Liputan6.com, Jakarta Gunung Marapi yang terletak di Kabupaten Agam dan Tanah Datar, Sumatera Barat, mengalami erupsi sejak 3 Desember 2023, mengakibatkan dampak yang signifikan bagi wilayah sekitarnya.Â
Hingga 4 Desember tercatat sebanyak 14 dari 16 kecamatan di daerah tersebut terdampak hujan abu dan batu usai Gunung Marapi erupsi. Saat erupsi terjadi terdapat 47 pendaki dan dari jumlah tersebut sebanyak 19 di antaranya telah berhasil turun.Â
Baca Juga
Kabar tentang erupsi Gunung Marapi masih menjadi perbincangan hangat di media massa maupun platform sosial media. Namun, perlu diketahui bahwa tak sedikit masyarakat salah menuliskan atau menyebutkan Gunung Marapi.Â
Advertisement
Banyak individu yang keliru menyebut Gunung Marapi sebagai Gunung Merapi yang sebenarnya terletak di daerah yang berbeda. Hal ini menciptakan kesalahpahaman karena Gunung Marapi dan Gunung Merapi adalah dua objek yang jelas berbeda.
Untuk itu, yuk cek fakta-fakta seputar Gunung Marapi dan Gunung Merapi yang dilansir dari berbagai sumber, Jumat (08/12/2023).
Lokasi
Gunung Marapi yang saat ini ramai dibicarakan tengah erupsi dan memakan korban sebanyak 23 orang terletak di Kabupaten Agam dan Tanah Datar, Sumatera Barat. Koordinatnya berada di 0˚22′47.72"LS dan 100˚28′16.71" BT.
Sementara menurut laman resmi Universitas Katolik Parahyangan, Gunung Merapi terletak di antara Kabupaten Magelang, Boyolali, dan Klaten, Jawa Tengah hingga masuk ke daerah Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Koordinatnya adalah 7° 32,5′ LS 110° 26,5′ BT.
Advertisement
Ketinggian
Selain lokasi, kedua gunung ini juga memiliki ketinggian yang berbeda. Menurut laman resmi Provinsi Sumatera Barat, Gunung Marapi memiliki ketinggian 2.891 mdpl, sedangkan puncak Gunung Merapi sejak tahun 2010 memiliki ketinggian 2.980 mdpl.Â
Maka dari itu jika dibandingkan, Gunung Merapi memiliki ukuran yang lebih tinggi daripada Gunung Marapi.
Aktivitas Pendakian
Dilansir dari detikJateng, Jumat (08/12/2023), Gunung Merapi telah menetapkan larangan pendakian sejak November 2020 karena statusnya sebagai Gunung Siaga Level III.Â
Sebaliknya, Gunung Marapi di Sumatera Barat masih memperbolehkan pendakian dengan ketentuan melaporkan kepada pihak berwenang. Evakuasi pendaki yang terdata oleh BPBD Sumbar masih berlangsung di Gunung Marapi, menunjukkan adanya akses untuk pendakian.
Advertisement
Letusan Perdana dan Total Letusan
Gunung Merapi pertama kali meletus pada tahun 1768, sementara Gunung Marapi mengalami letusan pertamanya sekitar periode 1807-1822.
Selain perbedaan waktu letusan pertama, jumlah kejadian erupsi kedua gunung ini berbeda. Gunung Marapi di Sumatera Barat telah mengalami lebih dari 50 letusan, sedangkan Gunung Merapi di Pulau Jawa sudah meletus sebanyak 80 kali.
Aktivitas Erupsi Terakhir Kali
Dilansir dari Kompas.com, Jumat (08/12/2023), Gunung Merapi terakhir kali erupsi pada Jumat (01/12/2023). Sementara Gunung Marapi di Sumbar erupsi terakhir kali erupsi pada Minggu (3/12/2023) pukul 14.52 WIB.
Advertisement
Apa Status Terkini Gunung Merapi dalam Sistem Peringatan Erupsi Gunung Api?
Saat ini, Gunung Merapi berada pada status Level III Siaga sejak November 2020.
Apa yang Menyebabkan Gunung Merapi Dikenal Sebagai Salah Satu Gunung Berapi Paling Aktif di Indonesia?
Kegiatan gunungnya yang sering meletus dalam periode tertentu membuatnya jadi gunung berapi yang paling sibuk di antara gunung-gunung lainnya.
Advertisement
Kapan Terakhir Kali Gunung Merapi Mengalami Erupsi Besar yang Memengaruhi Wilayah Sekitarnya?
Erupsi besar terakhir Gunung Merapi terjadi pada tahun 2010, menyebabkan evakuasi besar-besaran dan pengaruh yang luas pada daerah sekitarnya.
Bagaimana Upaya Mitigasi Bencana yang Dilakukan Untuk Menghadapi Potensi Erupsi Gunung Merapi?
Berbagai langkah mitigasi, seperti penggunaan sistem peringatan dini, evakuasi wilayah rawan, dan pemantauan secara terus-menerus oleh ahli vulkanologi, diambil untuk mengurangi dampak erupsi potensial dari Gunung Merapi.
Advertisement
Apa Status Gunung Marapi?
Gunung Marapi telah berstatus Waspada atau level II sejak 2011.