Liputan6.com, Jakarta - Dari semua mimpi yang mungkin dialami manusia saat tidur nyenyak, mimpi berulang mungkin terasa paling misterius dan menakutkan. Mimpi bisa sangat bervariasi dari satu orang ke orang lainnya.
American Sleep Association mencatat bahwa manusia rata-rata mengalami tiga hingga lima mimpi setiap malam, biasanya berlangsung antara 20 sampai 30 menit. Karena mimpi cenderung terbentuk saat manusia berada dalam tidur paling nyenyak.
Baca Juga
Tak jarang kita mengalami mimpi indah dan menyenangkan, tepat sebelum mimpi buruk yang membingungkan atau bahkan menakutkan. Namun, jika Anda salah satu dari banyak orang yang bermimpi tentang pemandangan yang sama setiap bulan, minggu, atau bahkan setiap malam, itu adalah hal wajar.
Advertisement
Mimpi yang berulang mungkin bersifat menyenangkan, terutama karena persentase pria dan wanita melaporkan seringnya mimpi mereka bernuansa romantis dan seksual yang meningkat dalam beberapa tahun terakhir, menurut American Academy of Sleep Medicine.
Namun, mereka yang mengalami mimpi berulang-ulang menjadi bingung atau ketakutan dengan rangkaian kejadian, dan bertanya-tanya mengapa sebenarnya mereka terus mengalami mimpi yang sama. Sebanyak 75% mimpi yang berulang mungkin bersifat negatif, menurut survei remaja yang diterbitkan dalam sebuah penelitian tahun 2015.
“Mimpi buruk yang berulang seringkali disebabkan oleh kecemasan yang belum terselesaikan atau trauma yang belum sepenuhnya diproses oleh otak kita,” kata Annie Miller, LCSW-C, psikoterapis berlisensi, spesialisasi perawatan tidur asal Washington D.C, mengutip dari Goodhousekeeping pada Rabu (6/12/2023).
“Memang ada tema khas yang muncul dalam mimpi berulang ini, terutama mimpi buruk. Misalnya, perasaan tidak berdaya, kurang aman, tidak percaya, dan malu adalah masalah umum dalam mimpi buruk yang berulang,” sambungnya.
Maksud dari Mimpi Berulang
Penyebab khusus dari mimpi berulang adalah kejadian yang mungkin benar-benar terasa seperti mengulangi rangkaian peristiwa serupa berulang kali. Kejadian tersebut biasa disebut sebagai kelumpuhan tidur.
Para ahli di Klinik Cleveland menunjukkan bahwa kelumpuhan tidur terjadi ketika otak mengendurkan otot-otot di kaki dan lengan selama tidur REM (Rapid Eye Movement), namun Anda secara bersamaan mendapatkan kembali kesadaran, yang berarti tidak dapat bergerak atau berbicara.
“Hal ini seringkali melibatkan pengulangan trauma dengan berbagai cara, atau situasi berbeda di mana orang tersebut tertekan dengan emosi serupa yang mereka alami selama trauma, namun dalam alur cerita yang berbeda,” jelas Kogan.
Advertisement
Cara Menghentikan Mimpi Berulang
Terapi Latihan Mimpi (DRT)
Pendekatan ini melibatkan pemutaran ulang dan penulisan ulang akhir dari mimpi yang dialami. Orang-orang perlu memutar ulang mimpi yang terjadi untuk ditulis sembari membayangkannya. Lalu, mereka dapat mengubah bagian akhir serta menggambarkan di dalam kepalanya sebelum tidur.
Terapi Eksposur, Relaksasi, dan Reskrip (EERT)
Cara ini juga melibatkan penulisan ulang mimpi buruk, tetapi menambahkan elemen relaksasi di dalam prosesnya. Kedua terapi ini [EERT dan DRT] terbukti efektif secara klinis.
Terapi Perilaku Kognitif (CBT)
Sering digunakan bagi mereka yang mengalami insomnia dan mimpi buruk, Kogan mengatakan CBT adalah pendekatan berbasis bukti yang terbukti meningkatkan kualitas tidur dan mengurangi mimpi buruk.
Terapi Pemaparan Berkepanjangan
Bagi mereka yang mengidap PTSD dapat memperoleh manfaat dari mencari pengobatan berbasis bukti, seperti terapi pemrosesan kognitif atau terapi pemaparan berkepanjangan. Menurut Kogan, ini melibatkan individu yang berusaha secara bertahap mendekati kenangan atau situasi terkait trauma.