Liputan6.com, Jakarta - Program Ibu Berbagi Bijak telah berakhir dengan penutupan acara pada Kamis (19/10/2023) via Zoom. Yang menghadirkan sejumlah pemangku kepentingan, di antaranya Dessy Safitri Masri, Halimatus Sa’diyah, Irene Heniwati, Rahayu Jamiat Abdullah, Yana Suryana, Iwan Ridwan, Elis Sumarlina, dan Ardhi Setyo.
Dalam sesi tanya jawab, Dessy selaku Head of Products and Solutions dan Sponsor Program Pemberdayaan Perempuan Visa mengatakan alasannya memilih Tasikmalaya, khususnya Singaparna adalah karena pemerintah Jawa Barat memiliki visi misi yang sejalan dengan tujuan dari program Ibu Berbagi Bijak.
“Kami melihat pemerintah Jawa Barat memiliki visi misi yang sama, yaitu untuk mendorong digitalisasi UMKM. Hal ini sejalan dengan tujuan dari program Ibu Berbagi Bijak di tahun 2023 ini di mana kami ingin menumbuhkan daya saing para UMKM khususnya melalui digitalisasi UMKM,” jelas Dessy, dalam acara Ibu Berbagi Bijak, Kamis (19/10/2023).
Advertisement
Jika melihat dengan lebih spesifik, tujuan utama dari Ibu Berbagi Bijak adalah membantu sebanyak 300 UMKM perempuan yang berada di Singaparna-Tasikmalaya, untuk bisa diberikan pembekalan, pelatihan, serta literasi digital untuk membuka wawasan mereka berkembang ke ekspor.
“Kami menekankan untuk ekspor, karena kita juga ingin mendukung target pemerintah. Jika kita perhatikan di tahun 2021 hanya menyumbang ekspor dari UMKM perempuan ini hanya 5% dan target tahun 2024 itu harus naik menjadi 17%, jadi itulah sebabnya kita memilih Tasikmalaya dikarenakan misinya yang sesuai dengan tujuan dari Ibu Berbagi Bijak,” lanjutnya.
300 UMKM Singaparna Berkembang Pesat dalam Waktu 3 Bulan
Jika melihat lebih lanjut, para pelaku UMKM di Singaparna, khususnya yang tergabung dalam program Ibu Berbagi Bijak, mereka cukup kompetitif untuk Go Digital. Iwan Ridwan, selaku Kepala Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Tasikmalaya, mengatakan adanya pertumbuhan yang cukup pesat pada 300 UMKM di Singaparna.
“Saya melihat sejumlah 300 UMKM di Sigaparna ini memiliki pertumbuhan yang cukup pesat, sehingga istilah orang Tasik itu 'tidak kagog, tidak tanggung'," jelas Iwan.
Iwan juga mengaku beberapa UMKM telah berhasil menjadi eksportir yang terbukti bahwa baru-baru ini mereka membawa beberapa sektor ke China, dan untuk waktu yang akan datang beberapa lainnya siap membawa produknya untuk sampai ke Panama, Amerika.
Pada aktivitasnya, mereka tidak hanya melakukan kegiatan ekspor saja, tetapi juga bersepakat dengan para pelaku IKM dan UKM agar dapat membawanya ke luar. Dengan hal ini, Iwan mengatakan jika UMKM di Singaparna cukup berkembang dengan pesat dalam jangka waktu tiga bulan, selama pemantauan.
Advertisement
Dampak yang Dirasakan Pelaku UMKM selama Bergabung Ibu Berbagi Bijak
Pada kesempatannya, Dessy selaku Head of Products and Solutions dan Sponsor Program Pemberdayaan Perempuan Visa, mengatakan bahwa dirinya sempat membagikan assesment terkait dampak yang dirasakan oleh para pelaku UMKM dalam program Ibu Berbagi Bijak.
Terdapat sekitar 92% di antaranya, untuk kurun waktu 2021 sampai 2022 mereka dapat menjalankan bisnisnya dengan pemahaman yang lebih baik dari segi marketing, pemasaran, branding, maupun pengelolaan keuangannya.
Selain itu, mereka mengatakan bahwa pendapatannya meningkat sebanyak 46,6%, karena hasil dari penerapan ilmu yang didapatkan selama menjalankan program Ibu Berbagi Bijak.
Di samping itu, mereka yang memahami marketing dengan menggunakan materi digital pada media sosial, sejumlah 22% pelaku UMKM yang semula bisnisnya hanya berskala lokal, sekarang mulai berkembang ke taraf provinsi bahkan nasional secara luas.
“Sekitar 22% dari mereka yang tadinya bisnisnya hanya berskala lokal, sekarang bisnisnya sudah bisa menjangkau lebih luas sampai provinsi bahkan nasional. Dan juga ada pemahaman marketing, yang tadinya mereka tidak pernah menggunakan materi digital, seperti sosial media Tiktok, Facebook, dan seterusnya, sekitar 74% dari mereka sudah menggunakan kanal pemasaran digital,” tutup Dessy.