Liputan6.com, Jakarta - Kontroversi yang melibatkan Hwasa MAMAMOO menjadi buah bibir yang tak kunjung habis dibicarakan oleh netizen. Berawal dari kunjungannya ke salah satu kampus di Seoul, tepatnya Universitas Sungkyunkwan, ia membawakan lagu berjudul “Don’t Give It To me” bersama rapper Loco, yang bebarengan dengan tindakan yang dinilai tidak senonoh.
Pada 22 Juni 2023, Asosiasi Perlindungan Hak Asasi Orang Tua Mahasiswa mengajukan pengaduan terhadap wanita berumur 28 tahun tersebut. Gugatan ini dilatarbelakangi oleh pendapat para orang tua mahasiswa yang mengatakan bahwa Hwasa berlaku tidak pantas di depan umum, tempat orang dewasa maupun anak-anak bisa melihatnya.
Baca Juga
Adegan tersebut memperlihatkan sang penyanyi menjilat tangannya, sembari menggerakkan jari-jarinya di selangkangan dengan cara yang cukup sugestif dan sensual.
Advertisement
“Perilaku Hwasa mengingatkan kita pada hubungan seksual menyimpang, yang cukup membuat malu masyarakat yang menyaksikannya. Tindakan ini tidak bisa diartikan sebagai aksi artistik karena tidak sesuai dengan konteks koreografinya,” pendapat Shin Min Hyang, ketua grup Asosiasi Perlindungan Hak Orang Tua Mahasiswa.
“Tindakan cabul ini merupakan ketidaksenonohan publik berdasarkan KUHP dan berujung pada pengaduan pada 22 Juni,” tambah Shin.
Sementara itu, polisi memanggil Hwasa sebagai terdakwa untuk menyelidiki latar belakang dan maksud dari pertunjukan kontroversialnya tersebut. Mereka berencana meninjau kecabulan dalam pertunjukan tersebut sebelum memutuskan tindakan hukum apa pun.
Pada Minggu (10/9/2023) lalu, P Nation, agensi yang menaungi Hwasa telah mengonfirmasi bahwa artisnya tersebut telah menyelesaikan penyelidikan polisi terkait gugatannya, serta bekerja sama dalam penyelidikan secara kooperatif.
Penampilannya dalam Knowing Bros Kembali Diperbincangkan
Sebelum kontroversi yang baru-baru ini diterimanya, Hwasa MAMAMOO sempat diperbincangkan warganet karena penampilannya yang kurang pantas dalam Variety Show “Knowing Bros.”
Tepat pada 9 September lalu, satu hari sebelum ia mendapat gugatan, Hwasa menampilkan lagu barunya “I Love My Body” dengan seragam sekolah yang diubahnya. Seragam anak SMA yang biasanya terlihat sopan, ia modifikasi menjadi model crop dan tied-up, sehingga banyak yang berkomentar seragam tersebut menyerupai bra.
Dalam penampilannya bersama penari, ia tampak mengenakan seragam putih yang hanya dibalut cardigan berwarna abu-abu, agar tampak berbeda.
Kritik pun bermunculan di kalangan netizen terkait gaya “atasan bra seragam sekolah” Hwasa.
“Bolehkah menari seperti itu sambil mengenakan seragam sekolah?”
“Apakah dia harus berganti pakaian pendek?”
“Apa ide mereformasi seragam sekolah yang dikenakan oleh anak di bawah umur seperti itu?”
Selain itu, koreografi yang dibawakannya tampak sengaja mempertontonkan seksualitas karena rok pendek yang dikenakan serta gerakan energik dan seksi yang dibawakannya.
Advertisement
Gugatan yang Sama Juga Pernah Dialami GD Big Bang dan The Couch
The Couch menjadi artis pertama yang pernah alami gugatan yang sama dengan Hwasa MAMAMOO. Dalam insiden ini, band indie The Couch muncul di MBC “Music Camp” pada tahun 2005, di mana anggota A dan anggota Spiky Brats B menanggalkan pakaian sepenuhnya, termasuk pakaian dalam, selama pertunjukan live.
Mereka memperlihatkan tubuhnya secara eksplisit sambil melompat-lompat di atas panggung, dan rekaman ini disiarkan selama 7 detik, sehingga menimbulkan kontroversi.
Selanjutnya, mereka diadili atas tuduhan pencabulan dan menghalangi usaha. Pada bulan September 2005, Pengadilan Distrik Selatan Seoul memvonis A dan B masing-masing 10 bulan dan 8 bulan penjara, dengan masa percobaan 2 tahun
Pada tahun 2009, G-Dragon Big Bang juga pernah melakukan adegan sensual saat konser dengan seorang penari wanita yang diikat dengan rantai di tempat tidur. Saat itu, sekitar 1.000 penonton konser berpendapat bahwa pertunjukan tersebut tidak menimbulkan rasa malu secara seksual dan bahkan mengajukan petisi dan menandatangani dokumen untuk mendukung GD.
Akan tetapi, pada akhirnya jaksa memutuskan untuk tidak mengajukan tuntutan, dengan alasan bahwa penggambaran eksplisit tersebut singkat dan tidak mengandung kata-kata kotor.
Pengadilan memutuskan bahwa mereka telah merencanakan ketelanjangan tersebut sebelum pertunjukan, serta mengakui tuduhan yang menghalangi bisnis. Meskipun individu tersebut berargumen bahwa mereka tidak melakukan tindakan eksplisit selama siaran, pengadilan menyatakan bahwa tindakan cabul tidak memerlukan kegembiraan atau kepuasan subyektif dan bahwa mengingat bagian tubuh yang terbuka dan lokasinya, hal tersebut sudah cukup untuk diklasifikasikan sebagai tindakan cabul yang obyektif.