Sukses

Waspada, Kegemukan Ternyata Bisa Memengaruhi Kesuburan Pria dan Wanita

Anda dan pasangan sedang merencanakan kehamilan? Selalu jaga berat bdan ideal, karena kegemukan tidak hanya bisa meningkatkan risiko penyakit tapi juga terhadap kesuburan.

Liputan6.com, Jakarta - Buat pasangan suami-istri, apakah Anda dan pasangan sudah rutin berhubungan intim tapi belum juga memiliki anak? Atau ingin merencanakan kehamilan berikutnya dengan sehat? Kalau iya, coba cek berat badan Anda berdua.

Pasalnya, berat badan tidak hanya bisa memengaruhi penampilan, tapi juga terhadap tingkat kesuburan dan juga infertilitas sehingga kesulitan untuk memiliki anak. 

Melansir dari Honorhealth, Kamis (25/5/2023), infertilitas adalah kondisi medis yang ditandai dengan berkurangnya atau tidak adanya kemampuan untuk menghasilkan keturunan. Kondisi ini bisa terjadi pada pria atau wanita dan menjadi hal yang serius atau tidak bisa diubah. Meskipun infertilitas adalah kondisi yang umum, tapi seringkali sulit menemukan penyebabnya.

Masing-masing pasangan (baik pria atau wanita) mungkin memiliki faktor risiko dari infertilitas. Faktor itu sendiri dapat berupa genetik, faktor lingkungan, maupun gaya hidup. Salah satu risiko yang paling umum yaitu obesitas.

Dari beberapa sumber yang sudah Liputan6.com rangkum, berat badan yang berlebih memang tidak hanya dapat memengaruhi penampilan, lho, tapi juga dapat menyebabkan penyakit kronis, seperti penyakit jantung, diabetes melitus, dan hipertensi. 

Nah, tidak hanya bisa meningkatkan risiko penyakit-penyakit tersebut, rupanya kegemukan bisa memengaruhi tingkat kesuburan pada pria dan wanita. Kok bisa obesitas memengaruhi kesuburan? Ketahui ulasannya berikut ini.

2 dari 4 halaman

Pengaruh Obesitas pada Kesuburan Wanita

Kesuburan bisa terpengaruh jika berat badan Anda tidak ideal. Keduanya ternyata merupakan masalah yang saling berkaitan dan begitu kompleks. 

Sejumlah penelitian melaporkan bahwa wanita dengan berat badan berlebih atau obesitas memang cenderung lebih sulit hamil dibandingkan wanita dengan berat badan ideal atau normal. Selain itu, jika kehamilan sudah terjadi, wanita gemuk memiliki tingkat keguguran yang lebih tinggi.

Kelebihan berat badan juga dapat menyebabkan masalah hormon yang abnormal sehingga dapat memengaruhi proses reproduksi. Seperti misalnya, kelebihan produksi insulin, yang dapat membuat ovulasi tidak teratur.

Ketika obesitas dan produksi insulin berlebih di dalam tubuh, bisa menyebabkan PCOS (Polycystic Ovarian Syndrome). PCOS sendiri adalah kondisi medis yang berkaitan dengan siklus menstruasi yang tidak teratur, anovulasi (ovulasi menurun atau berhenti), obesitas, dan meningkatnya kadar hormon pria (estrogen).

Selain itu, kelebihan berat badan juga dapat menurunkan tingkat kesuksesan program bayi tabung (in vitro fertilization). Bahkan, obesitas juga berkaitan dengan kondisi PCOS yang menjadi salah satu penyebab menurunnya tingkat kesuburan wanita.

3 dari 4 halaman

Pengaruh Obesitas pada Kesuburan Pria

Sebuah studi yang ditulis oleh Jorge Chavarro, asisten profesor nutrisi dan epidemiologi di Harvard School of Public Health (HSPH) pada tahun 2012, menemukan bahwa pria yang kelebihan berat badan dan obesitas lebih mungkin menghasilkan jumlah sperma yang lebih rendah daripada rekan-rekan mereka yang berberat badan normal, atau bahkan lebih sedikit.

Kemudian hasil penelitian yang dilakukan di National Institute of Environmental Health Sciences (NIEHS) juga mengonfirmasi bahwa pria dengan body mass indexes (BMI) yang meningkat secara signifikan lebih cenderung tidak subur daripada pria dengan berat badan normal.

Data NIEHS menunjukkan bahwa peningkatan berat badan pria seberat 20 pon (atau sekitar 9 kg) dapat meningkatkan kemungkinan infertilitas sekitar 10%.

Penyimpangan hormon pada pria rupanya dapat memengaruhi rangsangan pada testis sehingga dapat menghambat produksi sperma. Di mana, kelebihan lemak menyebabkan testoteron, diubah menjadi estrogen. Lalu, estrogen tersebut menurunkan rangsangan testis.

Para peneliti dari Reproductive Biology Associates melaporkan bahwa BMI yang tinggi pada pria berkorelasi dengan penurunan kadar testosteron. Studi tersebut menunjukkan pria yang kelebihan berat badan memiliki kadar testosteron 24% lebih rendah dan pria obesitas memiliki kadar 26% lebih rendah daripada pria dengan berat badan normal.

4 dari 4 halaman

Cara Memperoleh Berat Badan Ideal untuk Menghindari Infertilitas

Setelah tahu ternyata obesitas berpengaruh terhadap kesuburan, jadi Anda dan pasangan perlu memberikan perhatian terhadap berat badan agar tetap ideal. Jika sudah terlanjur mengalami berat badan berlebih, diperlukan penurunan berat badan yang bisa dilakukan, di antaranya:

1. Lebih banyak bergerak dan berolahraga

Tahukah Anda, ketika berusaha untuk menurunkan berat badan, Anda perlu membakar 600 kalori sehari lebih banyak daripada yang dimakan? Berolahraga lebih sering dengan waktu yang singkat bisa menjadi langkah pertama yang bisa dicoba.

Coba tingkatkan sesi latihan yang lebih lama agar hasilnya terlihat. Pilihlah aktivitas yang bisa meningkatkan heart rate seperti joging, berenang, dan bersepeda cepat.

2. Perbanyak berjalan kaki

Jika belum mampu untuk berolahraga berat, Anda bisa memulainya dengan berjalan kaki. Seseorang dengan berat 60 kg membakar 75 kalori hanya dengan berjalan dengan kecepatan 2 mph (kurang lebih 3 km) selama 30 menit. Setelah dilakukan secara rutin, semakin tingkatkan kecepatan sehingga lebih banyak kalori yang terbakar. 

3. Konsumsi karbohidrat yang sehat

Karbohidrat memang menjadi salah satu sumber bahan bakar utama tubuh dan makronutrien penting dalam makanan yang kita konsumsi. Namun, Anda perlu mengonsumsi makanan yang mengandung karbohidrat yang lebih sehat dan ramah cerna, sebagai contoh quinoa, beras merah, kacang merah, atau lentil.

Semua itu, bisa membantu meningkatkan dan mempertahankan energi Anda untuk waktu yang lebih lama dan membantu Anda menghindari penurunan energi daripada mengonsumsi camilan yang tidak sehat.

4. Berhati-hati dengan gula

Perhatikan apa yang Anda konsumsi, termasuk sering mengecek label kemasan. Selalu ingat kalau fruktosa pada makanan juga termasuk gula. Jadi, ini semua termasuk kue, biskuit, permen, minuman panas atau sereal.

Penelitian menunjukkan bahwa meminum satu hingga dua (atau lebih) minuman manis per hari bisa meningkatkan kemungkinan berkembangnya diabetes tipe 2 sebesar 26%.

5. Perhatikan apa yang Anda masak

Masak masakan rumah mungkin lebih sehat. Hanya saja sebisa mungkin Anda wajib menggunakan makanan yang segar dan hentikan makanan kemasan dan olahan yang tinggi garam, lemak, dan gula tambahan. Semua makanan tersebut juga cenderung tinggi kalori dan tidak mengandung vitamin dan mineral alami.