Liputan6.com, Jakarta - Sebelum mengucapkan ijab kabul atau janji pernikahan di hadapan para saksi dan tamu, Anda tentunya sudah meyakinkan diri bahwa pria atau wanita pilihan Anda merupakan "the one" dan ingin menghabiskan waktu selama-lamanya. Baik suka ataupun duka.
Akan tetapi, saat sudah menjalaninya, tentu tidak seindah dengan yang sering diperlihatkan dalam drama. Seperti dalam sebuah hubungan, semua pernikahan pun juga mengalami pasang surut. Saat awal pernikahan, mungkin Anda sedang berada di fase honeymoon dan semua terasa indah.
Baca Juga
Namun setelah fase tersebut selesai dan kenyataan mulai muncul, maka tidak ada yang lagi sama. Tantangan ini harus Anda dan pasangan jalani berdua agar pernikahan bisa berjalan langgeng dan harmonis. Tentunya juga dibutuhkan kesabaran dalam menjalaninya.
Advertisement
Mungkin memang tidak terasa mudah, tapi semua ini tentunya demi kebaikan bersama. Melansir dari Loving At Your Best, Rabu (28/6/2023), banyak konselor pernikahan yang menyarankan bahwa dengan mengetahui tahun-tahun sulit dalam pernikahan bisa membantu pasangan agar mengatasi tantangan tersebut.Â
Apalagi tidak seperti pacaran, tentunya tidak semudah itu untuk memutuskan hubungan dengan pasangan setelah menikah. Oleh karenanya, kenali dan berhati-hati terhadap usia pernikahan yang patut diwaspadai oleh kalian berdua.
Tidak terkecuali untuk Anda yang sedang mempertimbangkan dan merencanakan pernikahan, artikel ini juga perlu Anda baca, lho! Jadi, tahun pernikahan yang keberapa yang paling sulit?
Tahun Pertama Pernikahan
Jika menyebut usia rawan pernikahan, tahun pertama menjadi salah satu jawabannya. Di mana tahun ini bisa jadi cukup menantang karena merupakan tahun transisi Anda bersama pasangan. Sekalipun kalian berdua sudah lama saling mengenal misalnya karena sudah berpacaran bertahun-tahun, tapi pasti ada perbedaan besar dalam tingkat komitmen di dalam pernikahan.
Anda mungkin masih dalam tahap bulan madu, tetapi setelah 10 atau 11 bulan bersama, kenyataan kehidupan pernikahan akan Anda hadapi. Saat inilah, Anda harus menyelesaikan masalah yang akan melibatkan keuangan, karier, keterlibatan bersama, dan banyak hal lainnya. Selain itu, ada juga perlu menghitung pengeluaran dalam mengurus rumah dan biaya hidup Anda lainnya, seperti tagihan makanan dan utilitas dapat menjadi beberapa masalah yang akan Anda dan pasangan hadapi bersama.
Advertisement
Tahun Ketiga dan Tahun Kelima Pernikahan
Selamat jika berhasil melewati dua tahun pertama pernikahan! Karena tahun ketiga dan kelima bisa jadi akan lebih sulit. Di masa-masa ini biasanya menjadi fase di mana Anda dan pasangan akan merencanakan memiliki anak. Ada juga yang sudah memiliki anak dan berjuang dalam membesarkannya. Anda pun juga memiliki tanggung jawab terhadap pekerjaan.
Membagi perhatian dan energi antara bekerja, memenuhi kebutuhan anak, melakukan pekerjaan rumah tangga bisa sangat melelahkan. Ini juga merupakan tahap di mana sebagian besar pasangan akan mempertimbangkan untuk memiliki rumah yang lebih besar serta mengalami kehidupan seks yang semakin berkurang. Ketika merasa kewalahan di fase ini, banyak pasangan mungkin mempertimbangkan untuk bercerai.
Hampir 20% perceraian terjadi selama lima tahun pertama. Alasan umum yang menyebabkan masalah selama ini termasuk perhatian yang terbagi, komunikasi yang buruk, perbedaan pendapat tentang tanggung jawab, mertua yang sombong, dan rencana hidup yang sudah bertentangan.
Studi lain menunjukkan bahwa lebih dari 67,5% pernikahan berakhir dengan perceraian karena komunikasi yang buruk, diikuti oleh ketidakmampuan menyelesaikan masalah sebesar 43%. Namun, jika berhasil melewati fase ini berarti pernikahan Anda jauh lebih kuat. Sebab, Anda telah belajar untuk memecahkan masalah bersama, berhasil merencanakan keluarga Anda, dan berbagi tanggung jawab keuangan keluarga.
Â
Tahun Ketujuh dan Kedelapan Pernikahan
Angka "tujuh" seperti angka keramat dalam pernikahan. Berdasarkan data, rata-rata lama perkawinan pertama pada laki-laki adalah 7,8 tahun, sedangkan pada perempuan adalah 7,9 tahun. Jika menjalani pernikahan kedua, usia pernikahan pun tidak terlalu jauh. Rata-rata 7,3 tahun untuk pria dan 6,8 tahun untuk wanita. Lantas, apa yang terjadi selama ini yang berujung pada perpecahan rumah tangga?Â
Selama masa-masa tersebut, bisa jadi pasangan tidak lagi tertarik satu sama lain seperti dulu. Ditambah lagi dengan adanya stres tambahan akibat bekerja dan membesarkan anak yang bisa terbawa ke dalam hubungan.
Bagi sebagian besar pasangan, dalam tujuh tahun pernikahan menjadi tahap di mana mereka mulai menyekolahkan anak, dan rutinitas sehari-hari mereka mengantar dan menjemput anak ke sekolah, berangkat kerja, dan pulang kembali ke rumah. Akibatnya semua rutinitas tersebut menjadi terlalu monoton dan tidak menarik lagi.
Selain itu, kebosanan terhadap pasangan juga akan muncul. Selain itu, kehidupan seks yang berubah, membesarkan anak, mengejar karier, dan mencapai tujuan dapat menghalangi keintiman pasangan suami-istri.Â
Untungnya, pasangan yang melewati tahun ketujuh dan kedelapan pernikahan mereka seharusnya memiliki hubungan yang lebih lama dan lebih bahagia.
Advertisement