Sukses

Kamu Pebisnis Pemula? Terapkan Teknik Retorika Ini dalam Pemasaran Produkmu!

Aristoteles telah menciptakan tiga mode persuasi atau disebut sebagai segitiga retoris yang dirancang untuk menarik pemikiran yang berbeda dan mencapai hasil persuasif yang berbeda pula yang bermanfaat untuk pemasaran produk.

Liputan6.com, Jakarta - Tahukah kamu, menjual produk atau layanan dengan menggunakan bahasa yang meyakinkan dan berpengaruh dalam iklan produkmu adalah suatu keharusan yang patut kamu perhatikan. Kemampuan memengaruhi orang lain melalui bahasa merupakan modal utama yang harus dimiliki pebisnis pemula.

Hal ini dikarenakan dalam suatu iklan produk, bahasa digunakan sebagai sarana komunikasi antara produsen dengan konsumen. Kata-kata dari sebuah iklan menghasilkan makna denotatif yang hanya bertujuan menyampaikan informasi dan makna konotatif yang melibatkan perasaan, emosi, dan nilai-nilai budaya. Semua ini membentuk sebuah proses komunikasi yang mempunyai kekuatan penting sebagai sarana pemasaran dalam bentuk informasi yang bersifat persuasif.

Gaya hidup masyarakat yang semakin konsumtif memberikan peluang kepada pebisnis untuk berlomba-lomba menawarkan produknya. Pebisnis akan berusaha meningkatkan keahlian dan kreatifitasnya untuk membuat iklan sebagai alat komunikasi dengan menggunakan bahasa yang menarik sehingga dapat menyakinkan dan memikat calon konsumen.

Namun, bagaimana cara paling efektif untuk menarik pembeli dalam tulisan produkmu? Melansir dari halaman ClickThrough, menggunakan retorika pada iklan produk merupakan cara efektif untuk meyakinkan calon konsumen terhadap kualitas suatu produk.

Menurut Kamus Bahasa Inggris Oxford, retorika adalah seni menggunakan bahasa secara efektif untuk membujuk atau memengaruhi orang lain, terutama eksploitasi kiasan dan teknik komposisi lainnya untuk tujuan tertentu. Singkatnya, retorika adalah seni berbahasa yang bersifat persuasi.

 

 

2 dari 4 halaman

Lebih Dekat dengan Teknik Retorika Aristoteles

Sebagai guru dari Aristoteles, Plato mendefinisikan retorika sebagai seni mengatur pikiran manusia. Definisi Plato terhadap retorika ini menjadikan retorika dianggap sebagai seni manipulatif. Oleh karena itu, tidak jarang retorika saat itu digunakan untuk kampanye pemasaran yang efektif.

Selaras dengan itu, Aristoteles mendefinisikan retorika sebagai kemampuan mengamati dalam kasus tertentu dan menunjukkan bahwa mereka yang ahli dalam retorika harus mampu menyesuaikan pesan yang ingin disampaikan dengan calon pendengar yang menjadi sasaran. Sebagai ahli retorika, Aristoteles telah menciptakan tiga mode persuasi atau disebut sebagai segitiga retoris yang dirancang untuk menarik pemikiran yang berbeda dan mencapai hasil persuasif yang berbeda pula. Segitiga retoris itu terdiri atas ethos, phatos, dan logos. Yuk, kita bahas cara kerja dari ketiga mode persuasi ini!

1. Ethos – DayaTarik Etis

Daya tarik persuasif ini mengacu pada seberapa dapat dipercaya atau kredibel seorang penjual produk dan seberapa berpengetahuan kamu tentang suatu subjek. Kamu dapat membangun ethos ini dengan memberitahu pengalaman yang sudah dicapai perusahaan ataupun keunikan yang usaha kamu miliki.

Selain itu, pemasaran dengan memanfaatkan tokoh publik juga merupakan cara yang baik untuk memanfaatkan daya tarik ethos karena bekerja dengan tokoh publik dapat memberikan validasi dan kredibilitas dari produk dan usaha kamu.

 

3 dari 4 halaman

2. Pathos - Daya Tarik Emosional

Daya tarik ini mengacu pada emosi, minat, imajinasi, dan simpati pembaca. Gunakanlah anekdot yang menarik, bermainlah dengan bahasa yang emosional, dan piculah respons imajinatif dari pembaca atau calon pembeli dengan menawarkan argumen yang meyakinkan. Hindari penggunaan jargon dan kalimat yang rumit. Menggunakan teknik ini akan membangkitkan emosi positif calon konsumen terhadap produk kamu karena iklan produkmu berhasil memengaruhinya.

3. Logos – Daya Tarik Logis

Daya tarik ini mengacu pada kejelasan pesan yang kamu gambarkan dan seberapa efektif bukti pendukung yang kamu miliki. Kejelasan ini sangat berguna saat memproduksi iklan produk karena calon konsumen cenderung memerlukan pembenaran untuk membelanjakan uang mereka. Lampirkanlah fakta, data, dan spesifikasi dari produk kamu, seperti testimoni produk dari pelanggan sebelumnya. Semakin valid bukti yang kamu lampirkan, semakin kuat dan persuasif pula iklan produkmu bagi calon konsumen.

Kunci untuk menghasilkan konten iklan yang efektif adalah dengan menggunakan kombinasi terbaik dari ketiga daya tarik retoris. Pendekatan ini bertujuan memungkinkan keseimbangan sempurna antara kredibilitas, emosi, dan logika sebagai strategi iklan yang kuat.

4 dari 4 halaman

Tips Menggunakan Bahasa yang Baik dalam Iklan Produk

Fungsi bahasa dalam iklan produk harus dilihat sebagai sebuah komunikasi untuk persuasi dan mempunyai kedudukan yang bervariasi. Teks iklan lebih leluasa untuk berkembang sebagai sebuah retorika. Sebagai bahasa persuasif, teks iklan harus dikembangkan agar memiliki kekuatan retorika yang besar. Untuk melengkapi tiga mode persuasif dari Aristoteles tadi, ada tiga tips menggunakan bahasa yang baik dalam iklan produk, dilansir dari halaman Precision Marketing Groups pada Sabtu (19/08/23).

1. Singkat dan objektif

Gunakanlah kalimat yang singkat, dilengkapi dengan fakta dan gaya penulisan yang menarik.

Contohnya, gunakanlah kalimat seperti ini,

"Dengan keahlian dan efisiensi, (nama produk/layanan) siap memberi layanan yang Anda butuhkan dan pengalaman yang Anda inginkan."

2. Jadilah Langka

Semakin sedikit sesuatu, semakin banyak nilainya. Gunakanlah gaya atau ciri khas dari usaha atau produk kamu karena gaya bahasa yang kamu gunakan dalam penyampaian informasi akan menarik perhatian pada keunikan dari produk kamu.

Contohnya, gunakanlah kalimat seperti ini,

"Izinkan (nama produk/layanan) mencoret sesuatu dari daftar tugas Anda."

3. Letakkan Wajah Manusia pada Komunikasi Tertulis Anda

Cara yang baik untuk mengekspresikan nilai-nilai produk kamu ialah dengan mengunakan kata ganti orang sehingga calon konsumen merasa tidak ada batasan dengan produsen. Gunakanlah kata ganti orang, seperti "kami" dan "kita" daripada membatasi diri pada sudut pandang orang ketiga.

Contohnya, gunakanlah kalimat seperti ini,

"Pada (nama produk/layanan) ini, kami berdedikasi untuk kepuasan pelanggan kami."

Pada dasarnya, pemasaran itu bersifat retoris. Untuk menciptakan kepercayaan antara kamu dengan calon konsumen saat menggunakan teknik retoris, kamu harus membedakan antara persuasi dan komunikasi. Retorika bukanlah tentang manipulasi, retorika ini perihal ketulusan, gaya, dan resonansi.