Liputan6.com, Jakarta Tahun 2023 menandai pencapaian kelima kalinya Mowilex meraih sertifikasi CarbonNeutral® secara beruntun. Meski telah mengantongi sertifikasi tersebut, Mowilex tak berpuas diri dan berhenti pada penghitungan dan penimbangan emisi scope 1, 2, dan 3.
Malahan, lewat proyek offset yang mendukung nilai-nilai perusahaan, Mowilex turut mendukung berbagai Sustainable Development Goals (UN SDGs), mempromosikan energi terbarukan, dan mewujudkan dampak positif di komunitas lokal. Terbaru, Mowilex melakukan inisiasi penanaman 25 ribu pohon bakau di Sungai Kupah, Kalimantan Barat.
Presiden Director serta CEO Mowilex Indonesia Nico Safavi mengatakan bahwa selama lebih dari 53 tahun, masyarakat telah mempercayai Mowilex sebagai pemimpin di antara produsen cat berkualitas. Dan kini, Mowilex juga ingin dikenal sebagai pemimpin industri dalam hal pertanggungjawaban lingkungan.
Advertisement
"Ini telah direfleksikan lewat emisi karbon operasional kami yang telah diimbangi menjadi nol selama lima tahun berturut-turut. Kami yakin, pelanggan, pemilik rumah, toko lokal, pengembang, bahkan generasi muda akan memperhatikan dan menghargai upaya ini," ungkap Nico pada acara Beyond Carbon Neutral Talk Show 2023 di Wang Plaza, Jakarta, Rabu (06/12/2023).
Meski demikian, Nico mengaku bahwa Mowilex membutuhkan dukungan dari semua pihak di pasar. Dukungan tersebut akan membantu mereka untuk terus berinvestasi guna mencapai tujuan jangka panjang perusahaan dan turut mendukung tujuan Indonesia dalam mengurangi emisi.
Hati-hati green washing
Pada kesempatan yang sama, Direktur Trisakti Sustainability Center Juniati Gunawan, Ph. D mengingatkan masyarakat untuk berhati-hati terhadap Green Washing.
"Laporan perusahaan di Indonesia senang membuat kalimat 'berkomitmen terhadap lingkungan' tetapi tidak ada buktinya. Hati-hati terhadap trustworthy perusahaan."
Meski demikian, Juniati mengaku bahwa hal tersebut tak berlaku terhadap Mowilex yang secara rutin dan mendetail mencatat setiap pengeluaran karbonnya.
"Langkah Mowilex untuk meluncurkan laporan Lingkungan, Sosial, dan Tata kelola (LST) patut diapresiasi untuk mendorong transparansi operasi bisnis kepada pemangku kepentingan dan publik," ungkap dia.
Advertisement
Butuh keberanian untuk netral karbon
Hal ini diamini oleh Dekan Fakultas Bisnis dan Ekonomi Universitas Prasetiya Mulya Dr. Fathony Rahman, DBA. Menurut dia, tidak semua perusahaan berani keluar dari zona nyaman atau berani berubah mengambil posisi seperti apa yang dilakukan oleh Mowilex.
"Ada konsekuensi biaya, butuh perhatian stakeholder, bahkan butuh adanya pemahaman dari rantai pasokan hingga supplier terkait apa itu sustainability," ujarnya.
Akan tetapi, Fathony mengaku bahwa kesadaran konsumen terhadap isu keberlanjutan sudah semakin meningkat. Dampaknya, konsumen akan lebih selektif dan membeli produk dari perusahaabn yang lebih berkelanjutan.
"Walaupun dalam penerapannya masih dihadapi oleh tantangan, penting bagi perusahaan untuk selalu memprioritaskan keterlibatan karyawan, dan membangun kemitraan dengan pihak eksternal untuk mendapat dukungan dalam menerapkan konsep berkelanjutan secara efektif," pungkasnya.