Sukses

Studi: Orang yang Suka Melakukan Ini Dianggap Membosankan

Sebuah studi baru tentang ilmu kebosanan yang dilakukan di University of Essex dan diterbitkan dalam Personality and Social Psychology Bulletin baru saja mengugkapkan pekerjaan, karakteristik, dan hobi yang umumnya dianggap paling membosankan.

Liputan6.com, Jakarta - Jika Anda pernah berjuang untuk menarik teman atau hubungan baru, hobimu mungkin ada hubungannya dengan itu. Memang, hiburan tertentu yang membosankan secara stereotip  bisa menyebabkan stigma sosial yang menghambat kesuksesan, menurut penelitian terbaru.

Melansir dari Best Life, Jumat (2/6/2023), penelitian terbaru mengungkapkan bahwa orang- orang menganggap menonton TV, mengamati burung dan menjalankan ibadah menjadi yang paling membosankan.

Sebuah studi baru tentang ilmu kebosanan yang dilakukan di University of Essex dan diterbitkan dalam Personality and Social Psychology Bulletin baru saja mengugkapkan pekerjaan, karakteristik, dan hobi yang umumnya dianggap paling membosankan di antara semua profesi, kualitas dan hiburan.

Dengan umpan balik dari 500 orang dalam lima percobaan, para peneliti menemukan bahwa orang-orang secara keseluruhan berpikir bahwa hobi yang paling membosankan adalah pergi beribadah, menonton TV dan mengamati burung.

Selanjutnya, makalah tersebut menemukan bahwa responden menganggap orang yang tinggal di kota kecil lebih membosankan dibandingkan dengan orang yang tinggal di lingkungan perkotaan besar.

Dan ditemukan bahwa pekerjaan yang dianggap paling membosankan adalah di bidang analisis data, akutansi, kebersihan dan perbankan.

Jadi jika digabungkan, itu berarti hasil survei mencerminkan sentimen bahwa orang yang membosankan secara keseluruhan adalah pekerja entri data religius yang tinggal di kota kecil dan suka menonton TV.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Orang yang dianggap membosankan mengalami kesulitan berteman

Dosen di departemen psikologi di Universitas tersebut, Wijand Van Tilburg, PhD, memprakarsai penelitian ini sebagai cara untuk melihat stigma kebosanan yang dirasakan dan bagaimana hal itu bisa memengaruhi orang dengan cara yang berarti.

Memang, penelitian mengungkapkan bahwa orang yang membosankan secara stereotip umumnya tidak disukai, orang ingin menghindarinya karena prasangka tentang kepribadian mereka dan energi yang mereka bawa ke lingkungan sosial.

"Makalah ini menunjukkan betapa persuasif persepsi kebosanan dan apa dampaknya terhadap orang-orang," tulisnya.

"Persepsi bisa berubah tetapi orang mungkin tidak meluangkan waktu untuk berbicara dengan mereka yang memiliki pekerjaan dan hobi membosankan, malah memilih untuk menghindarinya. Mereka tidak mendapat kesempatan untuk membuktikan bahwa orang salah dan mematahkan stereotip negatif ini," sambungnya.

Dia menambahkan fakta bahwa orang memilih untuk menghindarinya bisa menyebabkan pengucilan sosial dan meningkatkan kesepian yang menyebabkan dampak yang sangat negatif pada kehidupan mereka.

 

3 dari 3 halaman

Orang yang membosankan secara stereotip juga dianggap dingin dan kurang kompeten

Studi ini juga menunjukkan bahwa menjadi orang yang dianggap membosankan akibatnya menghadapi lebih banyak tantangan: Orag cenderung berpikir secara stereotip membosankan juga kurang kompeten dengan tingkat kehangatan interpersonal yang rendah.

Akibatnya, orang yang dianggap membosankan mungkin berisiko lebih besar mengalami bahayya, kecanduan, dan masalah kesehatan mental karena terpinggirkan.

"Sangat menarik bagi saya untuk melihat penelitian yang menunjukkan bahwa orang yang membosankan dianggap tidak kompeten," tulis Dr. Van Tilburg.

"Kenyataannya adalah orang-orang seperti bankir dan akuntan sangat cakap dan memiliki kekuasaan dalam masyarakat--mungkin kita harus mencoba untuk tidak mengecewakan mereka dan menganggap mereka membosankan," lanjutnya.

Di sisi lain, survei tersebut juga menilai lima pekerjaan paling menarik menurut persepsi umum. Pekerjaan pertama yang paling menarik, ternyata, adalah seni pertunjukan.

Pekerjaan paling menarik berikutnya secara berurutan adalah di bidang sains, jurnalisme, kesehatan dan pengajaran.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.