Sukses

Mitos Gunung Salak, Adanya Kerajaan Gaib Hingga Harta Karun Terpendam

Gunung Salak, di Bogor, Jawa Barat, bukan hanya destinasi mendaki yang memukau dengan keindahan alamnya, tapi juga menyimpan kisah mistis yang menghantui pengunjung.

Liputan6.com, Jakarta Gunung Salak, yang terletak di wilayah Bogor, Jawa Barat, bukan hanya menjadi destinasi populer bagi para pendaki yang mencari pengalaman mendaki yang menarik dan keindahan alam yang memukau. Namun, di balik pesona alamnya, Gunung Salak menyimpan sejumlah kisah mistis yang menghantui para pengunjungnya. 

Dengan ketinggian mencapai 2.211 meter di atas permukaan laut, gunung ini menjadi bagian dari Taman Nasional Gunung Halimun-Salak sejak tahun 2003, memberikan perlindungan terhadap keberagaman hayati dan keindahan alam yang dimilikinya.

Tak hanya menjadi tempat berpetualang bagi pendaki, Gunung Salak juga dikenal sebagai gunung berapi aktif yang mempesona. Keaktifannya memberikan daya tarik tersendiri bagi mereka yang tertarik pada fenomena geologi. 

Namun, daya tarik ini tidak hanya berasal dari aktivitas geologisnya, melainkan juga dari aura mistis yang mengelilingi gunung ini. Seiring dengan keindahan alamnya, Gunung Salak kerap menjadi saksi bisu dari berbagai kejadian mistis yang menambahkan kesan magis pada destinasi ini.

2 dari 13 halaman

1. Tempat Bersemayam Prabu Siliwangi

Gunung Salak, selain dikenal dengan keindahan alamnya yang memukau dan kisah mistisnya yang melibatkan kejadian-kejadian misterius, juga menjadi tempat dimana legenda Kerajaan Padjadjaran hidup secara gaib.

Menurut legenda yang berkembang di masyarakat sekitar, Kerajaan Padjadjaran, yang berdiri sejak tahun 1030 M, menyimpan arwah para penghuni dan sang raja, Prabu Siliwangi. Meskipun kerajaan ini sudah runtuh sebelum masa penjajahan Belanda di Indonesia, keyakinan akan keberadaan arwah tersebut masih kuat di kalangan masyarakat Gunung Salak.

Masyarakat sekitar Gunung Salak meyakini bahwa kerajaan tersebut memiliki keberadaan gaib di wilayah tersebut. Prabu Siliwangi, sang raja yang dianggap sebagai pemimpin bijaksana, diyakini masih bersemayam di sekitar gunung, menciptakan aura magis dan kehadiran spiritual yang dapat dirasakan oleh mereka yang mencari pengalaman mistis.

3 dari 13 halaman

2. Area Mencekam untuk Transportasi Udara

Gunung Salak, selain menjadi destinasi wisata alam yang memesona, juga dikelilingi oleh cerita mistis yang mengangkat keberadaan kekuatan magnetik yang kuat. Keyakinan akan kekuatan ini diperkuat oleh serangkaian kejadian pesawat yang hilang atau mengalami kesulitan navigasi saat melintasi kawasan Gunung Salak.

Fenomena ini menciptakan atmosfer misterius dan menambah dimensi magis pada gunung ini. Pesawat-pesawat yang kerap kehilangan arah atau tidak terdeteksi oleh radar memberikan catatan tragis, termasuk kecelakaan pesawat Sukhoi SuperJet 100 pada tahun 2012, yang merenggut nyawa sekitar 45 penumpang dari berbagai negara.

Kehilangan pesawat di sekitar gunung ini menimbulkan pertanyaan-pertanyaan yang belum terjawab, menciptakan ketegangan dan ketakutan di kalangan masyarakat setempat. Kombinasi antara keindahan alam dan misteri yang menyelubungi Gunung Salak menciptakan daya tarik unik bagi para pencari pengalaman yang ingin menyelami nuansa magis dan tak terduga.

4 dari 13 halaman

3. Memiliki Harta Karun Tersembunyi

Gunung Salak, selain menjadi saksi bisu dari cerita mistis dan kejadian-kejadian tak terjelaskan, juga dikelilingi oleh legenda harta karun yang terkubur pada zaman penjajahan Belanda. Menurut cerita yang beredar, pada masa itu, Belanda disebut-sebut menyembunyikan kekayaan mereka di lereng Gunung Salak.

Tujuan mereka adalah agar pihak Jepang yang kemudian menggantikan Belanda di Indonesia tidak dapat merampas harta tersebut. Kisah ini telah menyebar luas di kalangan masyarakat, terutama di sekitar Gunung Salak, dan memicu minat serta keinginan untuk menemukan harta karun tersebut.

Cerita tentang harta karun yang terkubur di Gunung Salak telah menciptakan daya tarik tersendiri bagi para pencari petualangan dan penjelajah misteri. Masyarakat di kaki Gunung Salak pun berlomba-lomba untuk menggali dan mencari kekayaan yang konon tersembunyi di dalam gunung tersebut.

5 dari 13 halaman

4. Suara Gamelan Sepanjang Perjalanan Pendaki

Gunung Salak, selain menyimpan kisah mistis tentang kekuatan magnetik dan legenda harta karun Belanda, juga terkenal dengan cerita misterius lainnya yang melibatkan suara gamelan. Para pendaki yang menjelajahi rute menuju puncak Gunung Salak sering kali melaporkan pengalaman mendengar suara gamelan yang misterius.

Menurut berbagai cerita dari masyarakat setempat, suara ini terdengar entah dari mana, mengundang rasa ingin tahu dan keheranan para pendaki yang mendengarnya. Keberadaan suara gamelan ini menciptakan daya tarik magis yang tak terelakkan bagi para pendaki.

Mereka yang mendengar suara ini sering kali terpikat untuk mencari sumbernya, tanpa dapat menentukan dengan pasti asal suara tersebut. Fenomena ini membawa risiko tersendiri, karena banyak laporan yang mencatat bahwa pendaki yang mencoba mengikuti suara gamelan tersebut seringkali mengalami kehilangan dan sulit ditemukan oleh tim Search and Rescue (SAR).

6 dari 13 halaman

.5. Tradisi Seren taun

Tradisi Seren Taun masih tetap hidup dan dilaksanakan hingga kini oleh masyarakat yang menetap di ketinggian sekitar 1.200 meter, terletak di sisi timur Gunung Salak. Tradisi ini menjadi bagian penting dalam kehidupan masyarakat setempat, menandai momen rasa syukur kolektif atas hasil panen yang diperoleh.

Dengan berlangsungnya Seren Taun, masyarakat turut merayakan kesuburan dan keberlimpahan alam yang diberikan oleh Gunung Salak, menciptakan hubungan yang erat antara manusia dan alam di sekitarnya.

Seren Taun, yang diadakan di wilayah ketinggian ini, bukan hanya sebuah perayaan, tetapi juga menjadi wujud penghargaan terhadap siklus alam yang berpengaruh pada kehidupan sehari-hari masyarakat.

 

7 dari 13 halaman

6. Pantangan Buah Salak

Misteri di sekitar Gunung Salak semakin terperinci dengan adanya pantangan khusus terkait buah salak. Meskipun nama gunung ini berasal dari bahasa Sansekerta, Salaka, yang berarti perak, namun tidak ada hubungan langsung antara nama gunung dan buah salak. Pantangan ini menjadi bagian dari tradisi lokal yang diyakini dapat memengaruhi perjalanan pendaki.

Menyinggung atau bahkan hanya menanyakan tentang buah salak dianggap sebagai tindakan kesombongan, dan konon, pendaki yang melanggar pantangan ini akan menghadapi kesulitan untuk mencapai puncak gunung.

Dalam konteks ini, menyebut buah salak tidak hanya dianggap sebagai pelanggaran tradisi, tetapi juga sebagai bentuk penghormatan terhadap kesakralan Gunung Salak yang dianggap memiliki kekuatan gaib yang harus dihormati.

8 dari 13 halaman

7. Pantangan Mengambil Bunga Anggrek

Cerita mistis Gunung Salak semakin terasa nyata dengan adanya pantangan untuk tidak memetik bunga Anggrek yang tumbuh di lerengnya. Meskipun keindahan bunga Anggrek di Gunung Salak menarik perhatian para pendaki, masyarakat setempat meyakini bahwa anggrek adalah tanaman yang dimiliki oleh makhluk gaib di gunung ini.

Bunga Anggrek di Gunung Salak bukan hanya sekadar objek estetika, tetapi juga dianggap sebagai lambang keberadaan makhluk gaib yang mendiami gunung tersebut. Meskipun bagi sebagian orang cerita ini terdengar sebagai kepercayaan yang berlebihan, namun penting untuk diingat bahwa keberadaan dan kepercayaan ini membentuk bagian integral dari budaya lokal.

Sebagai pendaki, sikap menghormati adat dan kebiasaan yang telah ada di Gunung Salak merupakan sikap bijak. Terlepas dari kebenaran atau kepercayaan pribadi terhadap cerita mistis, menjaga keberlanjutan tradisi lokal dan menghormati kepercayaan masyarakat setempat adalah langkah penting dalam menjaga harmoni antara manusia dan lingkungan.

9 dari 13 halaman

Gunung Salak terletak di mana?

Gunung Salak terletak di perbatasan Sukabumi dan Bogor.

10 dari 13 halaman

Kenapa Gunung Salak disebut Gunung Salak?

Banyak orang salah menganggap bahwa Gunung ini dinamakan Gunung Salak karena terdapat banyak perkebunan salak di sekitarnya. Namun, sebenarnya, nama "Salak" berasal dari Bahasa Sansekerta, yakni "Salaka," yang memiliki arti 'Perak'. Daerah sekitar Gunung Salak dianggap sebagai wilayah yang sebaiknya dihindari oleh penerbangan, baik pesawat berukuran kecil maupun besar.

11 dari 13 halaman

Apakah Gunung Salak bisa didaki?

Ada beberapa jalur yang dapat ditempuh untuk mendaki Gunung Salak. Puncak yang umumnya menjadi tujuan pendaki adalah Salak I. Alternatif jalur lainnya termasuk melalui "jalan belakang" melalui Cidahu, Sukabumi, atau dari Kawah Ratu, yang berdekatan dengan Gunung Bunder.

12 dari 13 halaman

Berapa hari ke puncak Gunung Salak?

Mendaki Gunung Salak melalui jalur Cidahu, Sukabumi, membutuhkan waktu sekitar 7-8 jam. Perjalanan menuju puncak Salak diawali dari Pos Registrasi Cidahu, yang merupakan bagian dari Resort PTNW Kawah Ratu di Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS).

13 dari 13 halaman

Berapa biaya naik Gunung Salak?

Untuk memasuki kawasan Gunung Salak Endah melalui pintu gerbang utama, biaya masuknya adalah Rp.15.000 per orang, sedangkan tiket domestik untuk masuk ke kawasan Gunung Salak - Halimun sebesar Rp.25.000. Untuk parkir sepeda motor di area objek wisata, dikenakan biaya sebesar Rp.5000.

Â