Liputan6.com, Jakarta - Dua spesimen yang diduga merupakan jasad “alien” dipresentasikan di hadapan Kongres Meksiko pada Rabu, 13 September 2023, oleh seorang yang mengaku sebagai ahli ufologi yang sebelumnya terlibat dalam pseudosains dan klaim palsu mengenai makhluk luar angkasa.
Ilmuwan UFO, penulis dan pembawa acara TV, Jaime Maussan, bersaksi di bawah sumpah bahwa dua benda abu-abu keriput dengan tiga jari di masing-masing tangan adalah “makhluk non-manusia yang bukan bagian dari evolusi terestrial kita.”
Baca Juga
Maussan mengatakan, mereka ditemukan di Peru pada tahun 2017 dan diperkirakan berusia 1.000 tahun. "Ini bukan mumi. Ini adalah tubuh utuh yang belum dimanipulasi,” katanya.
Advertisement
Namun dilansir dari Smithsonianmag, Jumat (15/9/2023), para ahli dengan cepat meragukan klaim Maussan.
“Kesimpulan ini tidak didukung oleh bukti,” Antígona Segura, salah satu ahli astrobiologi terkemuka di Meksiko, mengatakan kepada Simon Romero dari New York Times. “Semua ini sangat memalukan.”
Maussan mengatakan para peneliti di National Autonomous University of Mexico menggunakan penanggalan karbon untuk menentukan sisa-sisa "alien" tersebut berusia sekitar 1.000 tahun.
Para ilmuwan di universitas tersebut menjauhkan diri dari kesaksian Maussan, dengan mengatakan bahwa mereka tidak terlibat dalam pengumpulan sampel, juga tidak melakukan kontak dengan spesimen lengkap.
“Kami sama sekali tidak dapat mengambil kesimpulan tentang asal usul sampel ini,” kata Laboratorium Nasional Spektrometri Massa Dengan Akselerator universitas tersebut dalam sebuah pernyataan yang pertama kali dirilis pada tahun 2017, menurut Times.
Sebelumnya Pernah Melakukan Klaim Palsu Tentang Alien
Pada tahun 2015, Maussan juga mengungkap mayat yang diklaimnya milik alien, namun kemudian terbukti sebagai sisa-sisa anak manusia. Dan dua tahun kemudian, dia berpartisipasi dalam proyek video yang mengklaim bahwa spesimen yang ditemukan di Nazca, Peru, dengan tengkorak memanjang dan tiga jari di masing-masing tangan adalah bukti adanya alien.
Para arkeolog mengatakan beberapa jenazah mungkin adalah penduduk asli Peru, yang dimutilasi agar terlihat seperti makhluk luar angkasa, tulis Christopher Heaney untuk Atlantik pada tahun 2017.
Dan sebuah laporan dari kantor kejaksaan Peru menyatakan bahwa spesimen tersebut adalah “boneka yang baru diproduksi, yang ditutupi dengan campuran bahan-bahan tersebut. kertas dan lem sintetis untuk mensimulasikan keberadaan kulit,” menurut Megan Janetsky dari Associated Press.
Advertisement
Tanggapan Para Ilmuwan
Dalam sidang minggu ini, Maussan mengklaim dua jenazah terbaru ditemukan di tambang alga di Cusco, Peru, pada tahun 2017. Dia mengatakan jenazah tersebut bukanlah mumi, juga tidak dimanipulasi, menurut Anumita Kaur dari Washington Post.
Maussan juga menuduh bahwa sinar-X menunjukkan bahwa salah satu makhluk tersebut memiliki “telur” di dalamnya, lapor Jack Ryan dari Australian Broadcasting Corporation (ABC).
Para ahli belum menganalisis sisa-sisa tersebut dari dekat, dan datanya juga belum dirilis ke publik. Namun, gambar-gambar yang diduga alien telah menjadi viral di media sosial.
“Tentu saja semuanya dibuat-buat,” kata Julieta Fierro, ilmuwan di Institut Astronomi di Universitas Otonomi Nasional Meksiko, kepada ABC.
Pakar lain mengatakan alien tersebut terlihat terlalu mirip dengan manusia untuk dianggap asli. Kehebohan seputar kesaksian baru-baru ini merupakan indikasi baru adanya minat baru terhadap makhluk luar angkasa dari masyarakat dan pemerintah federal.
NASA Merilis Laporan Tentang Fenomena Anomali Tak Dikenal
Hanya satu hari setelah kesaksian Maussan, NASA merilis laporan tentang Fenomena Anomali Tak Dikenal atau Unidentified Anomalous Phenomena (UAP) dan mengumumkan penunjukan direktur penelitian UAP yang pertama.
Dan pada Juli 2023, mantan perwira intelijen Angkatan Udara, David Grusch, bersaksi di sidang kongres AS bahwa pemerintah AS memiliki “bahan biologis” non-manusia dari lokasi jatuhnya UAP.
Dua veteran militer lainnya berbicara tentang pertemuan mereka dengan UAP saat bekerja di angkatan bersenjata. Salah satu dari mereka, Ryan Graves, juga memberikan kesaksian di depan Kongres Meksiko minggu ini, namun ia kemudian mengutuk proses tersebut.
“Sayangnya, demonstrasi kemarin merupakan langkah mundur yang besar dalam isu ini,” tulis Graves di X (Twitter).
“Saya akan terus meningkatkan kesadaran akan UAP sebagai masalah mendesak dalam keselamatan dirgantara, keamanan nasional, dan ilmu pengetahuan, namun saya sangat kecewa dengan aksi yang tidak berdasar ini.”
Advertisement