Liputan6.com, Jakarta Dalam mencari pasangan, tentunya kita memiliki beberapa kriteria tersendiri. Namun, ada kalanya orang-orang akan mengomentari dan mengatakan bahwa hal tersebut tidak realistis.
Padahal, menjalani hubungan asmara, terlebih setelah berumur di atas 30 tahun, tentunya perlu pertimbangan matang-matang. Sebab, hal ini akan memengaruhi keputusan ke depannya. Apakah nantinya bisa sampai ke proses pernikahan atau malah putus di tengah jalan.
Baca Juga
Bahkan, walaupun sudah berhati-hati sekalipun, ada kalanya Anda terjebak pada keputusan yang keliru. Jika ditarik lagi ke belakang, rasanya Anda sering berada dalam lingkaran jatuh cinta dengan orang yang salah.
Advertisement
Anda mungkin memulai dengan ketidakcocokan yang tampaknya tidak berbahaya. Namun, saat dijalani ternyata Anda justru terjebak dalam hubungan yang beracun. Bisa juga pasangan Anda ternyata ringan tangan dan sering melakukan kekerasan atas nama cinta atau bentuk perhatian mereka kepada Anda.
Memang, mungkin sangat mudah untuk mengabaikan pola ketertarikan lawan jenis ini sebagai suatu kebetulan belakang. Namun nyatanya, hal ini bisa menunjukkan sesuatu yang lebih dalam. Entah Anda sadari atau tidak, sebenarnya kesehatan mental yang Anda miliki saat ini dapat memengaruhi pilihan terhadap kriteria pasangan.
Seperti dihimpun dari Psych2go, Jumat (15/9/2023), dalam artikel ini, kita akan mengeksplorasi dampak kesehatan mental terhadap ketertarikan. Selain itu, ada juga dampak tentang bagaimana hal tersebut dapat membawa Anda ke pelukan seseorang yang tidak sehat. Cari tahu selengkapnya di sini!
The Love Blueprint
Jika Anda ingin mengetahui akar dari pilihan cinta Anda, psikoterapis Amy Morin menyarankan untuk mencari petunjuk di masa kecil Anda.
Apakah salah satu orang tua Anda terus-menerus membutuhkan perbaikan dan kepastian? Apakah Anda memiliki eggshell mom sehingga sangat membutuhkan perhatian mereka?
Mungkin itulah sebabnya Anda percaya bahwa itulah arti hubungan, dan itulah cara blue print hubungan Anda dibuat. Adanya keyakinan, nilai, dan harapanlah yang membentuk cara Anda mendekati dan menavigasi hubungan romantis.
Pelatih kehidupan Desislava Ivanova menjelaskan bahwa pikiran bawah sadar kita diprogram untuk mencari orang-orang yang cocok dengan blue print kita. Pikiran Anda sangat terampil dalam mengenali pola, dan mengambil semua karakteristik positif dan negatif dari orang tua atau pengasuh Anda dan menggabungkannya ke dalam blue print tersebut.
Ketika saat Anda besar nanti, secara alami Anda tertarik pada orang yang cocok dengan Anda. Sayangnya, hal ini terkadang membuat Anda tertarik pada pasangan beracun yang membangkitkan trauma lama.
Advertisement
The Reflection
Tumbuh dalam keadaan tidak bahagia dan berakhir dalam hubungan yang buruk dapat berdampak negatif pada harga diri Anda.
Terlebih jika Anda tidak terlalu menyukai diri sendiri, sehingga Anda membutuhkan seseorang yang baik dan perhatian di sisi Anda. Namun sayangnya, hati Anda mungkin tidak begitu tertarik dengan pasangan seperti itu.
Pada tahun 1981, psikolog sosial William Swann mengemukakan konsep yang disebut self verification theory atau teori verifikasi diri. Teori ini memberitahukan bahwa Anda mencari orang yang melihat Anda sama seperti Anda melihat diri Anda sendiri, karena teori ini memverifikasi citra diri Anda.
Ini berarti bahwa jika Anda memiliki harga diri yang rendah, Anda mungkin secara tidak sadar tertarik pada orang yang membuat Anda merasa bahwa harga diri Anda yang rendah memang pantas diterima.
Misalnya, Anda mungkin yakin bahwa Anda tidak pantas dicintai atau dihormati, sehingga bersama seseorang yang memperlakukan Anda dengan baik mungkin terasa aneh dan tidak nyaman.
The Shared Battle
Seiring waktu, pengalaman ini dapat menguras kesehatan mental Anda. Seperti misalnya jika Anda sedang berjuang melawan depresi, kecemasan, atau kondisi kesehatan mental lainnya, Anda mungkin tertarik pada orang yang merasakan hal yang sama.
Sebuah studi penelitian tahun 2016 menemukan bahwa mereka yang memiliki masalah psikologis lebih cenderung menikah dengan seseorang yang juga mengalami masalah psikologis, seringkali dengan kondisi yang sama. Para peneliti menemukan bahwa orang dengan kelainan seperti gangguan spektrum autisme dan ADHD, serta penderita skizofrenia, memiliki kecenderungan untuk menikah dengan orang dengan diagnosis yang sama.
Adanya orang yang sama di sisi Anda mungkin saja membuat Anda merasa didukung dan dipahami. Namun terkadang, Anda mungkin tertarik pada seseorang yang kondisi mentalnya ditandai dengan agresi, manipulasi, dan kebohongan. Dalam hal ini, mengenali blue print cinta Anda dan pola yang mengikuti Anda menjadi langkah pertama untuk mengembalikan kehidupan cinta Anda ke jalur yang benar.
Apakah Anda melihat diri Anda dalam beberapa pola ini? Jika Anda tertarik pada pasangan yang beracun karena kesehatan mental Anda, harap diingat bahwa ini bukanlah pilihan yang disengaja. Otak Anda mungkin terprogram untuk menyukai pasangan yang seperti Anda, tetapi bukan tidak mungkin untuk mengubahnya. Mencari bantuan dari ahli kesehatan mental mungkin bisa membantu.Â
Advertisement