Liputan6.com, Jakarta - Media sosial merupakan platform digital yang memungkinkan individu, kelompok, atau organisasi untuk berrinteraksi, berbagi informasi, dan terhubung secara online.
Media sosial memungkinkan pengguna untuk membuat profil pribadinya dan berbagi konten seperti teks, gambar, dan video, serta berkomunikasi dengan pengguna lainnya melalui komentar, pesan pribadi, atau tanggapan terhadap konten yang dibagikan.
Media sosial dapat digunakan oleh siapa saja yang memiliki akses ke internet dan memenuhi syarat usia minimum yang ditetapkan oleh platform media sosial tertentu. Biasanya, beberapa platform memiliki kebijakan untuk membatasi pengguna bagi anak di bawah usia 13 tahun. Namun, kebijakan tersebut dapat berbeda antara platform yang satu dengan platform lainnya.
Advertisement
Tidak sedikit anak-anak di bawah umur yang menggunakan media sosial di masa sekarang, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah perkembangan teknologi dan pertumbuhan akses internet yang cepat dan luas.
Penggunaan media sosial oleh anak-anak memang dapat memberikan beberapa manfaat, tetapi juga dapat memberikan dampak negatif.
“Penggunaan media sosial pada kanak-kanak dapat menyebabkan risiko yang tinggi terhadap kesehatan mental,” kata ahli bedah di Amerika Serikat, Vivek H. Murthy.
“Tidak mungkin lagi untuk mengabaikan dampak negatif yang ditimbulkan oleh media sosial yang dialami oleh jutaan anak di dunia. Risiko dua kali lipat mungkin dapat terjadi, termasuk gejala depresi dan kecemasan,” lanjutnya.
Oleh karena itu, penting untuk mengetahui dampak negatif media sosial dan bagaimana peran orangtua untuk mengatasi hal tersebut, seperti melansir dari laman Washington Post, Senin (29/5/2023).
Dampak Negatif Media Sosial Bagi Anak
Media sosial memang memiliki dampak positif, salah satunya adalah seseorang yang dapat terhubung dengan orang lain yang memiliki identitas atau minat yang sama. Namun, di satu sisi, media sosial juga memiliki dampak negatif yang dapat memengaruhi anak-anak dan remaja, seperti:
1. Konten Tidak Pantas
Media sosial seringkali menghadirkan konten yang tidak pantas yang dapat merugikan pengguna, terutama anak-anak. Anak-anak biasanya terpapar konten yang ekstrem dan tidak pantas saat menggunakan media sosial.
Media sosial dapat menjadi tempat penyebaran konten pornografi, kekerasan seksual, atau bahkan konten perudungan dan pelecehan.
2. Memengaruhi Persepsi dan Citra Tubuh Seseorang
Media sosial dapat mengakibatkan adanya rasa ketidakpuasan terhadap tubuh, yang biasanya dialami oleh kaum perempuan. Hal ini disebabkan karena media sosial seringkali memperlihatkan standar kecantikan yang tidak realistis, dan juga adanya pengaruh perbandingan sosial.
Hal ini akan meningkatkan tekanan seseorang untuk memenuhi standar kecantikan yang ada.
3. Predator Online
Media sosial memiliki dampak negatif yang berbahaya karena adanya predator online yang berbahaya bagi anak-anak.
Predator online seringkali memanfaatkan media sosial untuk memancing anak-anak dengan cara membangun hubungan dan memanipulasinya. Ha ini akan merugikan anak-anak secara fisik, emosional, dan psikologis.
4. Mengakibatkan Kecanduan
Media sosial dapat mengakibatkan kecanduan pada anak-anak yang akan menimbulkan beberapa dampak negatif, seperti gangguan keseimbangan hidup, gangguan kesehatan mental, dan bahkan gangguan konsentrasi dan produktivitas.
Oleh karena itu, penting untuk membatasi waktu penggunaan media sosial bagi anak-anak, dan perlunya mengembangkan kebiasaan sehat dalam menggunakan teknologi.
5. Rendahnya Kualitas Tidur
Penggunaan media sosial dapat memiliki dampak negatif terhadap kualitas tidur seseorang, terutama anak-anak.
Menggunakan media sosial secara berlebih sebelum tidur dapat meningkatkan kecemasan dan membuat pikiran anak-anak tetap aktif sehingga hal ini dapat menganggu tubuh untuk memperoleh tidur yang berkualitas.
Advertisement
Solusi yang Disarankan Para Ahli
Para ahli menyarankan untuk menerapkan batas usia minimum dalam menggunakan media sosial. Hal ini tidak dilakukan oleh pengguna saja, namun penting juga untuk mendapat dorongan dari lingkungan sekitar, salah satunya adalah keluarga.
“Hal terpenting yang dapat dilakukan adalah menegakkan batas minimum usia,” kata psikolog di San Diego State University, Jean Twenge.
Dalam bukunya yang berjudul “iGen” dan “Generations,” ia mengungkapkan bahwa perlu adanya batas minimal 13 tahun dalam menggunakan media sosial. Ia juga berpendapat bahwa lebih baik lagi untuk menaikkan usia minimum menjadi 16 tahun karena menurutnya hal tersebut dapat membuat perbedaan yang besar.
Melalui penerapan solusi yang disampaikan oleh Jean Twenge, diharapkan anak-anak dapat mengembangkan hubungan yang sehat dengan media sosial sehingga dapat meminimalisir dampak negatif yang ada.
Penting juga untuk melakukan komunikasi dua arah dengan anak, dan memberikan dukungan dalam mengatasi tantangan terkait penggunaan media sosial.
Saran untuk Orangtua
Para Ahli memberikan saran kepada orangtua untuk memoderasi waktu di depan layar penggunaan media sosial. Buatlah batasan-batasan di mana dan kapan anak-anak dapat menggunakan ponsel.
Hal ini dilakukan untuk menjaga kualitas tidur, fisik, dan mental seorang anak. Selain hal tersebut, ada beberapa saran yang diberikan para ahli untuk orangtua dalam meminimalisir penggunaan media sosial:
1. Contohkan Perilaku Baik
Anak-anak biasanya mencontoh perilaku atau hal yang dilakukan oleh orangtua. Oleh karena itu, orangtua harus memiliki hubungan yang baik dalam menggunakan media sosial.
Orangtua harus dapat membangun hubungan positif di media sosial dan hindari menghabiskan terlalu banyak waktu di media sosial.
2. Mematikan Ponsel Sebelum Tidur
Minta anak Anda untuk mematikan ponsel sebelum tidur. Ponsel pintar dan tablet membuat anak-anak terjaga di malam hari, memotong waktu penting untuk memejamkan mata, kata para ahli.
“Terlalu banyak anak-anak yang kehilangan waktu tidur mereka. Satu dari tiga anak tidur hingga lewat tengah malam karena bermain ponsel,” jelas Murthy, seorang peneliti.
Oleh karena itu, penting bagi seorang anak untuk membatasi penggunaan media sosial sebelum tidur. Disarankan untuk menetapkan waktu yang konsisten dalam menggunakan media sosial, dan menjauhkan ponsel dari tempat tidur. Dengan begitu, kualitas tidur anak akan meningkat.
Advertisement