Liputan6.com, Jakarta - Istilah sandwich generation diciptakan oleh pekerja sosial Dorothy A. Miller pada tahun 1981 untuk menggambarkan anak-anak dewasa yang menjadi tulang punggung keluarga dan harus melakukan dua hal sekaligus, yaitu merawat anak sendiri dan merawat orang tua yang sudah lanjut usia.
Sekitar 60% generasi sandwich adalah perempuan. Baik laki-laki ataupun perempuan menghabiskan jumlah waktu yang sama dalam sehari untuk merawat orang tua mereka. Namun, perempuan yang sudah memiliki anak terkadang menghabiskan sekitar 45 menit lebih banyak setiap harinya untuk merawat anaknya, apa pun status pekerjaannya.
Apakah kamu termasuk salah satu dari generasi sandwich ini? Bila iya, sudah pasti kamu akan mengerjakan banyak hal bahkan mengorbankan waktu istirahatmu. Memang, menjadi generasi sandwich itu tidak mudah, stres dan kecemasan akan datang secara bergantian dan terus-menerus. Kamu harus memiliki fisik dan mental yang kuat untuk melakukan semuanya karena tidak semua orang bisa berada di posisimu ini.
Advertisement
Apa Itu Sandwich Generation?
Generasi sandwich merupakan orang-orang yang berada di antara orang tua dan anak-anak yang sudah dewasa. Hal ini karena mereka seringkali ditempatkan dalam posisi untuk mengasuh anak dan orang tuanya secara bersamaan dan seringkali memberikan dukungan emosional dan finansial.
Seiring bertambahnya populasi lansia dan semakin banyaknya generasi muda yang berjuang untuk mendapatkan pijakan finansial yang kuat, banyak lansia yang merasa diri mereka berada dalam lingkungan generasi sandwich.
Bagaimana Popularitas Generasi Sandwich?
Peningkatan populasi ini mencakup sekitar 47% orang dewasa yang berusia 40 sampai 50-an yang memiliki orang tua berusia 65 tahun atau lebih dan juga membesarkan anak-anaknya atau menghidupi anak yang sudah dewasa.
Faktanya, satu dari tujuh orang dewasa harus membantu orang tua dan satu atau lebih anak mereka secara finansial. Namun, ada banyak skenario dalam situasi ini. Seorang pakar penuaan dan perawatan lansia, Carol Abaya, menawarkan tiga peran yang biasanya dilakukan oleh generasi sandwich.
1. Generasi Sandwich Tradisional
Orang dewasa biasanya berusia 40-an atau 50-an berada di antara orang tua mereka yang berusia lanjut dan anak-anak mereka yang sudah dewasa. Pada saat bersamaan, keduanya membutuhkan bantuan keuangan dan kasih sayang.
2. Generasi Sandwich Klub
Orang lanjut usia sekitar 50 sampai 60 tahun yang berada di antara orang tua lanjut usia, anak-anak mereka yang sudah dewasa, dan mungkin cucu-cucu mereka. Istilah ini juga bisa merujuk pada orang dewasa muda berusia 30 sampai 40-an yang memiliki anak kecil, orang tua lanjut usia, dan kakek-nenek lanjut usia.
3. Generasi Sandwich Sukarelawan
Siapa pun yang secara non-profesional akan terlibat dalam perawatan lansia, yang diperkirakan terjadi pada 25% individu pada suatu saat dalam hidup mereka.
Istilah sandwich generation menjadi sangat umum sehingga ditambahkan ke Kamus Merriam-Webster pada tahun 2006. Namun, kamus tersebut gagal menyebutkan tekanan finansial dan emosional yang berat yang dapat ditimbulkan dengan menjadi bagian dari generasi sandwich ini.
Advertisement
Apa Faktor Stres yang Dihadapi Sandwich Generation?
Meskipun jumlah anggota generasi sandwich meningkat secara dramatis, statistik menunjukkan bahwa beban keluarga yang terkait dengan tangung jawab atas beberapa generasi semakin meningkat.
Yang menarik ialah bukan orang tua yang menanggung beban ini, melainkan anak-anak mereka yang sudah dewasa. Semakin banyak remaja pascasarjana yang pulang ke rumah untuk tinggal bersama orang tua atau melakukan hal tersebut selama masa kuliah. Kini ada perkiraan bahwa hal tersebut akan terjadi hampir 30% penduduk usia 25-34 tahun tinggal bersama orang tuanya.
Seolah-olah hal ini belum cukup membuat stres, mereka yang termasuk dalam generasi sandwich diberi tugas ganda dengan membantu merawat orang tua mereka yang sudah lanjut usia. Ini adalah sebuah peran yang banyak orang anggap lebih sebagai tanggung jawab mereka daripada merawat anak-anak yang sudah dewasa.
Beban biaya pengobatan, membantu aktivitas sehari-hari, pengawasan, pertimbangan hukum, dan kekhawatiran lainnya dapat menimbulkan dampak fisik dan emosional selain masalah keuangan yang sedang berlangsung.
Dengan banyaknya pemicu stres, generasi sandwich sering kali mengalami kelelahan dan perasaan depresi dan rasa bersalah. Selain itu, mereka juga akan mengalami masalah dalam menemukan waktu untuk menjadi pasangan, orang tua, dan anak yang baik secara bersamaan. Bahkan, muncul masalah psikologis saat mereka berjuang untuk ditarik ke berbagai arah setiap hari.
Tips Menghilangkan Stres Bagi Sandwich Generation
Misi utama seorang dari generasi sandwich adalah menjaga semua orang tetap aman, bahagia, dan sehat. Namun, seringkali mereka lalai dalam memenuhi kebutuhan mereka sendiri. Lantas, bagaimana cara mengatasi stres bagi generasi ini? Berikut ulasannya, seperti yang dilansir dari halaman Senior Living pada Selasa (19/09/23).
1. Bantulah anak-anakmu yang memasuki fase dewasa dan masih bergantung secara finansial untuk memulai dunia kerja. Jika mereka tinggal di tempat tinggal mereka sendiri, pertimbangkanlah penghematan biaya dengan meminta ia pindah ke rumahmu.
2. Pertimbankanlah untuk meminta orang tua pindah ke rumahmu untuk mengurangi pengeluaran.
3. Pikirkan untuk mulai berinvestasi kesehatan untuk memastikan orang-orang yang kamu cinta diawasi 24 jam.
4. Pikirkan untuk memberikan perawatan orang tua di rumah, meskipun hanya beberapa jam saja, bantuan dari luar dapat menjadi penyelamat dalam menghilangkan stres.
5. Siapapun yang menjadi tanggung jawab kamu secara finansial, kamu harus menetapkan batasan dengan masing-masing pihak dan menyetujui untuk memberi mereka sejumlah dukungan setiap bulan atau setiap tahun.
6. Jagalah komunikasi agar tetap terbuka setiap saat mengenai ekspektasi anggota keluarga, perasaan mereka, dan upayakan untuk menyelesaikan masalah apapun dengan cepat untuk menjaga tingkat stres tetap rendah.
Sejatinya, aspek paling penting ketika menjadi generasi sandwich adalah bersikap baik kepada diri sendiri. Perawatan diri sangatlah penting, tetapi dapat dengan mudah diabaikan ketika waktu kamu tidak seimbang antara mengurus semua kebutuhan anggota keluargamu. Pastikan untuk makan dengan benar, luangkan banyak waktu untuk melakukan hal-hal yang kamu sukai, tidur yang cukup, banyak tertawa dan jangan pernah ragu untuk meminta bantuan bila diperlukan.
Advertisement