Liputan6.com, Jakarta - Modus penipuan undangan pernikahan digital saat ini kembali marak dan cukup meresahkan masyarakat. Umumnya modus penipuan ini disebarkan melalui pesan singkat.Â
Pelaku modus penipuan undangan pernikahan ini menjalankan aksinya dengan menyematkan dokumen aplikasi APK format file aplikasi untuk ponsel Android dengan nama undangan pernikahan digital. Selain Whatsapp, modus penipuan undangan pernikahan digital ini juga dapat terjadi melalui pesan teks (SMS).Â
Dikutip dari Tekno-Liputan6.com, modus penipuan undangan pernikahan ini menyasar pengguna ponsel Android dengan memanfaatkan aplikasi APK Android Package Kit.Â
Advertisement
Tentunya motif penipuan ini bertujuan tak lain untuk mendapatkan keuntungan finansial. Oleh karena itu penting bagi kita untuk waspada agar tidak menjadi korban dari modus penipuan yang sedang marak ini. Â
Dikutip dari laman Computer Security Incident Response Team (csirt) agar terhindar dari modus penipuan undangan pernikahan digital, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan:Â
- Verifikasi sumber: Hal pertama yang bisa dilakukan ialah periksa dan verifikasi keaslian undangan yang Anda terima. Hubungi pasangan yang akan menikah langsung melalui saluran komunikasi yang jelas, seperti nomor telepon yang Anda ketahui atau akun media sosial yang telah terverifikasi.
- Hati-hati dengan tautan dan lampiran: Jangan mengklik tautan atau mengunduh lampiran dari undangan pernikahan yang mencurigakan. Tautan tersebut dapat mengarahkan Anda ke situs web yang berbahaya atau menginstal perangkat lunak berbahaya pada perangkat Anda.
- Pastikan keamanan data pribadi: Jangan memberikan informasi pribadi yang sensitif kepada pihak yang tidak dikenal. Penipu sering kali meminta data pribadi dalam undangan palsu mereka, jadi selalu waspada.
- Laporkan penipuan: Jika Anda menerima undangan pernikahan digital palsu, laporkan hal tersebut kepada penyedia layanan email atau platform media sosial yang relevan. Ini akan membantu mereka dalam mengambil tindakan terhadap penipuan semacam itu.
Cara Kerja Modus Penipuan Undangan Pernikahan Digital
Masih dikutip dari Tekno-Liputan6.com, teknik yang paling sering dilakukan dalam mencuri SMS OTP dan banyak memakan korban adalah rekayasa sosial yang dirancang sedemikian rupa guna mengelabui korbannya. Salah satu rekayasa sosial yang populer adalah mengirimkan Undangan Pernikahan melalui Whatsapp.
Undangan pernikahan pencuri SMS ini dirancang dengan cermat dan mayoritas korbannya akan percaya bahwa pesan Whatsapp yang diterimanya adalah benar Undangan Pernikahan dan tanpa curiga akan membuka dan menjalankan aplikasi tersebut.
Ketika Undangan ini dibuka akan menampilkan tampilan seperti undangan pernikahan kekinian lengkap dengan foto yang sangat meyakinkan sehingga korbannya percaya dan kunci dari rekayasa sosial ini adalah ketika ia meminta akses izin mengirim dan melihat SMS.
"Bila korbannya mengizinkan hal ini, maka aplikasi jahat itu akan dapat membaca SMS ponsel dan kemudian akan mengirimkan semua SMS yang masuk, termasuk SMS OTP m-banking, SMS OTP Whatsapp dan SMS lainnya ke akun Telegram penipu," kata Pengamat Keamanan Siber dan Forensik Digital dari Vaksincom, Alfons Tanujaya.
Jika hal ini terjadi dan penyelenggara layanan finansial tidak mengamankan nasabahnya dengan baik seperti melakukan verifikasi tambahan jika akun m-banking tersebut diakses dari ponsel lain, maka penipu akan bisa mengakses akun m-banking korbannya dan melakukan transaksi finansial mencuri dana dari rekening korbannya.
Advertisement
Apa yang harus dilakukan jika kita sudah terlanjur instal aplikasi pencuri SMS ini?
Apa yang harus dilakukan jika kita sudah terlanjur instal aplikasi pencuri SMS ini, yang bisa berbentuk Aplikasi Kurir Online, Undangan Pernikahan, Surat Tilang atau Tagihan Pajak?
"Jujur saja, sebenarnya sudah terlambat dan jika institusi keuangan bank yang kamu gunakan tidak mewajibkan verifikasi tambahan setiap kali akun berganti ponsel atau nomor telepon, maka kemungkinan besar akun kamu sudah berhasil dieksploitasi," ucap Alfons.
Maka dari itu, ia menambahkan, sangat penting bagi pengguna untuk memastikan kalau layanan keuangan digital yang digunakan mewajibkan adanya verifikasi tambahan seperti mengunjungi CS untuk tatap muka, mengunjungi ATM dan mendapatkan kode/PIN untuk berganti ponsel.
Atau misalnya verifikasi lainnya seperti verifikasi wajah atau telepon langsung dari call center untuk memastikan bahwa yang meminta akses ke rekening memang adalah pemegang rekening yang bersangkutan.