Sukses

Mengenal Body Dysmorphic Disorder, Gangguan Mental yang Dialami Megan Fox

Gangguan Dismorfik Tubuh (Body Dysmorphic Disorder) adalah gangguan mental yang ditandai dengan persepsi yang terdistorsi terhadap penampilan fisik. Gangguan ini dapat membahayakan kesehatan mental dan harga diri seseorang.

Liputan6.com, Jakarta - Gangguan Dismorfik Tubuh (Body Dysmorphic Disorder) adalah gangguan mental yang ditandai dengan persepsi yang terdistorsi terhadap penampilan fisik seseorang. Orang dengan gangguan dismorfik tubuh memiliki obsesi terhadap kekurangan yang dianggapnya ada pada penampilan mereka, walaupun pada kenyataannya orang lain mungkin tidak melihatnya.

Body Dysmorphic Disorder memiliki kemiripan dengan gangguan obsesif kompulsif (OCD) yang dapat menyebabkan penderitaan berat bagi mereka yang mengalaminya. Gangguan ini dapat membahayakan kesehatan mental dan harga diri seseorang. Banyak orang dengan dismorfia tubuh juga berjuang melawan kecemasan, depresi, dan bahkan keinginan untuk bunuh diri.

Ramani Durvasula, seorang psikolog klinis di Los Angeles, mengatakan bahwa penting untuk dicatat bahwa body dysmorphia bukanlah hal yang sama dengan gangguan makan, namun gangguan dismorfik tubuh ini melibatkan persepsi yang terdistorsi secara signifikan dan hal ini dapat menganggu kehidupan secara keseluruhan. 

Megan Fox memberi pernyataan dalam sebuah wawancara terbaru mengenai perjuangan citra tubuhnya. Aktris 37 tahun ini mengakui bahwa dirinya merasa tidak nyaman dengan dirinya sendiri sehingga ia sering merasa tidak percaya diri.

“Saya mengidap body dysmorphia. Saya tidak pernah melihat diri saya seperti orang lain melihat saya. Tidak pernah ada titik dalam hidup saya di mana saya mencintai tubuh saya," ujar Megan, dalam sebuah wawancara video untuk edisi Sports Illustrated Swimsuit 2023.

Berikut penjelasan lebih lanjut mengenai Body Dysmorphic Disorder, penyebab Body Dysmorphic Disorder, dampak yang akan terjadi, dan cara untuk mengatasinya menurut ahli, melansir dari laman Washington Post, Senin (23/5/2023).

2 dari 4 halaman

Apa yang Menyebabkan Body Dysmorphic Disorder?

Tidak ada satu penyebab spesifik dari Body Dysmorphic Disorder. Para ahli mengatakan bahwa gangguan ini biasanya muncul pada masa remaja, masa yang sangat sulit bagi kaum muda karena semua perubahan dalam penampilan fisik mereka.

“Dalam beberapa kasus, mungkin ada kecenderungan genetik untuk BDD atau OCD,” kata Ann Kearney Cooke, seorang psikolog di Cincinnati yang berspesialisasi dalam menangani citra tubuh.

Di lain waktu, gangguan ini dapat dipicu oleh pengalaman masa kecil yang negatif seperti pelecehan, pengabaian, atau intimidasi yang membuat orang tersebut terlalu sensitif terhadap kekurangan yang dirasakan pada penampilan mereka.

“Budaya juga bisa berperan dan perfeksionisme dapat mengintensifkan obsesi tersebut. Gangguan ini tidak akan membaik dengan sendirinya dan dapat menjadi lebih buruk dari waktu ke waktu.” lanjut Kearney Cooke.

3 dari 4 halaman

Gejala Dismorfik Tubuh dan Dampak yang Ditimbulkan

Tanda-tanda dismorfia tubuh dapat muncul secara berbeda pada setiap orang. Tetapi gejala yang paling menonjol adalah selalu merasa kurang akan penampilan fisik. Hal ini akan membuat seseorang melakukan perilaku obsesif seperti selalu bercermin dalam waktu yang lama atau mengambil foto untuk menilai kekurangan yang ada dalam dirinya.

Seseorang dengan gangguan dismorfik tubuh akan sering merasa malu dan selalu berusaha untuk menutupinya. Seorang dengan gangguan ini sering membandingkan dirinya dengan orang lain secara langsung atau di sosial media.

Selain kerugian psikologis, gangguan ini juga bisa berdampak pada keuangan. Dalam banyak kasus, orang mencari perawatan medis kosmetik yang mahal dari dokter kulit, dokter gigi, dan ahli bedah. Perilaku kompulsif ini dapat meringankan tekanan untuk sementara waktu, tetapi kemudian muncul lagi, menciptakan kebutuhan untuk pemeriksaan dan perbaikan lebih lanjut.

4 dari 4 halaman

Bisakah Gangguan Dismorfik Tubuh Disembuhkan?

Body Dysmorphic Disorder dapat diobati, meskipun tidak dapat disembuhkan. Pilihan pengobatan berbeda untuk setiap pasien, tetapi penyedia layanan kesehatan cenderung merekomendasikan kombinasi terapi perilaku kognitif dan obat-obatan.

“Kami mencoba untuk mengajarkan seseorang yang memiliki gangguan ini untuk mengidentifikasi apa yang mereka pikirkan dan menantang distorsi dalam pemikiran mereka,” kara Kearney Cooke, seorang psikolog di Cincinnati yang berspesialisasi dalam menangani citra tubuh.

Penanganan Body Dysmorphic Disorder melibatkan banyak pendekatan, termasuk terapi perilaku kognitif, dukungan psikososial, dan obat-obatan. Jika Anda mengalami gejala BDD atau mengenal seseorang yang menunjukkan gejala BDD, penting untuk mencari tenaga medis atau psikolog yang berpengalaman untuk mengatasi hal tersebut.