Sukses

Mengenal 4 Attachment Style dan Ciri-Cirinya, Anda yang Mana?

Cara seseorang menjalin hubungan dengan orang lain dapat dilihat dari attachment style mereka. Ini dia 4 jenis attachment style serta ciri-cirinya.

Liputan6.com, Jakarta - Percayakah Anda bahwa biasanya masing-masing orang punya cara yang berbeda-beda dalam membangun hubungan dengan orang lain, terutama hubungan romantis? Seperti misalnya Anda takut menjadi single terlalu lama atau sering merasa cemburu.

Bisa juga Anda sangat percaya diri dan sepenuhnya memercayai pasangan Anda tidak akan berselingkuh. Hal inilah yang disebut sebagai attachment style atau gaya keterikatan. Dengan mengetahui karakter Anda, bisa membantu menjalin hubungan dengan lebih sehat, lho.

Dikenalkan oleh psikoanalis John Bowlby pada 1950-an dan diperluas oleh Mary Ainsworth, attachment style mampu menguraikan bagaimana ikatan Anda dengan pengasuh utama, seperti orangtua menjadi dasar memengaruhi diri dalam menavigasi hubungan sepanjang hidup sampai ketertarikan lawan jenis.

Krista Jordan, PhD, seorang psikolog dan terapis pasangan di Texas, menjelaskan pada Pshyscentral, “Teori ini menyatakan bahwa tujuan utama bayi manusia adalah menjaga kedekatan dengan pengasuhnya, serta diperlukan untuk bertahan hidup selama evolusi kita."

Terdapat empat jenis attachment style yang dimiliki manusia, antara lain, secure attachment, avoidant attachment, anxious attachment, serta disorganized attachment. Keempat jenis attachment style ini tentunya memiliki karakteristik yang berbeda-beda.

Lalu, berdasarkan studi National Center for Biotechnology Information pada tahun 2018, wanita memiliki skor yang lebih tinggi pada kecemasan dalam sebuah hubungan ketimbang pria. Namun, perbedaan gender ini begitu kecil dan tidak berdampak langsung pada gaya keterikatan seseorang. 

Nah, seperti apa tipe attachment style Anda? Ketahui ulasannya berikut ini, seperti melansir dari Psychcentral, Sabtu (20/5/2023).

2 dari 5 halaman

1. Secure Attachment

Secure attachment mengacu pada kemampuan untuk membangun hubungan yang sehat, dan bertahan lama bersama orang lain. Relasi ini mengacu pada hasil dari perasaan yang aman dan menyenangkan sejak masa kanak-kanak, sehingga mereka mampu untuk mendapatkan validasi dan rasa kepercayaan yang cukup tinggi.

Pada akhirnya, mereka bisa merasa juga dapat memahami, menghibur, dan menghargai orang-orang sekitar berkat proses interaksi awal ini. 

Dalam menjalin hubungan, orang yang memiliki karakter secure attachment memiliki beberapa sifat, antara lain:

  • Mampu untuk mengatur emosi.
  • Mudah mempercayai orang lain.
  • Memiliki kemampuan komunikasi yang efektif.
  • Mudah dekat dengan orang lain.
  • Memiliki kemampuan dalam mengelola konflik dengan baik.
  • Cenderung mandiri dan tidak takut sendirian.
  • Bisa menjadi pasangan yang baik dan tidak posesif.

Jika seseorang memiliki secure attachment, mereka dapat tumbuh secara emosional dan fisik yang sehat. Pembawaan mereka umumnya sangat positif dan mencintai pasangannya sehingga bisa menjalani hubungan dengan baik. Selain itu, kepercayaan terhadap pasangan sangat tinggi, karena mereka tidak mudah merasa cemburu. 

3 dari 5 halaman

2. Avoidant Attachment

Berbeda dari secure attachment, karakter avoidant attachment terjadi karena adanya perasaan diabaikan, dihindari, dan diremehkan, sehingga memiliki kegagalan dalam membangun hubungan jangka panjang dengan orang lain.

Terlebih sejak kecil, mereka sudah biasa untuk mengurus dirinya, hidup yang terlalu dikontrol, tidak boleh mengungkapkan perasaan atau emosi mereka, dan kebutuhan dasar yang tidak terpenuhi.

Inilah yang akhirnya membuat mereka cenderung menolak atau menghindari suatu hubungan yang intim. Selain itu, karena kebiasaan tersebut, orang-orang yang memiliki karakter avoidant attachment punya rasa kemandirian yang kuat dan tinggi, sebab mereka merasa kesulitan untuk dekat dan percaya kepada orang lain.

Anda mungkin memiliki tipe avoidant attachment bila:

  • Terus-menerus menghindari keintiman baik secara emosional atau fisik.
  • Rasa kemandirian yang begitu kuat.
  • Tidak terlalu nyaman dalam mengungkapkan perasaan Anda.
  • Suka meremehkan orang lain.
  • Sulit mempercayai orang lain.
  • Merasa terancam apabila ada orang yang mendekati Anda.
  • Cenderung bersikap tertutup dan malas berinteraksi.

Karakteristik dari orang dengan avoidant attachment ketika sedang menjalin hubungan yaitu pasangan suka merasa kalau mereka sering dikucilkan, hubungan tidak terasa romantis dan terlalu serius. Akibatnya, hubungan terasa berjalan di tempat dan tidak bisa dibawa ke mana-mana.

4 dari 5 halaman

3. Anxious Attachment

Karakter yang ketiga adalah anxious attachment, yang ditandai dengan adanya takut akan penolakan, ketergantungan dengan orang, dan membutuhkan validasi dari orang lain.

Penyebabnya karena saat kanak-kanak mereka tidak mendapatkan perhatian dari orang sekitar atau malah terlalu dimanjakan, merasa tidak aman, dan sering merasa hubungan yang tidak stabil antara orangtua dan anak.

Pada akhirnya, mereka berpikir kalau mereka seharusnya menjaga perasaan orang lain dan cenderung menjadi ketergantungan dengan orang lain.

Berikut beberapa karakter orang-orang yang memiliki jenis anxious attachment:

  • Rendah diri.
  • Sangat sensitif terhadap kritik.
  • Selalu membutuhkan persetujuan dari orang lain.
  • Tidak nyaman melakukan apa-apa sendirian.
  • Sulit mempercayai orang lain.
  • Merasa tidak pantas untuk dicintai.
  • Ketakutan untuk ditinggalkan.
  • Tidak menyukai penolakan.

Seseorang yang memiliki karakter anxious attachment, biasanya sering merasa tidak layak untuk dicintai dan membutuhkan atensi terus-menerus dari pasangannya. Sebab, ada ketakutan yang mengakar karena ditinggalkan, ditolak, dan merasa kesendirian. Maka, mereka lebih sering menunjukkan rasa cemburu untuk mengekspresikan rasa takutnya.

5 dari 5 halaman

4. Disorganized Attachment

Karakter yang terakhir yaitu disorganized attachment. Orang-orang yang memiliki tipe ini cenderung memiliki perilaku yang tidak konsisten dan cenderung kesulitan memercayai orang lain.

Penyebabnya bisa terjadi karena adanya trauma masa kecil, pengabaian dari orang-orang sekitar, hingga pelecehan. Selain itu, orang-orang dewasa yang seharusnya bisa memberikan kenyamanan justru membuat mereka takut dan cemas.

Ciri-ciri dari disorganized attachment antara lain:

  • Takut akan penolakan.
  • Kesulitan dalam mengatur dan mengontrol emosi.
  • Perilaku kontradiktif.
  • Memiliki tingkat kecemasan yang tinggi.
  • Sulit percaya dengan orang lain.
  • Gampang cemas.
  • Menghindari konflik.

Ketika menjalin hubungan, orang dengan karakter ini, cenderung memiliki perilaku yang tidak bisa diprediksi dan membingungkan pasangan mereka. Di mana mereka bisa saja sangat mandiri, tapi di kemudian hari bisa sangat manja dan takut ditinggalkan. 

Dengan memahami setiap jenis attachment style ini bisa membantu Anda dalam mengenali masalah serta membangun kembali hubungan yang harmonis dengan pasangan.

Kabar baiknya, jika Anda memiliki avoidant, anxious, dan disorganized attachment, semua bisa diubah melalui konseling bersama psikolog untuk lebih memahami pengalaman di masa kecil. Ini mungkin bukan proses yang mudah, tapi Anda bisa memiliki hubungan yang sehat nantinya.