kerabat, dan tetangga merupakan amalan yang sangat penting dalam agama Islam dan dianjurkan untuk dilakukan setiap saat.
Namun, di bulan Syawal, menjalin silaturahmi memiliki keutamaan dan pahala yang lebih besar. Sebagaimana dalil yang membahas keutamaan menjalin silaturahmi menurut sabda Rasullullah SAW dari sahabat yang mulia Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu, Rasulullah bersabda,
مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُبْسَطَ عَلَيْهِ فِي رِزْقِهِ وَأَنْ يُنْسَأَ لَهُ فِي أَثَرِهِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ، أخرجه البخاري.
“Siapa yang ingin dilapangkan rezekinya dan dipanjangkan umurnya maka hendaknya ia menyambung silaturrahminya (dengan kerabat).”(HR. Bukhari).
Advertisement
2. Puasa Enam Hari
Puasa enam hari di bulan Syawal adalah puasa sunah yang dianjurkan bagi umat muslim setelah Hari Raya Idul Fitri.
Puasa ini tidak wajib, namun memiliki banyak keutamaan dan pahala yang besar. Puasa enam hari di bulan Syawal dihitung mulai dari tanggal 2 Syawal dan dapat dilaksanakan secara berturut-turut atau tidak.
Rasulullah SAW bersabda,
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ
Artinya,
“Siapa saja yang berpuasa Ramadan kemudian berpuasa enam hari di bulan Syawal, maka dia seperti berpuasa seperti setahun penuh.” (HR. Muslim).
3. Tetap Menjaga Sholat Wajib dan Sunah
Sholat adalah salah satu ibadah yang sangat penting dalam agama Islam. Sholat wajib (lima waktu) dan sholat sunah (yang dianjurkan) memiliki keutamaan dan manfaat yang besar bagi kehidupan seorang muslim. Sholat dapat membantu meningkatkan kesadaran diri, kualitas hidup, kesehatan, serta mendapatkan pahala besar di sisi Allah.
Hal ini dijelaskan dalam Alquran Q.S Al-Baqarah ayat 238;
حَافِظُوا عَلَى الصَّلَوَاتِ…
Artinya,
“Hendaklah kalian senantiasa menjaga salat-salat (yang telah diperintahkan)…”
4. Menikah
Tidak ada anjuran khusus dalam Islam untuk menikah di bulan Syawal. Namun, menurut sebagian ulama dan tradisi Islam, bulan Syawal dianggap sebagai salah satu bulan yang baik untuk menikah. Hal ini karena bulan Syawal adalah bulan yang dianggap sebagai bulan kemenangan dan kebahagiaan setelah selesai menjalankan ibadah puasa selama sebulan penuh di bulan Ramadhan.
Selain itu, menikah di bulan Syawal juga dianggap sebagai sebuah tradisi atau kebiasaan yang sudah lama dilakukan oleh masyarakat muslim, terutama di Indonesia.
Amalan ini berdasar pada riwayat yang disampaikan oleh ibunda kaum muslimin istri Rasulullah, Aisyah.
تَزَوَّجَنِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي شَوَّالٍ وَبَنَى بِي فِي شَوَّالٍ فَأَيُّ نِسَاءِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ أَحْظَى عِنْدَهُ مِنِّي
Artinya,
“Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam menikahiku pada bulan Syawal dan berkumpul denganku pada bulan Syawal, maka siapa di antara istri-istri beliau yang lebih beruntung dariku?” (HR Muslim).
Advertisement