Liputan6.com, Jakarta - Ayu Utami adalah seorang penulis Indonesia yang dalam karyanya selalu mengeksplorasi tema feminisme, patriarki, termasuk seksualitas perempuan. Seperti salah satu novel berjudul Larung yang merupakan salah satu novel terlaris Ayu Utami yang menampilkan ciri khas penulis yang menyentuh tema feminisme.
Setelah sukses dengan novel sebelumnya, Saman, Ayu Utami kembali menghadirkan kisah keempat sahabat perempuan yang berusaha untuk memberontak terhadap nilai yang ada di masyarakat. Lebih tepatnya pemberontakan yang dialami oleh kaum perempuan untuk mencoba mengungkapkan eksistensi perempuan terhadap budaya patriarki.
Keempat perempuan dalam novel ini memiliki karakteristik yang berbeda. Shakuntala seorang penari yang handal, Yasmin yang bekerja sebagai pengacara serta aktifis hak asasi manusia, Laila yang bekerja sebagai fotografer, dan terakhir Cok yang bekerja sebagai pengusaha. Konflik yang terjadi pada mereka cukup rumit mulai dari perselingkuhan, politik, komunisme, dan segala aturan serta tata adat yang membelenggu mereka.
Advertisement
Kelima tokoh perempuan yang digambarkan oleh Ayu Utami memiliki latar belakang kehidupan yang berbeda-beda. Namun, mereka memiliki ini masalah yang serupa, yaitu dalam masalah seksualitas. Novel ini mencoba untuk memberi titikk tengah bagaimana perempuan dalam sebuah karya sastra diposisikan melalui kacamata feminis.
Secara keseluruhan, novel Larung membahas tentang diskriminasi yang dialami oleh kaum perempuan secara terperinci. Ayu Utami berhasil mempresentasikan relasi gender yang mengarah kepada perempuan superior, perempuan yang berusaha untuk terlepas dan melawan budaya patriarki.
Penggambaran Tokoh Perempuan dalam Novel Larung Karya Ayu Utami
1. Pada tokoh perempuan: Laila
Dari kisah Laila, penulis ingin menggambarkan bahwa laki-laki memang memiliki pengaruh yang sangat kuat dalam kehidupan perempuan. Laila digambarkan sebagai perempuan yang rapuh setelah ditinggalkan dan dikecewakan oleh laki-laki. Dalam hal ini penulis ingin mengatakan kepada semua perempuan bahwa memang di beberapa kasus, patriarki ini melemahkan jiwa dan kehidupan seorang perempuan.
2. Pada tokoh perempuan: Cok
Cok digambarkan oleh penulis sebagai perempuan yang haus seks dan sering sekali tidur dengan banyak lelaki di sepanjang hidupnya. Penulis menggambarkan bagaimana perlawanan patriarki lewat tokoh Cok dengan cara melakukan hal yang biasanya dilakukan oleh laki-laki.
Dalam novel ini, tokoh Cok memiliki pemikiran bahwa perempuan selalu menjadi objek sasaran laki-laki dan perempuan selalu disalahkan tidak berhak untuk melakukan suatu pembelaan. Seperti lelaki yang tidur dengan banyak wanita akan dianggap sebagai jantan, tetapi ketika perempuan yang tidur dengan banyak lelaki disebut pekerja seks komersial.
Advertisement
Penggambaran Tokoh Perempuan dalam Novel Larung Karya Ayu Utami
3. Pada tokoh perempuan: Shakuntala
Shakuntala lahir di keluarga dengan didikan patriarki yang begitu mengakar sehingga hal tersebut sangat berpengaruh terhadap cara berpikirnya dan kepribadiannya. Shakuntala merasa bahwa laki-laki selalu berada diatas perempuan dalam hal apapun, lelaki adalah makhluk yang berkuasa atas segala hal.
Sampai suatu hari ia memiliki keinginan untuk menjadi lelaki dan percaya bahwa dalam diri manusia tidak hanya ada satu jiwa, begitu juga dengan jiwa dalam dirinya.
4. Pada tokoh perempuan: Yasmin
Yasmin digambarkan oleh penulis sebagai tokoh yang cantik, pintar, pengacara sekaligus aktivis hak asasi manusia, dan bisa dikatakan bahwa kehidupan Yasmin ini sangat berbeda dengan ketiga tokoh perempuan lainnya karena Yasmin sudah menikah. Namun di balik kepdibadian dirinya yang dianggap sempurna, ia memiliki fantasi seksual yang berbeda dengan perempuan lainnya. Yasmin adalah seorang masokisme.
Kesimpulan Novel Larung Karya Ayu Utami
Dari semua tokoh perempuan yang digambarkan Ayu Utami, penulis ingin mengungkapkan masalah yang sering kali dialami oleh perempuan, di mana sering kali kita melihat bahwa adanya tuntutan kesederajatan antara perempuan dan laki-laki. Tuntutan ini terjadi karena adanya perbedaan peran, hak, bahkan kekuasaan sehingga menempatkan laki-laki dan perempuan pada kedudukan yang tidak setara.
Dengan gaya penulisan yang indah dan alur cerita yang menarik, tak diragukan lagi bahwa Larung merupakan novel yang tidak dapat dilewatkan begitu saja. Novel ini mengajak pembaca untuk merefleksikan moralitas dan menggugat sistem patriarki yang berlaku selama ini.
Advertisement