Sukses

Studi: Sering Menggunakan Ponsel Menurunkan Jumlah Sperma

Studi terbaru menunjukkan sering menggunakan ponsel dapat menurunkan jumlah sperma

Liputan6.com, Jakarta Kita semua pernah mendengar tentang dampak negatif dari penggunaan ponsel: Tentu saja, hal ini berdampak pada kesehatan mental dan hubungan Anda, namun ada juga kemungkinan mengembangkan “tech neck” (kelelahan teknologi) yang ditakuti. 

Kini, para peneliti dari Universitas Jenewa (UNIGE) di Swiss menemukan bahwa penggunaan ponsel yang tinggi dapat menimbulkan kelemahan lain: menurunkan jumlah sperma Anda secara keseluruhan. 

Peneliti Swiss melacak jumlah sperma selama 13 tahun

Seperti melansir dari Bestlife, sebuah studi baru yang diterbitkan di Fertility and Sterility mengevaluasi 2.886 pria berusia antara 18 dan 22 tahun dari populasi Swiss. Peserta direkrut antara tahun 2005 dan 2018 ketika mereka berada di militer, mengirimkan sampel air mani untuk dipelajari dan menjawab kuesioner tentang kesehatan dan gaya hidup mereka.

Selama kuisioner, peserta ditanya tentang jumlah jam yang mereka habiskan menggunakan ponsel dan di mana mereka menyimpan perangkat saat tidak digunakan. Secara total, 2.759 pria menjawab pertanyaan tentang penggunaan ponsel, dan 2.764 memberikan rincian tentang di mana mereka menyimpan ponsel, sehingga memungkinkan peneliti untuk menarik hubungan antara kedua faktor tersebut dan jumlah sperma.

Mereka yang lebih sering menggunakan ponsel bernasib lebih buruk dalam hal jumlah sperma

Menurut temuan tersebut, jumlah sperma dan konsentrasi sperma “jauh lebih tinggi pada kelompok pria yang tidak menggunakan ponselnya lebih dari sekali dalam seminggu.”

Bagi pria yang mengatakan bahwa mereka menggunakan ponselnya 20 kali atau lebih setiap hari, peneliti menyimpulkan bahwa mereka memiliki risiko 21 persen lebih tinggi terhadap rendahnya jumlah sperma secara keseluruhan. Pengguna ponsel yang rajin juga memiliki risiko 30 persen lebih tinggi terhadap konsentrasi sperma yang lebih rendah, yaitu jumlah sperma dalam satu mililiter air mani. 

(Para peneliti mendefinisikan jumlah dan konsentrasi sperma yang "lebih rendah" sebagai tingkat yang berada di bawah standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk pria subur.)

Pria yang lebih sering menggunakan ponsel juga ditemukan memiliki berat badan lebih tinggi dan indeks massa tubuh (BMI) lebih tinggi, dan lebih banyak peserta yang melaporkan merokok dan minum alkohol.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Ada juga beberapa temuan yang menggembirakan

Mengingat betapa pentingnya telepon seluler dalam kehidupan kita sehari-hari, data ini mungkin membingungkan. Namun, tidak semuanya buruk—menurut hasil penelitian, menyimpan ponsel di saku celana tidak berhubungan dengan rendahnya jumlah sperma.

Selain itu, para peneliti tidak menemukan hubungan yang konsisten antara penggunaan ponsel dan motilitas sperma (kemampuan untuk bergerak sendiri) atau ukuran dan bentuk sperma. Alison Campbell, kepala petugas ilmiah di Care Fertility, mengatakan kepada CNN bahwa hal ini tidak boleh diabaikan.

“Meskipun jumlah sperma penting, kemampuan sperma untuk berenang, memiliki DNA utuh yang sehat, dan bentuk tubuh yang tepat, setidaknya sama pentingnya,” katanya.

 

3 dari 4 halaman

Perubahan teknologi juga mempengaruhi hasil selama bertahun-tahun

Aspek menarik lainnya dari penelitian ini adalah hubungan antara penggunaan ponsel dan jumlah sperma menjadi lemah selama 13 tahun penelitian. Menurut para peneliti, hubungan ini paling jelas terlihat pada periode penelitian pertama (2005-2007), kemudian secara bertahap menurun pada periode penelitian terakhir (2008-2011, dan 2012-2018).

Para peneliti menulis bahwa hal ini "sejalan dengan transisi ke teknologi baru, terutama dari 2G ke 3G ke 4G, dan penurunan daya keluaran ponsel."

Seperti yang dijelaskan oleh peneliti Martin Roosli, seorang profesor di Swiss Tropical and Public Health Institute kepada Forbes, ponsel bisa menjadi panas saat menggunakan energi untuk mengirim dan menerima sinyal, dan energi inilah yang menurut para peneliti ada hubungannya dengan kualitas sperma. 

Namun, jaringan yang lebih baru memerlukan daya yang lebih kecil untuk mengirimkan sinyal, yang berarti pengaruhnya juga lebih kecil terhadap sperma.

Pada saat yang sama, para peneliti mengatakan bahwa studi tambahan diperlukan untuk mengevaluasi dampak teknologi ponsel baru, karena studi mereka hanya “mewakili gambaran singkat” dari dampak ponsel.

 

4 dari 4 halaman

Belum adanya jawaban konkrit

Meskipun penelitian ini merupakan studi cross-sectional terbesar mengenai topik ini, penelitian tentang penurunan jumlah sperma bukanlah hal baru. Beberapa data menunjukkan bahwa selama 50 tahun terakhir, jumlah sperma telah turun sekitar 50 persen secara global—dan tidak ada yang tahu pasti penyebabnya, CNN melaporkan.

“Penelitian sebelumnya yang mengevaluasi hubungan antara penggunaan ponsel dan kualitas air mani dilakukan pada sejumlah kecil individu, jarang mempertimbangkan informasi gaya hidup, dan mengalami bias seleksi, karena mereka direkrut dari klinik kesuburan. Hal ini menyebabkan hasil yang tidak meyakinkan," pungkas penulis pertama dan salah satu pemimpin penelitian Rita Rahban, peneliti senior dan asisten pengajar di Departemen Kedokteran Genetik dan Pengembangan di Fakultas Kedokteran UNIGE dan di Pusat Toksikologi Manusia Terapan Swiss, dalam sebuah pers.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.