Liputan6.com, Jakarta - Istilah love language atau bahasa cinta tentu terdengar familiar. Istilah ini pertama kali diperkenalkan pada 1995 oleh seorang konselor pernikahan bernama Gary Chapman.
Namun, apakah Anda sendiri pernah mendengar istilah baru dan mungkin masih terdengar asing, seperti apology language? Kalau belum, maka artikel ini wajib disimak dan dibaca sampai habis supaya hubungan Anda dan pasangan juga bisa berjalan dengan lancar.
Baca Juga
Hampir mirip seperti love language, apology language atau bahasa permintaan maaf ini merupakan sebuah cara untuk mengungkapkan permintaan maaf yang bisa diterima oleh masing-masing individu.
Advertisement
Sistem bahasa ini diteliti dan dikembangkan oleh konselor dan pencipta bahasa cinta Gary Chapman, Ph.D., dan psikolog Jennifer Thomas, Ph.D., untuk menawarkan berbagai pendekatan dalam meminta maaf.
Selain perlu mengenal love language, Anda juga perlu mengetahui bahwa apology language setiap orang juga berbeda-beda. Dengan mengetahui apology language Anda dan pasangan, bisa mengetahui bagaimana cara menyikapi sikap permohonan maaf yang bisa diterima oleh masang-masing. Selain itu, tingkat kesalahpahaman yang bisa muncul di dalam hubungan juga bisa diminimalisasi, lho.
Nah, supaya Anda tidak salah memahami bahasa permintaan maaf pasangan dan mengganggu romansa yang sedang terjalin, maka Anda harus mengenal lebih jauh dulu mengenai tipe-tipe apology language.
Oleh karena itu, ketahui lima tipe apology language atau cara menyampaikan maaf, seperti melansir dari Mind Body Green, Sabtu (25/6/2023).
1. Expressing Regret (Mengekspresikan Penyesalan)
Bahasa permintaan maaf yang pertama yaitu expressing regret atau mengungkapkan penyesalan. Hal ini merupakan tindakan seperti mengucapkan kata maaf. Meskipun terkesan sederhana, tapi ada beberapa orang yang tidak bisa mengungkapkan langsung penyesalan mereka.
Jenis permintaan maaf ini juga melibatkan rasa sakit dari tindakan yang sudah dilakukan hingga menunjukkan penyesalan. Namun, mengungkapkan penyesalan tidak dihitung jika seseorang menyesal karena sudah ketahuan berbuat kesalahan. Â
Expressing regret bisa menjadi apology language Anda jika:
- Anda ingin membuat seseorang mengakui luka yang sudah mereka timbulkan.
- Anda ingin melihat seseorang dengan tulus menyatakan bahwa mereka menyesali tindakan mereka.
- Anda ingin merasa emosi yang dirasakan juga diakui.
Advertisement
2. Accepting Responsibility (Menerima Tanggung Jawab)
Bahasa permintaan maaf yang kedua, yaitu accepting responsibility atau menerima tanggung jawab. Yaitu kondisi di mana seseorang dengan sungguh-sungguh mengakui bahwa mereka telah mengakui kesalahan dengan apa yang sudah dilakukan sebelumnya.
Bagi seseorang yang bertipe ini, mereka harus dapat menjelaskan apa yang sempat dilakukan ternyata salah dan disertai dengan alasan mengapa itu salah.
Accepting responsibility bisa menjadi apology language Anda jika:
- Anda ingin seseorang juga merasakan atas luka yang mereka timbulkan.
- Anda ingin orang tersebut bisa menyatakan kesalahan mereka, demi membuktikan bahwa mereka dapat belajar dari kesalahan tersebut.
- Anda tidak suka mendengar alasan.
3. Making restitution (Membuat Restitusi)
Bahasa permintaan maaf yang ketiga yaitu making restitution atau membuat restitusi. Hal ini juga termasuk upaya dalam hal memperbaiki situasi. Sama seperti "ganti rugi," membuat restitusi seperti skenario permintaan maaf jika ada sesuatu yang hilang atau rusak dan yang meminta maaf wajib menawarkan pengganti barang tersebut.
Sifatnya juga bisa serius jika seseorang merasa dikhianati dan orang yang melakukannya perlu melakukan sesuatu untuk menebusnya.
Making restitution bisa menjadi apology language Anda jika:
- Anda ingin seseorang membuktikan bahwa mereka bersedia untuk memperbaiki masalah.
- Anda menganggap penting bahwa pelaku dapat "memperbaiki keadaan kembali," apa pun bentuknya.
- Anda ingin seseorang bisa memimpin dalam suatu situasi.
4. Genuinely Repenting (Pertobatan yang Tulus)
Bahasa permintaan maaf selanjutnya yaitu genuinely repenting atau pertobatan yang tulus. Bukan hanya kata maaf, mereka yang memiliki tipe ini biasanya membutuhkan lebih dari sekadar kata-kata yang terucap, tapi juga perubahan perilaku dari pasangan.
Selain itu, permintaan maaf ini juga bisa menjadi jaminan agar mereka tidak lagi dikecewakan di masa yang akan datang.Â
Genuinely repenting bisa menjadi apology language Anda jika:
- Anda membutuhkan bukti bahwa seseorang tumbuh dan bekerja menuju perubahan.
- Anda perlu jaminan bahwa Anda tidak akan dikecewakan di lain waktu.
- Kata-kata tidak cukup untuk Anda.
5. Requesting forgiveness (Memohon Pengampunan)
Sekarang, bahasa permintaan maaf yang terakhir yaitu requesting forgiveness atau memohon pengampunan. Seseorang yang memiliki tipe apology language ini membutuhkan waktu dalam memproses rasa sakit hati yang mereka rasakan sebelum bisa memaafkan dan membuatnya kembali normal.Â
Meskipun kebanyakan tipe ini tidak akan menolak permintaan maaf sama sekali, yang patut diketahui ialah tipe ini butuh waktu dan ruang sendiri untuk benar-benar siap menerima makna maaf.Â
Requesting forgiveness bisa menjadi apology language Anda jika:
- Anda belum cukup siap untuk rekonsiliasi.
- Anda membutuhkan lebih banyak dari permintaan maaf.
- Anda perlu tahu bahwa seseorang yang meminta maaf harus bersedia menunggu sampai Anda benar-benar siap.
Advertisement