Liputan6.com, Jakarta - Kamu pasti tidak asing lagi dengan istilah ghosting dan benching yang merupakan tredn dan mode hubungan zaman sekarang. Namun, ada satu istilah yang cukup jarang diketahui, tetapi makin hari kian mendapatkan perhatian dalam suatu hubungan, yaitu breadcrumbing. Sederhananya, breadcrumbing merupakan tindakan yang mengarahkan seseorang dengan memberikan perhatian atau kasih sayang yang cukup agar dia tetap tertarik, tanpa pernah memberikan kepastian untuk berkomitmen.
Hal ini dapat diwujudkan dalam berbagai cara, mulai dari chating-an yang intens hingga pertemuan singkat. Intinya, breadcrumbing ini perihal mempermainkan emosi seseorang tanpa ada niat nyata untuk membentuk hubungan yang tulus. Ini hampir mirip dengan HTS atau hubungan tanpa status yang cukup sering dialami oleh remaja zaman sekarang.
Lantas, mengapa seseorang melakukan hal tersebut dan tanda-tanda seseorang yang melakukan breadcrumbing? Berikut ulasannya, seperti yang dilansir dari halaman Pink Villa pada Kamis (28/12/23).
Advertisement
Apa Itu Breadcrumbing?
Breadcrumbing adalah taktik kencan manipulatif yang sayangnya menjadi hal yang lazim terjadi pada zaman modern ini. Hal ini melibatkan perlakuan kepada seseorang dengan sedikit kasih sayang, tetapi tidak ingin berkomitmen atau tidak melakukan upaya nyata dalam hubungan tersebut.
Istilah breadcrumbing ini berasal dari kisah Hansel dan Gretel yang meninggalkan jejak remahan roti untuk menemukan jalan pulang. Namun, remahan rotinya dimakan burung dan hilang. Dengan cara yang sama, seseorang yang melakukan breadcrumbing hanya mengarahkan korbannya agar tetap bertahan, tetapi tidak pernah benar-benar membawa mereka kemana pun.
Dampak dari hal tersebut dapat menimbulkan perasaan bingung, frustasi, bahkan keraguan terhadap diri sendiri. Para korban mungkin akan mempertanyakan value diri mereka sendiri atau bertanya apakah mereka melakukan kesalahan yang merugikan pelaku tersebut.
Â
Â
Apa Tanda-Tanda Breadcrumbing?
1. Terus-menerus Menggoda, Tetapi Tidak Ada Progres
Orang-orang yang terlibat dalam breadcrumbing suka menggoda secara romantis, tetapi hal itu jarang berkembang lebih dari sekadar main-main. Meskipun kamu berharap dia akan mengambil inisiatif untuk mengajak kamu berkencan, hal itu tidak akan pernah terwujud. Bahkan, ketika dia mengusulkan untuk bertemu atau berkencan, dia tidak pernah menindaklanjutinya dengan rencana yang konkrit.
2. Hanya Berfokus pada Keintiman Fisik
Individuyang terlibat dalam breadcrumbing mungkin menginvestasikan waktunya untuk bertemu denganmu, tetapi tujuan utamanya adalah hanya untuk memenuhi keinginannya sendiri, terutama dalam hal mengejar nafsu. Hal ini dapat memberi kamu kesan bahwa dia memandang kamu sebagai sarana untuk memuaskan hasratnya.
3. Tampak Selalu Sibuk
Para pencari nafkah selalu terikat dengan rencana atau terjebak dalam keadaan darurat khusus yang mereka klaim dapat diselesaikan. Jadwal mereka yang padat, tampaknya menghalangi peluang untuk quality time bersama dan meskipun mereka menyatakan penyesalan atas tindakan mereka, tetap tidak ada indikasi komitmen untuk memperbaiki situasi tersebut.
4. Sering Membuatmu Bingung
Breadcrumber terkadang terlihat sangat tertarik dan terkadang juga mengungkapkan perasaan secara terbuka, dengan mengatakan, "Aku sangat menyukaimu". Namun, tindakan mereka seringkali bertentangan dengan perkataan mereka. Semakin dekat, cenderung mereka akan semakin menarik diri atau berperilaku berbeda dari pernyataan awal mereka.
5. Ketertarikannya Memuncak Ketika Kamu Mulai Menghindar
Orang yang senang melakukan breadcrumbing cenderung menjadi lebih perhatian ketika kamu mulai kehilangan ketertarikan. Hal ini terjadi karena mereka tiba-tiba perlu berupaya untuk mendapatkan kembali perhatianmu sehingga mereka mengubahnya menjadi tantangan. Hal ini bisa terasa seperti siklus pengejaran dan penolakan yang tidak pernah berakhir.
Advertisement
Mengapa Orang Melakukan Breadcrumbing?
Beberapa orang melakukan tindakan breadcrumbing bukan karena kedengkian yang disengaja, tetapi karena luka emosional yang mereka bawa. Luka-luka ini mungkin berasal dari hubungan masa lalu, menyebabkan mereka melindungi ego mereka atau takut akan kerentanan. Berikut berbagai alasan mengapa orang mungkin melakukan breadcrumb:
1. Harga Diri Rendah
Individu yang bergulat dengan harga diri rendah mungkin melakukan breadcrumbing sebagai sarana untuk mencari persetujuan dan validasi. Perasaan positif yang didapat dari seseorang yang mengungkapkan ketertarikannya menjadi pengejaran yang berulang-ulang.
2. Takut Kesepian
Breadcrumbing memberikan semacam koneksi untuk memerangi kesepian. Para pekerja biasanya menemukan kenyamanan dalam kedekatan ini, yang untuk sementara meringankan perasaan terisolasi mereka. Pada saat yang sama, hal ini memungkinkan mereka untuk menghindari kerentanan sehingga menciptakan kepuasan.
3. Keengganan terhadap Komitmen
Komitmen sering kali memerlukan usaha, sedangkan upaya mencari nafkah tampaknya tidak memerlukan usaha apa pun. Bagi sebagian orang, breadcrumbing bisa menyerupai permainan yang menyenangkan, terutama bila mereka ahli dalam hal itu. Breadcrumbers akan menikmati kedekatan emosional tanpa membutuhkan keintiman yang lebih dalam.
4. Gangguan Narsistik atau Narcissistic Personality Disorder (NPD)
Breadcrumbing dapat bermanifestasi sebagai gejala NPD dan mungkin terjadi bersamaan dengan manipulasi emosional dan pelecehan narsistik. Dalam hubungan narsistik, meremehkan seseorang dapat berfungsi sebagai sarana untuk mengatasi rasa tidak aman atau untuk melakukan kontrol, bahkan setelah hubungan tersebut berakhir.Â
5. Trauma Masa Lalu
Pengalaman trauma hubungan di masa lalu dapat secara signifikan memengaruhi rasa aman seseorang dalam suatu hubungan. Breadcrumber sering kali membawa bekas luka dari luka sebelumnya yang ditimbulkan oleh orang lain. Akibatnya, mereka mungkin merasa terhibur dengan menimbulkan rasa sakit daripada menjadi pihak penerima. Perilaku ini biasanya muncul dari ketakutan akan konflik antarpribadi dan berfungsi sebagai tindakan mempertahankan diri.