Sukses

Sering Mencium Bau yang Sebenarnya Tidak Ada? Hati-hati Gejala Phantosmia

Sering mencium bau yang aneh tapi nyatanya itu halusinasi Anda? Kenali phantosmia!

Liputan6.com, Jakarta Anda sering mencium bau yang kurang sedap ketika melewati suatu daerah atau area tertentu di sekitar rumah? Namun setelah dicari-cari, ternyata tidak ada sumber bau yang ditemukan. Biasanya bau tersebut dapat tercium dari salah satu lubang hidung atau keduanya. Lalu terkadang, bau ini bisa menetap sepanjang hari maupun hilang timbul di waktu tertentu.

Seperti misalnya, Anda mungkin pernah mencium bau tidak sedap seperti bau kebakar, tapi ternyata orang-orang di sekitar Anda tidak mencium bau sama sekali. Karena tidak tahu dari mana asalnya, Anda langsung menduga bahwa Anda sedang diikuti oleh hantu atau mengaitkannya dengan hal-hal mistis lainnya.

Padahal yang sebenarnya terjadi, bisa jadi ini menyiratkan kondisi kesehatan tertentu. Di mana mungkin Anda mengalami gejala phantosmia. Melansir dari Clevelandclinic, Kamis (25/5/2023), phantosmia adalah kondisi yang bisa menyebabkan indra penciuman bisa mendeteksi bau yang sebenarnya tidak ada di lingkungan Anda. Bau ini mungkin menyenangkan, seperti wangi bunga atau parfum. Namun, ada juga yang bau tidak sedap, seperti bau asap rokok atau kentut. 

Dalam kebanyakan kasus, phantosmia tidak perlu dikhawatirkan dan akan hilang seiring waktu. Namun, dalam kasus yang jarang terjadi, ini bisa mengindikasikan gangguan kesehatan yang lebih serius, seperti penyakit Parkinson, stroke, hingga tumor otak.

Phantosmia sendiri relatif jarang terjadi. Itu membuat sekitar 10-20% gangguan yang berhubungan dengan indra penciuman. Merangkum dari beberapa sumber, kenali lebih lengkap tentang phantosmia, si gangguan halusinasi penciuman.

2 dari 5 halaman

Tanda-Tanda Phantosmia

Phantosmia bisa mengacu pada bau apapun yang Anda cium tapi sebenarnya tidak ada. Bagi sebagian orang, aroma ini bisa menyenangkan, seperti bau permen yang khas. Akan tetapi, ada juga kebanyakan orang menggambarkan bau yang tidak sedap, seperti:

  • Karet terbakar
  • Bau sampah
  • Makanan busuk
  • Roti bakar
  • Asap tembakau
  • Bahan kimia
  • Bau metalik
  • Bau makanan berjamur atau basi

Beberapa orang mendeteksi bau yang tidak dapat mereka kenali atau bau yang tidak pernah mereka sadari sebelumnya. Selain itu, kondisi ini juga bisa memengaruhi indra perasa seseorang, yang dapat menyebabkan nafsu makan berkurang hingga penurunan berat badan.

Tidak hanya itu saja, ada gejala tambahan yang bisa menyertai baunya tergantung pada penyebab yang mendasari gejala tersebut atau penyakit penyerta lainnya. Misalnya saja, phantosmia dapat terjadi pada orang yang berusia lebih muda. Hal ini dikarenakan kondisi yang berkaitan dengan stres atau gangguan kecemasan.

3 dari 5 halaman

Berbagai Penyebab Phantosmia

Phantosmia bisa terjadi akibat gangguan pada saraf penciuman di hidung atau bagian otak yang berfungsi dalam memproses rangsangan dari indra penciuman. Kondisi halusinasi penciuman ini, bisa terjadi karena beberapa sebab, yaitu:

  • Epilepsi.
  • Cedera kepala.
  • Migrain, biasanya pada migrain dengan aura.
  • Infeksi rongga sinus.
  • Rhinitis alergi.
  • Polip hidung.
  • Tumor otak.
  • Demensia, misalnya akibat penyakit alzheimer.
  • Penyakit Parkinson.
  • Stroke.
  • Efek samping obat-obatan, misalnya obat tetes hidung.
  • Gangguan psikotik, misalnya skizofrenia.

Tidak cuma beberapa gangguan di atas, beberapa penelitian juga mengungkapkan bahwa phantosmia bisa disebabkan oleh infeksi saluran napas. Sebagai contohnya akibat dari COVID-19.

Kondisi ini bisa terjadi dikarenakan virus Corona menyebabkan seseorang mengalami gangguan saraf penciuman, hingga akhirnya muncul beberapa gejala terkait penciuman. Seperti misalnya kehilangan penciuman (anosmia), kurang sensitif terhadap bau (hiposmia), atau kesalahan persepsi terhadap bau tertentu (parosmia).

4 dari 5 halaman

Ikuti Cara Ini untuk Memastikan Phantosmia atau Bukan

Biasanya Anda akan sulit membedakan apakah gangguan penciuman ini memang termasuk gejala dari phantosmia atau tidak. Dalam beberapa hal, bau aneh yang Anda cium bisa jadi sebenarnya berasal dari benda-benda yang ada di sekitar Anda, hanya saja bau tersebut sedikit tersamarkan.

Bau yang tidak berwujud ini bisa jadi berasal dari beberapa benda berikut:

  • Ventilasi udara di rumah yang kotor, sehingga Anda akan mencium bau pengap yang aneh serta mengganggu.
  • Tempat tidur baru, AC, deodoran, atau alat kosmetik baru bisa menyebabkan bau bahan kimia yang aneh.

Untuk memastikan hal ini, ketika Anda mencium bau yang tidak biasa, coba catat waktu dan jadwalnya di jurnal atau catatan di ponsel Anda. Sebagai contoh, seandainya Anda mencium bau-bau aneh di tengah malam dan sering terjadi, hal ini mungkin saja berasal dari kasur atau benda-benda lain yang ada di dalam kamar.

Jadi pada dasarnya, munculnya bau-bau aneh tersebut sebenarnya pasti ada penyebabnya. Namun mungkin, Anda bisa mengalami halusinasi penciuman sehingga Anda merasa bau-bau tersebut tidak ada sumber pastinya. 

5 dari 5 halaman

Kapan Harus Memeriksakan Diri ke Dokter?

Walaupun terdengar menyeramkan, kabar baiknya phantosmia atau halusinasi penciuman rupanya bukanlah penyakit yang serius dan mengganggu. Bahkan, gejala phantosmia biasanya akan hilang sendirinya dalam waktu beberapa minggu atau bulan setelah pertama kali dialami.

Namun, jika kondisi ini bisa mengganggu aktivitas Anda, sebaiknya segera konsultasikan juga ke dokter. Sebagai langkah awal, dokter akan menyarankan Anda untuk membilas bagian dalam hidung dengan larutan saline (air garam). Cara ini dapat berfungsi dalam membantu menghilangkan sumbatan di hidung dan meringankan gejala yang mengganggu.

Akan tetapi, bila phantosmia menjadi gejala dari COVID-19, dokter akan mencatat riwayat gejala yang pernah atau sedang dirasakan. Biasanya, dokter juga mungkin memeriksa riwayat kesehatan umum dan menanyakan tentang infeksi atau trauma yang belum lama terjadi dan gejala lain yang dialami. Saat itu, pemeriksaan dengan swab test bisa jadi dilakukan untuk memastikan apakah gejala tersebut memang disebabkan oleh COVID-19 atau bukan.