Liputan6.com, Jakarta - Penguasaan literasi dalam segala aspek kehidupan dapat menjadi hal utama dalam kemajuan peradaban suatu bangsa, terutama literasi keuangan. Perempuan, sebagai agen perubahan yang memberikan pengaruh cukup besar, memiliki peranan penting dalam peningkatan kualitas literasi keuangan Indonesia.
Menurut data survei nasional literasi dan inklusi keuangan tahun 2022 yang dilakukan oleh OJK, menunjukkan indeks literasi keuangan masyarakat Indonesia sebesar 49,68%, sementara indeks inklusi keuangan tahun itu mencapai 85,10%. Hal ini tentunya menunjukkan gap antara tingkat literasi dan tingkat inklusi semakin menurun, dari 38,16% di tahun 2019 menjadi 35,42% di tahun 2022.
Untuk menanggulangi permasalahan tersebut, PT Visa Indonesia menyelenggarakan peluncuran program literasi keuangan bernama "Ibu Berbagi Bijak 2023" pada Kamis (31/08/23) secara daring melalui zoom meeting.
Advertisement
Program ini merupakan kelanjutan dari kampanye sebelumnya yang sudah ada sejak 2017 lalu dengan tujuan utama, yaitu memberdayakan perempuan agar memiliki pemahaman manajemen keungan yang lebih baik dan meraih kebebasan finansial. Peluncuran program kali ini mengusung tema “Berdayakan UMKM Wanita untuk Go Digital dan Go Global.”
Pada peluncuran program #IbuBerbagiBijak2023 ini dihadiri oleh beberapa tokoh penting, seperti Sandiaga Uno (Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia), M. Ridwan Kamil (Gubernur Jawa Barat) yang diwakili oleh Drs. Kusmana Hartadji, M.M. (kepala Dinas KUK Provinsi Jawa Barat) , Yunita Resmi Sari (Kepala Departemen Pengembangan UMKM dan Perlindungan Konsumen, Bank Indonesia) yang diwakili oleh Elsya MS Chani (Kepala Grup Pengembangan UMKM & Keuangan Inklusif Bank Indonesia), Horas V.M. Taribaan (Direktur Literasi dan Edukasi Keungan OJK), Riko Abdurrahman (presiden Direktur Visa Indonesia), Irwan Ridwan, S.IP. (Kepala Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Tasikmalaya), dan Widyananto Sutanto (Head of Corporate Communication Visa Indonesia).
Apa Itu #IbuBijakBerbagi 2023?
PT Visa Indonesia kembali menghadirkan #IbuBerbagiBijak2023 yang merupakan sebuah program literasi keuangan yang diluncurkan pertama kali pada 2017 lalu. Program ini sudah membantu 1000-an perempuan dan pelaku UMKM wanita di Indonesia untuk meningkatkan kesadaran pentingnya manajemen keuangan serta cara mengelola dan mengembangkan bisnis.
Dalam mendukung pelaksanaan kampanye dari program ini, terdapat beberapa kontributor lainnya, seperti Otoritas Jasa Keuangan, Bank Indonesia, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Pemerintahan Provinsi Jawa Barat, Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Tasikmalaya dan kecamatan Singaparna.
Presiden Direktur Visa Indonesia, Riko Abdurrahman mengatakan bahwa program ini dilakukan dengan dua pendekatan, yaitu secara daring dan luring sehingga jangkauan program ini juga sudah luas. Dalam pelaksanaannya, program ini dilengkapi dengan lokakarya, mentoring, workshop dan business teaching.
"Programnya menggunakan pendekatan gabungan antara online dan offline dengan serangkaian lokakarya, workshop, pendampingan, mentoring, dan juga business teaching. Sejak tahun 2017, program ini sudah berhasil menjangkau sekitar 1100 peserta lokakarya, workshop, dan juga 778 UMKM yang dipimpin oleh perempuan. Dan bisa menjangkau melalui media sosial sekitar 36.000 perempuan di seluruh Indonesia," ujar Riko Abdurrahman pada webinar peluncuran #IbuBerbagiBijak2023.
Penyelenggaraan program Ibu Berbagi Bijak tahun ini bertujuan untuk membantu 300 UMKM di Kecamatan Singaparna, Tasikmalaya dan memberdayakan UMKM agar go digital dengan berkembang melalui platform e-commerce dan go global dengan mengikuti pelatihan ekspor.
Advertisement
Mengapa Harus Dikhususkan Bagi Perempuan?
Program #IbuBerbagiBijak2023 ini dikhususkan untuk perempuan karena sekarang ini tidak sedikit perempuan menjadi tulang punggung keluarga. Selain itu, pihak Visa Indonesia percaya bahwa perempuan merupakan agen perubahan yang mampu menyebarkan pengetahuan manajemen keuangan dan dapat berkontribusi terhadap pemberdayaan komuniti lokal.
Secara segmental, tingkat literasi keuangan perempuan pada tahun 2022 sudah mencapai 50,33%, tetapi masih ada sekitar 49% lagi yang belum berstatus well literated. Oleh karena itu, masih menjadi tugas bersama untuk meningkatkan indeks literasi keuangan perempuan di Inonesia.
Direktur Literasi dan Edukasi Keuangan OJK, Horas V.M. Tarihoran mengatakan bahwa apabila kita memberikan bimbingan terhadap satu orang ibu maka sama halnya dengan kita mengedukasi satu generasi. Hal ini juga dipengaruhi oleh peranan seorang Ibu yang sering menjadi soko guru atau tiang dalam perekonomian keluarga.
"Sesuai kata pepatah juga, kalau kita mengedukasi satu orang Ibu, kita mengedukasi satu generasi. Sementara kalau kita mengedukasi satu orang laki-laki, kita hanya mengudakasi satu orang. Artinya, ini suah merupakan langkah yang tepat untuk memulai memberikan literasi keuangan melalui edukasi kepada ibu rumah tangga sebagai soko guru atau tiang ekonomi dan keuangan keluarga," kata Horas V.M Tarihoran saat memberikan sambutan dalam webinar peluncuran #IbuBerbagiBijak2023.
Ada Apa di Jawa Barat Hingga Menjadi Sasaran Utama #IbuBerbagiBijak2023?
Program Ibu Berbagi Bijak 2023 ini bertujuan untuk membantu dan memberdayakan 300 UMKM di Kecamatan Singaparna, Tasikmalaya, Jawa Barat agar go digital dengan berkembang melalui platform e-commerce dan go global dengan mengikuti pelatihan ekspor.
Alasan Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat menjadi sasaran utama dalam program tahun ini dikarenakan rata-rata penduduk daerah itu berprofesi sebagai pengusaha di berbagai bidang, seperti makanan, minuman, kerajinan, peternakan, pakaian, dan sebagainya. Bahkan, hampir seluruh daerah di Indonesia, pasti ada pelaku UMKM yang berasal dari Kabupaten Tasikmalaya.
Menurut Drs. Kusmana Hartadji, M.M. selaku Kepala Dinas KUK Provinsi Jawa Barat, setiap kabupaten/kota di Jawa Barat memiliki UMKM Juara yang notabene pelaku usahanya adalah perempuan. Oleh karena itu, program #IbuBerbagiBijak2023 sangat tepat di lakukan untuk mendorong perekonomian Jawa Barat.
"Memang dari setiap kabupaten/kota memiliki UMKM Juara, pelaku usaha perempuan itu cukup tinggi dengan mencapai 89% di beberapa daerah. Bahkan yang paling sedikit saja, pelaku perempuannya, mencapai 62%. Berarti laki-lakinya hanya sekitar 38% paling tinggi, bahkan ada yang hanya 11% dari pelaku usaha UMKM Juara," tutur Kusmana Hartadji saat menyampaikan kata sambutan sebagai perwakilan Gubernur Jawa Barat di webinar peluncuran #IbuBerbagiBijak2023 ini.
Namun, yang menjadi tantangan atau masalah ekonomi Jawa Barat adalah di bidang ekspor. Saat ini, tingkat ekspor produk UMKM Jawa Barat baru mencapai 7%. Diharapkan melalui program ini dapat membantu melalui pelatihan di bidang ekspor.
"Kami sangat mengapresiasi program #IbuBerbagiBijak2023 yang sudah membantu para pelaku UMKM perempuan, khususnya di Jawa Barat sehinga dapat mengembangkan dan meningkatkan skill set yang mereka butuhkan. Di era digital seperti sekarang ini, pelaku bisnis dituntut wajib untuk kreatif dan inovatif. Kami juga sangat mengapresiasi upaya pembekalan lietrasi keuangan dan digital seperti program ini, yang kami harapkan berjalan dengan lancar," ujar Kusmana Hartadji sebagai penutup dari sambutannya.
Advertisement
Bagaimana Pengaruh Program Ini dalam Perekonomian?
Sejak tahun 2021, program ini berhasil mendorong pertumbuhan bisnis UMKM wanita dengan mengaktifkan akses pasar dan literasi keuangan. Program ini berhasil mendukung 778 UMKM milik perempuan di tiga wilayah, yaitu Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Bali.
Berdasarkan informasi yang disampaikan oleh Widyananto Sutanto selaku Head of Corporate Communications Visa Indonesia, terdapat lima dampak positif selama program ini diselenggarakan, yaitu
1. Meningkatkan Pemahaman Bisnis
Berdasarkan survei, 266 dari 778 pelaku UMKM yang tersebar di tiga wilayah sasaran mengalami peningkatan pemahaman perihal usaha atau sekitar 92% menyatakan bahwa pengetahuan mereka terhadap bisnis meningkat. Terdapat tiga hal yang diperhatikan dalam terlaksannya program ini, yaitu pemodalan, akses pasar, dan pemasaran.
2. Pemanfaatan Saluran Digital
Lebih dari 74% dari peserta program ini mengatakan bahwa mereka sudah menggunakan saluran digital dalam mengembangkan usahanya. Bahkan, bagi mereka yang awalnya sudah mengetahui hal serupa, menyatakan bahwa mereka sudah lebih mendalami penggunaan saluran digital untuk menunjang bisnis mereka.
3. Memberikan Sertifikasi Bisnis
Seperti yang kita ketahui, bahwa bisnis yang baik merupkan bisnis yang legal dengan persyaratan yang baik. Melalui program ini, sudah 266 pelaku UMKM atau sekitar 58% yang sudah memperoleh sertifikasi bisnis sehingga usahanya sudah terdata legal.
4. Peningkatan Pendapatan
Melalui pelaksana program dua tahun terakhir, terdapat 46% pelaku UMKM yang merasakan bahwa penghasilan bisnisnya meningkat melalui pendampingan dari mentor-mentor yang ahli dibidang bisnis.
5. Jangkauan Pasar Semakin Luas
Lebih dari 22% dari peserta program ini merasa bahwa akses pasar dari usaha mereka semakin berkembang sehingga usaha mereka semakin dikenal.