Liputan6.com, Jakarta - Saat proses melamar pekerjaan, dalam tahapannya pasti terdapat sesi interview yang dilakukan HR untuk lebih mengenal kandidat pegawainya. Tahapan ini biasanya hanya diperuntukkan bagi orang-orang yang telah lolos dalam seleksi berkas. Dalam tahapan wawancara pun kandidat tidak bisa hanya asal-asalan menjawab pertanyaan yang HR ajukan, ada beberapa metode yang perlu dipersiapkan, salah satunya metode STAR.
Metode STAR adalah teknik interview kerja yang memberimu format langsung yang dapat digunakan untuk menceritakan sebuah cerita dengan menguraikan Situation (situasi), Task (tugas), Action (tindakan), and Result (hasil).
Dengan menerapkan keempat komponen ini, kamu akan lebih mudah untuk memberikan jawaban yang lebih terfokus kepada pewawancara kerja.
Advertisement
Pertanyaan Apa yang Digunakan dalam Metode STAR?
Metode STAR dapat digunakan untuk menjawab pertanyaan wawancara perilaku atau pertanyaan lain yang mengharuskanmu untuk menceritakan sebuah kisah. Dengan kata lain, kamu bisa menerapkan STAR ketika pewawancara mengharuskanmu untuk memikirkan sebuah solusi dalam menangani situasi tertentu di masa lalu. Contoh pertanyaan yang membutuhkan jawaban dengan metode STAR seperti:
- Ceritakan padaku tentang saat ketika….
- Apa yang kamu lakukan ketika……
- Pernahkah kamu……
- Berikan saya contoh……
- Jelaskan situasi……
Saat menjawab pertanyaan semacam ini, kamu perlu memikirkan contoh yang tepat bagaimana tanggapanmu saat menghadapi situasi seperti yang disebutkan. Kamu harus menjawabnya secara detail dan jangan bertele-tele, sampaikan dengan cara yang menarik dan mudah dipahami. Lalu bagaimana cara menggunakan metode STAR? Melansir dari The Muse, inilah hal yang perlu kamu lakukan!
1. Gambarkan Situasinya (Situation)
Langkah pertama yang harus kamu lakukan adalah menggambarkan situasi. Ketika kamu mendapat pertanyaan yang memerlukan penggambaran sebuah situasi, jangan menjelaskannya dengan bertele-tele, terutama saat kamu merasa gugup.
Di sini tujuanmu adalah menggambarkan situasi dengan jelas, tentang hal yang pernah kamu hadapi di pekerjaan sebelumnya sehingga pewawancara dapat memahami jawabanmu selanjutnya. Jelaskan semuanya secara ringkas serta fokus pada apa yang relevan dengan cerita dan pertanyaan wawancara yang kamu jawab.
2. Sorot Tugasnya (Task)
Saat bercerita tentang suatu hal, kamu pasti memiliki alasan didalamnya. Mungkin karena kamu memiliki peran inti dalam cerita tersebut. Ini adalah kunci dari jawaban jika kamu perlu memberikan sebuah jawaban untuk pewawancara dalam memahami posisi mu.
Pada bagian ini, kamu hanya perlu menekankan apa yang menjadi tugas dan tanggung jawabmu dalam situasi tersebut, serta apa tuntutan atau harapan perusahaan terhadapmu. Menyorot tugas yang sebelumnya pernah kamu lakukan adalah hal paling penting pada tahap ini.
Advertisement
3. Bagaimana Kamu Mengambil Tindakan (Action)
Sekarang, setelah kamu memberi suatu gambaran kepada pewawancara tentang peranmu, saatnya kamu menjelaskan apa tindakan yang kamu lakukan. Langkah apa yang kamu ambil untuk mencapai tujuan tersebut atau mengatasi suatu kasus?
Jangan memberi jawaban yang tidak jelas seperti “jadi, saya bekerja keras untuk…” atau “saya melakukan riset……”
Ini adalah kesempatan untuk benar-benar menunjukkan kontribusi yang pernah kamu lakukan, kamu harus menjelaskannya secara spesifik. Gali lebih dalam, dan pastikan kamu memberikan informasi yang cukup tentang hal yang pernah kamu lakukan.
Kamu bisa menjawabnya seperti “saya memulainya dengan melihat kembali postingan blog lama kami dan menambahkan peningkatan konten yang memberi insentif pada langganan email. Selanjutnya, saya bekerja dengan tim pemasaran untuk merencanakan dan menyelenggarakan webinar yang memerlukan alamat email untuk mendaftar, serta mengarahkan lebih banyak pengguna yang tertarik ke dalam daftar kami.”
4. Diskusikan Hasilnya (Result)
Di sinilah waktu yang tepat bagimu untuk menjelaskan bagaimana kamu bisa membuat perbedaan. Bagian terakhir ini, kamu harus menyampaikan hasil tindakan yang kamu ambil. Lydia Bower, seorang HR profesional, mengatakan bahwa banyak orang yang melewatkan tahapan ini.
Ingatlah bahwa pewawancara tidak hanya peduli dengan apa yang kamu lakukan, tetapi mereka juga ingin tahu mengapa hal itu penting? Jadi, pastikan kamu menekankan hasil apa pun yang telah kamu capai. Kamu juga bisa menambahkan efek apa yang terjadi pada tindakanmu, apakah kamu atau tim dapat mengembangkan cara baru dalam menyelesaikan tugas? Apakah kontrak yang kamu lakukan dengan klien bisa berkelanjutan? Dan lain sebagainya.
Contoh Jawaban Metode STAR
Inilah beberapa tips dan contoh jawaban yang dapat kamu pakai saat menjawab pertanyaan pewawancara. Saat HR berkata “ceritakan pada saya saat Anda harus mengambil tindakan yang sangat strategis untuk memenuhi semua prioritas utama Anda.”
Contoh jawaban berdasar metode STAR adalah:
Situation: “Dalam peran penjualan saya sebelumnya, saya ditugaskan untuk melakukan transisi ke sistem manajemen hubungan pelanggan (CRM) yang benar-benar baru—selain menangani panggilan dan tanggung jawab penjualan harian saya.”
Task: “Tujuannya adalah agar migrasi ke database CRM baru selesai pada awal Q3, tanpa membiarkan angka penjualan saya turun di bawah target saya.”
Action: “Untuk melakukan hal itu, saya harus sangat berhati-hati dalam mengatur waktu saya. Jadi saya memblokir satu jam di kalender saya setiap hari untuk mendedikasikan diri hanya pada migrasi CRM. Selama waktu itu, saya berupaya mentransfer data, serta membersihkan kontak lama dan memperbaiki informasi usang. Melakukan hal ini memberi saya cukup waktu untuk mengerjakan proyek itu sambil tetap menangani tugas-tugas normal saya.”
Result: “Hasilnya, transfer selesai dua minggu lebih cepat dari tenggat waktu dan saya menyelesaikan kuartal tersebut 10% lebih cepat dari target penjualan saya. CRM baru juga membantu kami menjadi lebih terorganisir sebagai sebuah tim, dan secara keseluruhan penjualan departemen kami meningkat 25% dari tahun ke tahun.”
Advertisement
Bagaimana Mempersiapkan Metode STAR Sebelum Wawancara?
Agar kamu siap menggunakan metode STAR saat wawancara, menyusun sebuah cerita bisa sangat membantu, serta bagaimana kamu akan menceritakannya nanti. Beberapa kiat-kiat yang bisa kamu lakukan sebagai berikut:
- Periksa deskripsi pekerjaan: postingan pekerjaan yang kamu lamar pasti memiliki segudang informasi yang bisa kamu gunakan sebagai bahan untuk menyusun cerita. Pikirkan tentang kualitas dan keterampilan apa saja yang paling penting untuk peran tersebut, lalu pilihlah narasi sebagai penekanan posisi itu.
- Pilih beberapa contoh cerita yang kuat dan serbaguna: metode wawancara STAR tidak dapat membantumu, jika kamu hanya menggunakannya untuk menyusun jawaban anekdot, yang sama sekali tidak relevan. Kamu perlu menyiapkan beberapa cerita tentang berbagai jenis pengalaman yang bisa disesuaikan untuk berbagai pertanyaan.
- Tuliskan detail penting: tidak masalah untuk menuliskan beberapa poin di selembar kertas atau contekan. Dalam setiap cerita, catat beberapa poin penting, dan jangan lupa untuk menuliskan nomor di dalamnya agar lebih mudah.
- Latihlah cara bercerita: baik dalam wawancara tiruan atau sekadar mempraktikan jawaban depan cermin, kamu perlu melatihnya dengan sungguh-sungguh agar di saat wawancara asli bersama HR kamu merasa lebih siap.
- Jangan terburu-buru: saat menghadapi pewawancara, rasa gugup adalah hal umum yang semua orang rasakan. Tetapi, ketika kamu perlu memikirkan sebuah jawaban, jangan terburu-buru. Mintalah waktu beberapa detik untuk memikirkan jawaban relevan agar peluangmu diterima cukup besar.