Sukses

Tidak Hanya Kesehatan Fisik, Atlet Sepak Bola Juga Butuh Kesehatan Mental

Peduli pada kesehatan mental bagi para atlet sepak bola sama pentingnya dengan menjaga kesehatan fisik yang baik.

Liputan6.com, Jakarta - Beberapa pekan terakhir, dunia sepak bola sedang hangat-hangatnya dengan pertandingan dari klasemen Liga Inggris. Mungkin kamu termasuk sakah satu penggemar dari klub yang bermain di Liga Inggris ini. Melihat pemain favorit sedang berlaga di lapangan hijau sepertinya menjadi penyemangatmu dalam meramaikan pertandingan ini. Namun, pernahkah terlintas dipikiranmu tentang faktor pendukung pemain sepak bola favoritmu itu bisa bertanding dengan performa yang bagus?

Rata-rata orang berpikir bahwa faktor-faktor yang mendukung seorang atlet di lapangan hijau bisa meraih juara karena adanya peran pelatih, ahli gizi, dan latihan fisik yang teratur. Namun, tahukah kamu bahwa terdapat faktor yang penting walaupun jarang diperhatikan para atlet? Iya, faktor kesehatan mental.

Mungkin kamu akan bertanya-tanya, apa hubungannya atlet sepak bola dengan kesehatan mental. Tanpa disadari, kesejahteraan mental ternyata sangat memengaruhi performa seorang atlet, loh!

Coba kamu tilik ke belakang, pada 12 tahun silam, tepatnya November 2011, Gary Speed yang merupakan seorang pemain sepak bola yang pernah bermain di beberapa klub, seperti Leeds United, Everton, Newcastle United, Bolton Wanderers, dan Sheffield United ini meninggal karena hal yang tidak terduga, yaitu bunuh diri. Hal ini sempat menjadi pemicu perubahan di dunia sepak bola. 

Tidak hanya itu, beberapa pensiunan sepak bola terkenal, seperti Stan Collymore dan Neil Lennon juga menyampaikan bahwa mereka mengalami gangguan kesehatan mental saat mereka bermain bola.

Mengingat hal itu, seperti yang dilansir dari halaman Mind (05/09/23), Professional Footballers Association (PFA), sudah mengambil tindakan untuk meningkatkan dukungan terhadap masalah kesehatan mental para pemain sepak bolak.

PFA mendirikan National Counsellors Support Network, yang meluncurkan saluran bantuan 24 jam untuk pesepakbola, melatih pelatih sepak bola dalam pertolongan pertama kesehatan mental, dan bekerja sama dengan kampanye Time to Change unruk menerbitkan buku yang berjudul The Footballers’ Guidebook. Buku ini berisi nasihat tentang cara mengatasi depresi, kecemasan, panik, dan kemarahan seorang atlet sepak bola.

2 dari 3 halaman

Alasan Atlet Sepak Bola Harus Menjaga Kesehatan Mental

Dalam upaya untuk tetap berada pada puncak kesehatan fisik dan performanya, para atlet seringkali mengabaikan kesehatan mentalnya sehingga membuat mereka rentan terhadap penyakit mental, seperti depresi dan kecemasan.

Bersikap tangguh acap kali dianggap tidak menunjukkan tanda-tanda kelemahan. Tidak pernah mengakui perjuangan di balik layar karena menjadi bagian dari dunia yang agresif dan selalu berpura-pura baik-baik saja, bila dikombinasikan dengan tekanan kinerja yang berat akan menimbulkan konsekuensi yang sangat buruk.

Sebagian besar atlet sepak bola mengalami gangguan kesehatan mental dalam berbagai bentuk. Meskipun depresi merupakan gangguan mental yang paling umum terjadi pada pemain sepak bola profesional, tetapi banyak juga dari mereka yang menderita gangguan lain, seperti stres, kecemasan, gangguan makan, dan gejala kelelahan.

Gangguan ini tentu menyulitkan para atlet untuk melakukan sesi latihan turin yang akhirnya menyebabkan mereka mengabaikan semua kesehatan tubuhnya saat bermain di lapangan hijau. Oleh karena itu, penekanan pada kesehatan mental bagi para atlet sama pentingnya dengan menjaga kesehatan fisik yang baik.

Mungkin, kamu juga berpikir, bukankah olahraga dapat membantu menjaga kesehatan mental? Iya, meskipun olahraga bisa membantu seseorang untuk sehat mental, tetapi hal ini berbeda dengan atlet profesional. Mulai dari tekanan tinggi kompetisi hingga stres berkala yang bisa memengaruhi performanya.

3 dari 3 halaman

Risiko Gangguan Kesehatan Mental Bagi Atlet Sepak Bola

Perlu disayangkan, masih banyak stigma negatif kesehatan mental yang tersemat pada atlet sepak bola. Selama ini, banyak yang mendukung atlet sepak bola untuk beristirahat ketika mereka mengalami cidera, tetapi tidak banyak yang mendukung saat mereka cemas dan stres.

Seperti yang dilansir dari halaman riliv story pada Selasa (05/09/23), terdapat beberapa risiko emosional yang muncul pada atlet sepak bola.

1. Burnout 

Seorang atlet pasti memiliki jadwal latihan yang padat dan tentunya berat. Apabila latihan dengan jadwal yang padat itu dilakukan terus menerus tanpa henti, akan mengganggu kondisi mental atlet. Fisik yang tidak diberi waktu istirahat akan rentan terkena cidera yang pastinya akan mengganggu konsentrasi atlet saat latihan.

2. Cemas Saat Berkompetisi

Sebagai manusia, atlet sepak bola juga memiliki beban yang sama seperti manusia pada umumnya yang juga mengalami stres dan cemas ketika hendak bertanding.

Studi ilmiah menunjukkan bahwa risiko atlet muda juga memiliki persentase depresi yang sama dengan mahasiswa pada umumnya yang bukan atlet. 

3. Gangguan Tidur

Dalam pertandingan, tentu ada menang dan ada kalah. Namun, seorang atlet selalu dituntut menjadi perfeksionis saat berlaga yang menyebabkan atlet mengalami overthinking dan sulit beristirat dengan tenang.

Â