Sukses

Ladies, Ini 7 Mitos Tentang PCOS yang Sebaiknya Tidak Perlu Dipercaya Lagi

Mitos-mitos ini sudah dipatahkan tentang fakta yang dijelaskan oleh ahli.

Liputan6.com, Jakarta - Meskipun penyakit ini umum terjadi dan dialami oleh perempuan, akan tetapi ada banyak kesalahpahaman tentang Polycystic Ovary Syndrome (PCOS). Sebab, kondisi ini bisa membuat frutasi bagi mereka yang mengalaminya serta dapat menghambat perawatan mereka nanti.

Statistik orang-orang yang mengalami PCOS sedikit berbeda karena diagnosisnya mungkin rumit. Namun menurut Office on Women's Health, seperti yang dihimpun dari Live Strong, Selasa (14/11/2023), hingga 10% orang dengan ovarium mengalami kondisi tersebut selama masa reproduksinya.

"PCOS adalah ketidakseimbangan hormon di mana ovarium memproduksi kelebihan hormon yang disebut androgen,” jelas Amy Wetter, MD, obgyn di Pediatrix Medical Group di Atlanta, Georgia. “Karena ketidakseimbangan hormon ini, wanita sering kali mengalami telat menstruasi, siklus tidak teratur, ovulasi yang tidak dapat diprediksi, dan juga dapat mengalami jerawat, rambut berlebih, obesitas, rambut tipis, kista di ovarium, dan infertilitas."

Meski banyak yang kita ketahui tentang PCOS dan hubungannya dengan kesehatan reproduksi, banyak juga yang belum kita ketahui. Termasuk apa penyebabnya.

“Penyebab pasti PCOS belum jelas saat ini, namun penelitian genom telah mengidentifikasi beberapa gen yang mungkin berperan dalam perkembangannya dan memengaruhi seseorang terhadap penyakit ini,” kata Elizabeth Dilday, MD, seorang obgyn di Orange County, California.

Ada banyak kebingungan di luar sana mengenai PCOS, yang dapat membuat pengidapnya tidak yakin tentang cara mengelola gejalanya. Di sini, ahli obgyn dan endokrinologi membantu kami mengungkap mitos paling umum tentang PCOS dan menjelaskan kebenaran tentang hidup dengan diagnosis ini.

2 dari 7 halaman

1. Perempuan dengan PCOS Pasti Memiliki Kista Ovarium

Mungkin mitos paling umum tentang PCOS adalah bahwa setiap orang yang mengidap penyakit ini memiliki kista ovarium. Ide ini mungkin muncul karena nama kondisi tersebut, kata Stephanie Smeltzer, MD, ahli endokrinologi reproduksi di Atlantic Center for Reproductive Medicine. 

"Akan tetapi, hal itu sebenarnya tidak benar. Faktanya, ada sejumlah kriteria yang digunakan untuk mendiagnosis kondisi ini," kata Dr. Smeltzer, dan kista hanyalah salah satu kemungkinannya.

Dan hanya karena seseorang memiliki kista di indung telurnya, bukan berarti dia mengidap PCOS. Faktanya, menurut makalah tahun 2014 di ‌Clinical Epidemiology‌, sekitar 20 hingga 30% perempuan yang tidak memenuhi kriteria medis untuk PCOS, ternyata memiliki banyak kista ovarium.

3 dari 7 halaman

2. PCOS Hanyalah Masalah Gangguan Reproduksi

Kita biasanya menganggap PCOS hanya sebagai kelainan reproduksi yang menyulitkan kehamilan.

“Ini hanyalah mitos,” kata Dr. Dilday.

Meskipun PCOS diklasifikasikan sebagai kelainan endokrin reproduksi, PCOS dapat memengaruhi banyak sistem di tubuh Anda di luar sistem reproduksi.

"Misalnya, PCOS dapat menyebabkan masalah kulit, seperti jerawat dan pertumbuhan rambut yang tidak diinginkan. Orang dengan PCOS juga memiliki peningkatan risiko kondisi seperti resistensi insulin, penyakit kardiovaskular, sindrom metabolik, peningkatan kolesterol dan diabetes tipe 2," ucap Dr. Dilday.

Inilah sebabnya mengapa sangat penting untuk menangani kondisi Anda dengan serius, menepati janji perawatan kesehatan, dan mengambil langkah-langkah untuk menangani kondisi tersebut.

4 dari 7 halaman

3. Biasanya Dialami oleh Orang yang Gemuk atau Obesitas

“Salah satu mitos yang paling umum adalah bahwa wanita dengan PCOS harus kelebihan berat badan atau obesitas untuk mendapatkan diagnosis atau bahkan melakukan pemeriksaan PCOS,” kata Dr. Wetter.

Sebaliknya, penelitian pada September 2019 dalam ‌Clinical Medical Insights: Reproductive Health‌ menemukan bahwa antara 38 dan 88% penderita PCOS memenuhi kriteria kelebihan berat badan atau obesitas. Jadi meskipun ini mungkin mayoritas, tapi tentu saja tidak semua orang.

Salah satu alasan mengapa mitos ini ada adalah karena banyak orang mengira obesitas menyebabkan PCOS. Namun hal ini ternyata tidak benar.

“Penting untuk dipahami bahwa mekanisme yang mendasarinya adalah disfungsi hormon ovarium, yang dapat terjadi pada wanita normal dan kelebihan berat badan atau obesitas,” jelas Dr. Wetter.

5 dari 7 halaman

4. Sulit Menurunkan Berat Badan jika Mengalami PCOS

Banyak orang pernah mendengar bahwa menurunkan berat badan jika Anda mengidap PCOS adalah suatu hal yang mustahil. Namun hal ini tidak benar, kata Melanie Bone, MD, seorang obgyn dan anggota dewan medis di perusahaan kesehatan ginekologi Daye.

“Pada kenyataannya, meskipun pengelolaan berat badan mungkin lebih sulit bagi beberapa pengidap PCOS karena resistensi insulin dan ketidakseimbangan hormon, hal ini bukannya tidak dapat diatasi,” katanya.

Perubahan gaya hidup sederhana, seperti mengurangi kalori dan berolahraga, dapat membantu. Terkadang, perawatan medis untuk menurunkan berat badan juga bisa membantu.

Dan sekali lagi, sedikit saja sudah cukup. Studi – termasuk penelitian pada Desember 2017 di ‌Women's Health‌ – telah menemukan bahwa penurunan berat badan sebesar 5 hingga 10% dapat membantu masalah metabolisme terkait PCOS dan meningkatkan peluang Anda untuk berovulasi.

6 dari 7 halaman

5. Orang dengan PCOS Tidak Bisa Hamil

Salah satu mitos besar tentang PCOS adalah jika Anda mengidapnya, Anda tidak bisa hamil. Meskipun benar bahwa kurangnya ovulasi adalah tanda PCOS dan sering kali menjadi bagian dari diagnosisnya, bukan berarti Anda tidak dapat berovulasi jika Anda mengidap kelainan tersebut.

“Bagi wanita pengidap PCOS yang mengalami infertilitas, ada banyak pengobatan yang tersedia untuk meningkatkan ovulasi dan kesuburan,” Dr. Berens meyakinkan.

Menurut National Institutes of Health, hamil ketika Anda mengidap PCOS biasanya melibatkan perubahan gaya hidup dan pengobatan, atau kombinasi keduanya.​

6. Tunggu Satu Tahun Saat Promil Sebelum Berkonsultasi ke Dokter

Beberapa orang dengan PCOS mengambil pendekatan "wait and see" ketika ingin hamil. Namun Dr. Smeltzer tidak merekomendasikan hal ini, terutama jika Anda tahu Anda tidak sedang berovulasi.

Mitos lainnya adalah Anda harus mencoba untuk hamil setidaknya satu tahun sebelum menemui spesialis kesuburan jika Anda menderita PCOS.

“Tidak mungkin hamil tanpa berovulasi, jadi jika Anda tahu Anda tidak berovulasi, semakin dini Anda menemui spesialis kesuburan, semakin dini kami dapat membantu Anda hamil,"  kata Dr. Smeltzer.

7 dari 7 halaman

7. PCOS Akan Hilang Saat Menopause

Jika Anda mengidap PCOS, Anda mungkin berpikir bahwa Anda tidak perlu mengkhawatirkan kondisi ini lagi setelah Anda memasuki masa menopause (didefinisikan sebagai tidak mengalami menstruasi setidaknya selama 12 bulan, dan biasanya menyerang orang berusia antara 45 hingga 55 tahun). Tapi ini tidak sepenuhnya akurat.

“Memang benar bahwa ketidakteraturan ovulasi akan hilang setelah menopause,” kata Dr. Bone.

Namun, kondisi metabolisme seperti resistensi insulin akan tetap ada. PCOS sebenarnya merupakan kondisi seumur hidup, meskipun manifestasinya berbeda-beda pada waktu yang berbeda dalam hidup.

Demikian pula, memiliki kondisi ini membuat Anda berisiko lebih tinggi terkena penyakit seperti penyakit jantung, diabetes, dan stroke, dan risiko tersebut juga meningkat seiring bertambahnya usia.

Inilah sebabnya mengapa penting untuk tetap berhubungan dengan tim perawatan kesehatan Anda, mengonsumsi obat-obatan yang direkomendasikan, dan tetap makan dengan baik serta berolahraga, bahkan setelah transisi menopause.