Liputan6.com, Jakarta Sebuah gunung berapi kerucut yang megah terletak di ujung timur Pulau Jawa, Indonesia dengan melibatkan tiga kabupaten di wilayah Besuki, Jawa Timur, yaitu Banyuwangi, Bondowoso, dan Jember. Dengan ketinggian mencapai 3.344 meter di atas permukaan laut.
Gunung Raung mengundang para petualang dengan empat puncak utamanya. Puncak Bendera, Puncak Tujuh Belas, dan Puncak Tusuk Gigi menjadi saksi bisu petualangan di ketinggian. Dengan prestasinya yang luar biasa, Gunung Raung menduduki peringkat kedua sebagai gunung tertinggi di Jawa Timur, setelah Gunung Semeru yang megah dan Kaldera.
Baca Juga
Gunung Raung juga menyimpan misteri dan sejarah yang memikat hati para penjelajah. Mitos mengenai pondok demit dan kerajaan macan putih menjadi daya tarik tersendiri bagi mereka yang ingin menggali lebih dalam.
Advertisement
Diambil dari berbagai sumber, kisah-kisah ini memicu rasa ingin tahu yang memotivasi para petualang untuk menjelajahi lebih jauh. Bukan hanya melalui puncaknya yang menjulang, tetapi juga melalui lorong-lorong cerita yang tersembunyi di balik kabut Raung.
1. Filosofi Singkat Gunung Raung
Meskipun kata 'raung' tidak termasuk dalam kosakata baku bahasa Jawa, asal-usulnya dapat dilacak kembali hingga dialek-daerah Jawa Timur bahkan bahasa Madura. Signifikansi nama ini jelas terkait dengan kebisingan besar yang dihasilkan oleh gunung berapi ini selama letusan selalu mencirikan suara 'mengaum dengan keras.'
Mendaki Gunung Raung bukan hanya sebatas menghadapi medan yang sulit, melainkan juga melibatkan elemen cuaca yang kuat. Di puncaknya, pengunjung dihadapkan pada angin kencang yang begitu hebat sehingga diibaratkan seperti raungan singa. Kekuatan angin tersebut dapat mengancam keselamatan para pendaki, terutama jika pijakan mereka tidak cukup kuat. Inilah yang memberi gunung ini nama, mencerminkan karakteristik uniknya yang dapat memberikan tantangan ekstrim bagi para petualang yang merasakan getaran di tepi kawah.
Gunung Raung menawarkan dua jalur utama yang menarik. Rute dari utara, khususnya dari Sumberwringin, menjadi opsi yang populer dengan fasilitas seperti akomodasi, pemandu, dan porter yang dapat diatur untuk mendukung petualangan. Perjalanan ini dapat diselesaikan dalam waktu dua hari, memberikan pengalaman mendaki yang memuaskan.
Bagi mereka yang mencari tantangan lebih besar, mendaki ke Puncak Sejati di tepi kawah Raung melalui rute selatan dekat Kalibaru menjadi pilihan yang menantang. Perlu diingat bahwa kedua rute ini tidak terhubung, meningkatkan tingkat kesulitan dan menawarkan pengalaman petualangan yang luar biasa.
Advertisement
2. Kisah Legenda Kerajaan Macan Putih
Gunung Raung dihiasi dengan cerita-cerita menarik mengenai masa lalu yang melibatkan legenda Kerajaan Macan Putih. Berdasarkan keyakinan masyarakat setempat, gunung ini dulunya merupakan wilayah yang dihuni oleh kerajaan tersebut lengkap dengan keraton yang berdiri langsung di atas kaldera besar Gunung Raung.
Kerajaan Macan Putih diyakini telah berdiri sejak tahun 1638 dan diperintah oleh seorang raja bijaksana dan berwibawa bernama Pangeran Tawangulun, yang merupakan keturunan langsung dari raja-raja Majapahit pada masa lampau.
Walaupun zaman telah berubah, kisah tentang Kerajaan Macan Putih tetap hidup hingga saat ini. Hanya orang-orang tertentu yang dipercayai memiliki kemampuan batin untuk melihat keberadaannya. Mitos ini telah menjadi bagian tak terpisahkan dari warisan budaya di lereng Gunung Raung, menambah dimensi kekayaan sejarah dan spiritual bagi penduduk di sekitarnya.
Seiring berjalannya waktu, legenda ini terus diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya yang membentuk warisan budaya dan menjadi bagian dari identitas lokal. Gunung Raung tidak hanya sekadar pemandangan alam yang megah, melainkan juga mengandung narasi mistis yang menghubungkan masa lalu dengan kehidupan sehari-hari penduduk sekitarnya, memberikan sentuhan magis pada keindahan alam yang dimilikinya.
3. Legenda Arca Nyei yang Terletak di Kaki Gunung Raung
Salah satu elemen menarik dalam cerita ini adalah batu arca Nyei yang berbentuk wanita hamil. Terletak di tengah-tengah kebun tebu atau tembakau, arca Nyei menjadi objek menarik yang menarik perhatian para pengunjung.
Batu arca Nyei di Pekauman menjadi saksi bisu sejarah dengan usianya yang mencapai sekitar 4.500 tahun. Saat ini, patung tersebut bukan hanya menjadi peninggalan bersejarah, tetapi juga menjadi tempat ritual bagi beberapa penduduk yang bekerja sebagai petani.
Dalam upacara ini, arca Nyei menjadi fokus utama karena menghadap ke Gunung Raung. Sebagai lambang kesuburan, arca Nyei mencerminkan keyakinan akan kelimpahan yang dibawa oleh gunung tersebut melalui abu vulkaniknya.
Ritual yang dilakukan oleh masyarakat setempat mencerminkan hubungan erat antara manusia, alam, dan keyakinan spiritual mereka. Arca Nyei bukan hanya sebuah karya seni kuno, tetapi juga representasi simbolis dari hubungan harmonis antara gunung sebagai penyedia kesuburan dan manusia sebagai penerima anugerah dari alam. Seiring berlalunya waktu, kesinambungan tradisi ini menjadikan arca Nyei sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari warisan budaya yang kaya di lereng Gunung Raung.
Advertisement
4. Pos Pondok Sumur
Berdasarkan ceriwa masyarakat setempat sebelumnya pos ini memiliki sumur yang sangat dalam, menjadi tempat pertapaan bagi individu-individu sakti yang mencari kedalaman spiritual.
Kisah ini menambahkan sentuhan misteri pada atmosfer gunung, menciptakan daya tarik sendiri bagi para pengunjung yang tertarik dengan narasi-narasi yang melibatkan keajaiban alam dan keberadaan spiritual.
Selain sumur misterius, pos ini juga terkait dengan pengalaman aneh para pendaki. Banyak dari mereka melaporkan mendengar suara langkah kaki kuda ketika mereka berkemah di sekitar pos ini. Hal ini menciptakan suasana yang unik dan menakutkan bagi petualang yang mendaki Gunung Raung.
Keberadaan jejak langkah kuda dalam kisah ini menambah dimensi keajaiban dan ketegangan, memberikan daya tarik khusus bagi para petualang yang mencari pengalaman yang melampaui batas fisik.
5. Pos Pondok Demit
Pos Pondok Demit di Gunung Raung diceritakan sebagai 'pasar setan', menambahkan unsur misteri pada petualangan di gunung ini. Keyakinan dari masyarakat setempat menyatakan bahwa pos tersebut menjadi tempat jual-beli makhluk halus.
Para pendaki sering berbagi pengalaman mereka dengan mengklaim mendengar keramaian dan kehidupan layaknya di pasar, seolah-olah mereka tengah berada di tengah transaksi makhluk gaib ketika melewati pos Pondok Demit. Kisah ini membangkitkan rasa ingin tahu dan ketertarikan terhadap keberadaan alam gaib yang diyakini menghuni Gunung Raung.
Terlepas dari percaya atau tidak, legenda pasar setan ini ikut membentuk citra Gunung Raung sebagai tempat yang penuh dengan keajaiban dan misteri. Pos Pondok Demit menjadi fokus utama dalam cerita-cerita mistis seputar gunung ini, menarik perhatian para petualang yang mencari pengalaman di luar keindahan alam fisiknya.
Advertisement
6. Pos Pondok Mayit
Dalam catatan sejarah Gunung Raung, terdapat peristiwa menakutkan ketika ditemukan jasad yang digantung di salah satu pohon di wilayah tersebut. Diyakini bahwa jasad tersebut adalah milik seorang bangsawan Belanda yang dihukum gantung oleh pejuang lokal pada masa lalu. Peristiwa ini menjadi jejak sejarah tentang perlawanan dan perjuangan yang dilakukan oleh penduduk setempat melawan penjajahan Belanda.
Kisah menakutkan ini memberikan dimensi sejarah yang kuat pada Gunung Raung, menunjukkan bahwa gunung ini tidak hanya menawarkan keindahan alam yang menakjubkan tetapi juga menyimpan narasi perjuangan yang mendalam. Jasad yang ditemukan menjadi simbol keteguhan dan perlawanan penduduk setempat dalam menghadapi penjajahan, menambahkan nuansa historis yang melibatkan gunung ini dalam kisah heroik masa lalu.
7. Pondok Angin
Dikenal sebagai saksi bisu dari keelokan alam yang mempesona, lokasi ini menjadi tempat bagi angin deras yang memberikan pengalaman luar biasa bagi para pengunjung. Saat berada di sini, badan setiap pengunjung akan dirasakan dan didorong oleh hembusan angin yang bergemuruh dan menciptakan pengalaman unik di tengah panorama yang memukau.
Adanya angin yang begitu kuat ini tidak hanya menambah pesona alam, melainkan juga memberikan sentuhan dramatis yang membuat kunjungan ke lokasi ini menjadi momen yang tak terlupakan.
Advertisement
8.Sering Terdengar Suara Mistis di Malam Jumat
Gunung Raung menyimpan misteri yang unik, terutama terkait dengan fenomena suara aneh yang terdengar setiap malam Jumat.
Diyakini bahwa suara tersebut merupakan jejak langkah kaki kuda dari kuda sang ratu yang secara teratur mengunjungi kerajaannya pada malam Jumat. Kejadian ini menambah nuansa magis dan mistis di Gunung Raung, menciptakan atmosfer yang sarat keajaiban pada malam-malam Jumat.
Percaya akan kehadiran kuda sang ratu yang berkunjung ke kerajaannya pada malam Jumat menambahkan dimensi mistis pada gunung ini. Suara langkah kaki kuda yang terdengar menjadi lambang dari keberadaan makhluk gaib yang menghuni Gunung Raung, memicu rasa ingin tahu dan kagum terhadap keyakinan lokal yang kaya akan legenda dan mitos. Keanehan ini semakin menarik bagi mereka yang mencari pengalaman yang melibatkan unsur-unsur spiritual dan alam gaib di tengah keindahan alam Gunung Raung.
Question and Answer
1. Berapa kali terjadi letusan Gunung Raung?
Gunung Raung terletak di Jawa Timur, Indonesia, telah mengalami beberapa kali letusan sepanjang sejarahnya. Kejadian letusan yang cukup signifikan tercatat terjadi pada tahun 2015, yang mengakibatkan penutupan beberapa bandara di sekitarnya karena hujan abu vulkanik.
Sebelumnya, beberapa letusan juga terjadi pada abad ke-19 dan 20, seperti yang tercatat pada tahun 1817, 1843, 1913, dan 1926. Namun, informasi sejarah mengenai letusan gunung berapi dapat terus berkembang seiring berjalannya waktu, dan kemungkinan adanya kejadian baru setelah pengetahuan saya terakhir diperbarui.
2. Apakah Gunung Raung masih dalam keadaan aktif?
Hingga bulan Januari 2022, Gunung Raung masih dianggap sebagai gunung berapi yang aktif. Riwayat aktivitasnya mencakup serangkaian letusan dalam beberapa dekade terakhir, termasuk letusan yang cukup signifikan pada tahun 2015 yang menyebabkan penutupan sejumlah bandara di sekitarnya karena abu vulkanik. Gunung Raung terus dipantau oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) serta lembaga-lembaga pengawasan vulkanologi lainnya di Indonesia.
Namun, perlu diingat bahwa status aktivitas gunung berapi dapat berubah sewaktu-waktu. Status terkini Gunung Raung saat ini adalah normal (level 1).
Advertisement