Sukses

Krisis Tenaga Kerja Akut di Jepang, Perusahaan Sampai Pekerjakan Karyawan Berusia 70 Tahun

Krisis tenaga kerja di Jepang membuat perusahaan harus mempekerjakan karyawan tua

Liputan6.com, Jakarta Di Jepang, populasi yang menua telah menciptakan krisis tenaga kerja besar-besaran di negara tersebut. Jepang, bagaimanapun, telah menemukan solusi dalam masalah itu sendiri: Pekerjakan pekerja yang lebih tua.

Tahun lalu, empat dari 10 perusahaan mempekerjakan orang berusia 70 tahun atau lebih, Nikkei melaporkan, mengutip Kementerian Kesehatan, Perburuhan dan Kesejahteraan.

Ini bukan pilihan yang ideal, mengingat pekerja yang lebih tua lebih rentan terhadap kecelakaan di tempat kerja, tetapi pilihannya sedikit dan jarang. Pelemahan Yen telah membuat Jepang menjadi tempat kerja yang tidak menarik bagi orang asing dan juga mendorong pemuda Jepang mengejar pekerjaan dengan gaji lebih tinggi untuk pergi ke luar negeri sehingga menjadi sebuah pukulan ganda.

Yang menambah masalah adalah rendahnya partisipasi tenaga kerja perempuan, yang cenderung mengalami kesenjangan upah gender dan kurangnya dukungan dalam memajukan karier mereka.

Perusahaan yang diminati: Perusahaan Jepang yang menghapus batasan usia pekerja

Pada tahun 2013, Jepang menambahkan fleksibilitas pada usia pensiun 60 tahun untuk memungkinkan karyawan tetap bekerja sampai mereka berusia 65 tahun jika mereka menginginkannya. Langkah tersebut menarik reaksi dari perusahaan yang melihat tambahan lima tahun sebagai beban biaya.

Untuk menyiasati ketentuan tersebut, beberapa mulai mempekerjakan kembali pekerja dengan kontrak baru, seringkali dengan gaji lebih rendah dan kondisi yang lebih buruk, setelah mereka berusia 60 tahun. Salah satu perusahaan yang melakukannya adalah Sumitomo Chemical, yang membuat karyawannya melamar kembali pekerjaan mereka setelah mereka berusia 60 tahun. tetapi membayar mereka hanya 40% sampai 50% dari gaji mereka.

Namun kekurangan tenaga kerja membuat karyawan yang lebih tua lebih diminati, dan Sumitomo Chemical akan secara bertahap menaikkan usia pensiunnya menjadi 65 tahun dari 60 tahun saat ini dengan gaji penuh.

Pergeseran telah terjadi selama beberapa tahun terakhir. Pada tahun 2021, YKK Group, pembuat ritsleting terbesar di dunia, menghapus batas usia pensiun untuk stafnya, dengan rantai toko elektronik Nojima, yang mengizinkan pekerja tetap tinggal sampai mereka berusia 80 tahun pada tahun 2020, mengikutinya.

Nojima sekarang mempekerjakan sekitar 30 pekerja berusia 70 tahun atau lebih, termasuk tiga orang yang setidaknya berusia 80 tahun.

“Kegagalan memanfaatkan orang tua adalah pemborosan,” kata Yutaka Tajima, salah satu direktur Nojima, kepada Nikkei.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

6 Budaya Jepang Paling Terkenal yang Wajib Diketahui Wisatawan

Jepang terkenal memiliki salah satu budaya terkaya dan paling menarik di dunia. Banyak praktik dan tradisi kuno negara ini yang masih utuh sampai sekarang yang membantu membentuk gaya hidup Jepang yang unik dan persepsi global.

Sementara sebagian besar orang Barat memikirkan sushi, samurai, dan pegulat sumo ketika mereka berpikir tentang budaya Jepang, gagasan ini hampir tidak menggores permukaan orang Jepang dan budaya mereka yang beraneka ragam.

BJika Anda sedang bersiap-siap untuk berlibur ke Negeri Matahari Terbit, menuju ke sana untuk keperluan bisnis, atau sekedar ingin mewaspadai dan menghormati masyarakat negeri ini, berikut deretan tradisi dan ritual yang perlu Anda ketahui untuk berbaur dengan penduduk setempat dan tidak mengalami culture shock ketika berada di sana.

Dilansir dari The Japanese Shop, Selasa (15/8/2023), berikut ulasannya.

Selengkapnya...

3 dari 3 halaman

Selain Jadi Tradisi, Ini 7 Alasan Orang Jepang Duduk di Lantai Saat Makan

 Kebanyakan keluarga Jepang duduk di lantai saat makan dan kemungkinan besar Anda tidak akan menemukan kursi, bahkan di restoran bintang 5 di Jepang.

Duduk di lantai saat makan bukan hanya karena rumah orang Jepang biasanya berukuran sangat kecil, tapi ini telah menjadi tradisi Jepang zaman dulu yang hingga kini masih melekat.

Duduk di kursi yang empuk saat makan memang sangat nyaman, tapi itu belum tentu baik untuk kesehatan. Tak heran jika kebiasaan duduk di lantai saat makan memiliki banyak manfaat kesehatan yang mungkin ingin Anda coba.

Berikut beberapa alasan orang Jepang duduk di lantai saat makan, seperti melansir dari Bright Side, Selasa (15/8/2023). 

Selengkapnya...

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.