Liputan6.com, Jakarta - Dalam hubungan asmara, terkadang kita menemui jalan rusak dan impian yang hancur. Ketika fondasi sebuah hubungan goyah, wajar jika kita bertanya-tanya, "Bagaimana cara memperbaiki hubungan yang rusak?"
Dari tahap di mana hati kita menari mengikuti irama pasangan, kehadiran mereka adalah tempat perlindungan bagi kita, hingga sebuah takdir yang mana bayangan mereka dapat menghantui.
Baca Juga
Cinta, kepedulian, dan kepercayaan yang dibangun bersama dengan susah payah kini tertatih-tatih di jurang perpecahan. Tapi kapan seseorang bisa merasakan perbedaan momennya, detak jantungnya, kapan hubungan itu berubah?
Advertisement
Dan, jika Anda bertanya-tanya bagaimana cara memperbaiki hubungan yang rusak, jawabannya mungkin juga terdapat dalam artikel ini. Seperti yang telah dilansir dari Pink Villa, terdapat 9 tanda-tanda rusaknya sebuah hubungan.
1. Terputus Secara Emosional
Keintiman emosional adalah landasan dari hubungan yang berkembang, membina ikatan yang mendalam di antara kedua pasangan. Ketika hubungan emosional ini berkurang atau bahkan lenyap, sama halnya dengan bara api yang tadinya hangat kini memudar.
Hubungan tanpa keintiman emosional bisa terasa dingin, jauh, dan tidak memuaskan. Percakapan menjadi dangkal, dan pasangan mungkin kesulitan memahami pikiran dan perasaan satu sama lain.
Penting untuk segera mengatasi keterputusan ini dengan cara membuka diri, berbagi emosi, dan secara aktif memupuk kedekatan emosional untuk mencegah perpisahan lebih lanjut dan menghidupkan kembali kehangatan hubungan.
2. Kurangnya Empati
Empati adalah hal yang paling penting dalam memahami serta berhubungan dengan seorang pasangan. Ketika empati tidak ada, artinya pasangan gagal melihat perspektif dan emosi satu sama lain, sehingga menyebabkan kesalahpahaman dan pelepasan emosi.
Menumbuhkan empati, adalah menyangkut mendengarkan pasangan secara aktif, memahami perasaannya, dan mengungkapkan dukungan serta perhatian.
3. Merasa Sendirian
Ketika jarak emosional antar pasangan menjadi begitu jauh, sehingga kehadiran fisik tidak lagi memberikan suatu kenyamanan atau ketenangan, ini menandakan ada hal yang tidak beres. Kedua pasangan bahkan mungkin ingin berpisah secara fisik, seperti pindah ke ruangan berbeda atau menghindari satu sama lain.
Merasa sendirian saat bersama satu sama lain, dapat melelahkan secara emosional dan sering kali menunjukkan hubungan yang tertekan. Untuk mengatasi hal ini, percakapan terbuka dan jujur ​​tentang kebutuhan dan keinginan emosional sangatlah penting. Mencari bantuan profesional juga dapat membantu dalam mengarahkan jalur menuju kenyamanan bersama.
Advertisement
4. Perilaku Kasar
Setiap manifestasi perilaku kasar, baik secara emosional, verbal, atau fisik, merupakan tanda peringatan penting yang menandakan kemungkinan hubungan tidak sehat. Perilaku seperti itu dapat menimbulkan perasaan takut, tidak berdaya, dan gejolak emosi. Mengatasi pelecehan memerlukan bantuan dan dukungan segera, termasuk menghubungi profesional dan jaringan dukungan.
5. Percakapan yang Sulit
Dalam hubungan yang sehat, komunikasi secara terbuka dan saling menghormati adalah hal yang biasa. Namun, ketika percakapan menjadi sulit, serta pasangan ragu untuk mengekspresikan diri karena takut akan reaksi pasangannya, ini merupakan tanda yang mengkhawatirkan.
Ibaratnya Anda seperti berjalan di atas kulit telur sekitar pasangan yang dapat menimbulkan ketegangan dan kegelisahan. Untuk mengatasi masalah ini, kedua belah pihak perlu menciptakan ruang aman untuk bicara terbuka.
Mendengarkan secara aktif dan empati sangat penting untuk memastikan percakapan tetap konstruktif dan bebas dari rasa takut atau intimidasi.
6. Waktu Bersama Tidak Cukup
Menghabiskan waktu berkualitas bersama sangat penting untuk menjaga ikatan yang kuat dalam memperbaiki hubungan. Ketika pasangan memprioritaskan komitmen lain di atas hubungan mereka, hal ini dapat menimbulkan perasaan diabaikan dan terputusnya hubungan.
Mengalokasikan kembali waktu untuk satu sama lain dan mendorong aktivitas bersama dapat membantu menghidupkan kembali hubungan dan memperbaiki ketegangan yang mungkin timbul.
7. Memiliki Tujuan yang Berbeda
Berbagi tujuan dan aspirasi yang sama dapat mendekatkan pasangan, serta memiliki tujuan masa depan bersama. Namun, ketika tujuan kekasih berbeda secara signifikan, hal ini seperti mencoba mengikuti jalur yang berbeda dalam perjalanan panjang.
Hal ini dapat menyebabkan stagnasi dan frustrasi ketika mereka berjuang untuk mendamaikan hubungan mereka. Penting untuk terlibat dalam komunikasi yang terbuka dan jujur tentang tujuan Anda, mencari kompromi atau titik temu untuk menyelaraskan aspirasi Anda.
Jika perbedaan-perbedaan ini tidak segera diatasi, hubungan mungkin akan retak karena kedua pasangan menempuh jalurnya masing-masing. Melihat kembali nilai-nilai dan ambisi bersama sangat penting untuk menjaga hubungan yang kuat
Advertisement
8. Hilangnya Identitas
Kehilangan rasa percaya diri dalam suatu hubungan bisa menguras emosi. Ketika pasangan mulai mengabaikan emosi, keinginan, dan individualitasnya sendiri, hal itu dapat menimbulkan perasaan frustrasi dan marah. Suatu hubungan harus mengedepankan pertumbuhan pribadi, bukan menghambatnya.
Membangun kembali rasa percaya diri dalam hubungan sangat penting bagi kedua pasangan. Hal ini bisa mencakup penetapan batasan, mengejar kepentingan individu, dan mencari bimbingan profesional.
9. Insecure
Disadari atau tidak, perasaan insecure dapat mengikis fondasi dalam suatu hubungan, menyebabkan keraguan, dan kecemasan. Dalam hubungan yang sehat, kedua individu harus merasa aman dalam peran mereka serta cinta dan komitmen pasangannya.
Mengatasi rasa insecure membutuhkan komunikasi terbuka tentang perasaan dan ketakutan, sikap cinta dan dukungan yang meyakinkan, serta upaya untuk meningkatkan harga diri pribadi. Kedua pasangan harus bekerja sama untuk menciptakan lingkungan emosional yang aman dan terjamin.