Liputan6.com, Jakarta - Setiap persahabatan atau hubungan persahabatan didasarkan pada kepercayaan, kenangan bersama dan pengertian. Orang-orang 'berjanji kelingking' satu sama lain untuk tidak pernah menjauh, tidak pernah merusak kepercayaan dan tetap bersama selamanya.
Namun sayangnya, terkadang keadaan berubah menjadi lebih buruk dan bahkan persahabatan terdekat pun bisa berubah menjadi pengkhianatan. Mereka bisa saja membuang sebuah rencana besar, membocorkan rahasiamu kepada orang ketiga, atau bisa juga sesuatu yang lebih besar.
Baca Juga
Setelah pengkhianatan, persahabatan tidak akan tetap sama. Pengkhianatan terhadap kepercayaan merupakan pengalaman yang menyakitkan dan menyulut emosi yang kuat, menyebabkan marah, tidak percaya, merasa rendah diri dan sedih.
Advertisement
Jadi, jika Anda pernah menjadi korban dikhianati ini, berikut beberapa cara menyebuhkannya, seperti melansir dari Times of India, Rabu (15/11/2023).
1. Tidak apa-apa untuk bersedih
Pengkhianatan bisa menyebabkan berakhirnya pertemananmu. Dan jika itu hampir terjadi, akhir ceritanya bisa sangat menyedihkan bagimu jika bukan bagi orang lain. Oleh karena itu, penting untuk memberi dirimu ruang dan waktu untuk menyembuhkannya.
Penting untuk dipahami bahwa orang lain telah berbuat salah kepadamu dan Anda tidak hanya harus marah karenanya, tetapi juga merasakan kesedihan yang menyertainya.
Biarkan emosimu muncul ke permukaan, baik melalui pembicaraan dengan anggota keluarga, orang lain, atau sekedar melakukan aktivitas yang bisa menghiburmu. Mengenali dan memproses rasa sakit adalah langkah pertama menuju penyembuhan.
Â
2. Introspeksi
Meskipun banyak yang akan memberi tahumu atau menyarankanmu untuk mencari penutupan, menelepon mereka dan bertanya mengapa mereka melakukan hal tersebut, pahamilah bahwa hal itu tidak sepadan.
Jika seseorang telah mengkhianatimu, mereka tidak pantas mendapatkan energi mental atau kedamaian emosionalmu, dan menghubungi untuk membicarakan 'mengapa mereka melakukan ini' bisa menjadi hal yang sangat melelahkan.
Sebaliknya, cobalah intropeksi diri. Luangkan waktu untuk merenungkan jenis hubungan yang Anda miliki dengan orang lain dan cobalah mengidentifikasi apakah ada kejadian lain yang Anda abaikan.
Jika Anda melakukan refleksi diri, Anda akan menemukan informasi baru dan membuka pikiranmu terhadap tanda-tanda dan perilaku yang akan melindungimu di masa depan.
3. Bicaralah dengan orang-orang terdekat
Anda tidak harus sendirian dalam penyembuhan dari pengkhianatan. Semakin Anda menyendiri, semakin banyak pikiran yang menyitamu. Jadi, cobalah untuk tidak menanganinya sendirian, tetapi hubungi orang terdekat seperti teman, keluarga atau konselor.
Sebaliknya, Anda mendengarkan saat Anda ingin melepaskan perasaan. Berbagi pengalamanmu dengan orang lain akan meringankan bebanmu, namun juga akan mengundang saran dan perspektif yang akan membantumu memahami dan move on dari situasi tersebut.
Â
Advertisement
4. Tetapkan batasan
Pengkhianatan itu menyedihkan dan traumatis, jadi Anda tidak perlu terburu-buru atau langsung menempatkan diri dalam situasi tersebut.
Jadi, untuk sementara, tetapkan batasan dengan orang lain untuk mencegah dirimu mengalami emosi dan keretanan. Dan ini bukan hanya untuk interaksi biasa dan normal saja, tapi juga berlaku untuk teman-teman lainnya.
Cobalah untuk tidak mengungkapkan semuanya kepada mereka, tetang situasi atau masa depan, untuk mencegah masalah seperti itu.
Selain itu, menetapkan batasan yang jelas membuat orang lain mengetahui batasan ruang dan kehidupanmu.