Sukses

Apa Benar Sindrom Anak Tengah Itu Nyata? Begini Penjelasannya

Middle child syndrome atau sindrom anak tunggal muncul dari dokter dan psikoterapis, Alfred Adler yang mengembangkan teori urutan kelahiran. Lantas, apa benar urutan kelahiran dapat memengaruhi kepribadian seseorang?

Liputan6.com, Jakarta - Apakah kamu termasuk anak tengah di keluargamu? Menjadi anak tengah mungkin membuatmu percaya bahwa kamu lebih diabaikan oleh orang tuamu daripada saudaramu yang lain. Meskipun kamu mungkin pernah mengalami hal ini secara pribadi, urutan kelahiranmu mungkin hanya sedikit memengaruhi hasil psikologismu. Lantas, apakah sindrom anak tengah itu nyata? Berikut ulasannya, seperti yang dilansir dari halaman Verywell Mind pada Jumat (29/12/23).

Dari Mana Konsep Sindrom Anak Tengah Berasal?

Sindrom anak tengah awalnya datang dari dokter dan psikoterapis, Alfred Adler yang mengembangkan teori urutan kelahiran. Terori tersebut mengemukakan bahwa posisi kelahiran seorang anak dapat memengaruhi kepribadian dan kehidupannya. Misalnya, anak-anak yang lahir di tengah cenderung mempunyai karakteristik tertentu yang berbeda dengan anak sulung dan anak bungsu.

Teori Adler ini dikembangkan lebih dari satu abad yang lalu dan penelitiannya mendapat banyak kritik sejak saat itu. Berbagai masalah metodologis telah diidentifikasi. Misalnya, banyak penelitian yang mendukung teorinya tidak memperhatikan usia dan ras. Pertanyaan-pertanyaan yang dikembangkan sendiri yang digunakan dalam penelitian seringkali terlalu singkat, yaitu menggunakan lima item bahkan kurang. 

Faktor lainnya, seperti jenis kelamin saudara kandung, jarak usia, status sosial ekonomi, dan jumlah saudara kandung dalam keluarga tidak dipertimbangkan dan dikendalikan. Padahal, semua variabel tersebut dapat memengaruhi hasil dan kesimpulan penelitian.

Adakah Penelitian yang Mendukung Gagasan Sindrom Anak Tengah?

Para peneliti masih mencoba mencari tahu bagaimana urutan kelahiran memengaruhi berbagai hasil termasuk kepribadian dan kondisi kesehatan. American Psychological Association menyebut middle child syndrome atau sindrom anak tunggal sebagai kondisi hipotesis karena tidak ada bukti substansial yang menunjukkan urutan kelahiran secara konsisten dan kuat dapat memengaruhi kepribadian, karakteristik, atau kecerdasan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Apa Saja Kemungkinan yang Terjadi pada Anak Tengah?

1. Anak Tengah Mungkin Memiliki Hubungan Lebih Jauh dengan Orang Tersayang

Anak tengah mungkin memiliki hubungan yang lebih jauh dengan orang tua dan keluarganya. Tiga penelitian diterbitkan pada tahun 1998 untuk menguji pengaruh urutan kelahiran terhadap identitas diri dan hubungan keluarga.Tiga penelitian tersebut menunjukkan bahwa anak-anak yang lahir di tengah-tengah cenderung tidak merasa paling dekat dengan ibu mereka dibandingkan dengan anak pertama dan terakhir.

Hasil penelitian pertama menunjukkan bahwa anak-anak yang dilahirkan urutan tengah mempunyai kemungkinan yang lebih kecil dibandingkan anak sulung dan terakhir untuk merujuk pada hubungan kekerabatan ketika ditanya tentang orang-orang terdekat mereka. 

Studi kedua menunjukkan bahwa anak tengah lebih cenderung berpaling kepada saudara mereka dibandingkan orang tua mereka ketika berada dalam situasi sulit dibandingkan dengan anak pertama dan terakhir. Sementara itu, studi ketiga menunjukkan bahwa anak-anak yang lahir urutan tengah cenderung tidak merasa paling dekat dengan ibu mereka dibandingkan dengan anak sulung dan bungsu.

2. Anak Tengah Paling Kecil Kemungkinannya Mendiskusikan Seks dengan Orang Tuanya

Membicrakan seks dengan orang tua bukanlah sesuatu yang nyaman bagi sebgian besar anak. namun, anak tengah mungkin memiliki kecenderungan paling kecil untuk melakukan hal tersebut dibandingkan saudara kandunganya yang lain. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa laki-laki anak tengah cenderung tidak merasa nyaman berbicara dengan orang tuanya tentang seks dan menerima pendidikan seks dari ibunya.

3. Anak Tengah Mungkin Lebih Rentan Mendapat Masalah

Anak tengah seringkali distereotipkan sebagai anak pemarah yang disalahpahami dan suka mencari perhatian dengan membuat suatu masalah. Sebuah penelitian dari National Longitudinal Study of Adolescent Health untuk menguji pengaruh urutan kelahiran terhadap kenalan. Penelitian ini menunjukkan bahwa dibandingkan dengan anak sulung, anak tengah dan anak terakhir cenderung lebih memiliki perilaku yang bermasalah.

Meskipun penelitian-penelitian ini menemukan hubungan yang signifikan antara anak tengah dan karakteristik kepribadiannya, tetapi masih belum jelas apakah posisi seseorang dalam keluarga bisa berdampak pada masa depan seseorang. 

Sebuah penelitian menganalisis kumpulan data besar dari tiga panel nasional, yaitu AS, Inggris, dan Jerman. Penelitian tersebut tidak menunjukkan pengaruh yang signifikan antara urutan kelahiran terhadap kepribadian termasuk keramahan, kesadaran, stabilitas emosional, ekstraversi, atau imajinasi.

3 dari 4 halaman

Apa Saja Ciri-ciri dan Gejala dari Sindrom Anak Tengah?

Menurut teori urutan kelahiran, anak tengah berada pada posisi yang memaksimalkan daya saing dengan saudara kandungnya. Mereka bukan yang tertua atau termuda sehingga mereka cenderung lebih merasa stres dan merasa tidak penting. Orang tua sering kali bertanya-tanya mengapa anak tengahnya begitu marah.

Anak tengah terjebak di tengah sehingga orang tua lebih mudah mengabaikan kebutuhannya dibandingkan saudaranya. Anak sulung diibaratkan sebagai kelinci percobaan istimewa yang memberi mereka semua pengalaman pertama sebagai orang tua. Anak terakhir merupakan bayi dalam keluarga.

Akibatnya, anak tengah mungkin akan merasakan cemburu karena orang tuanya memberikan perhatian lebih kepada saudaranya. Hal ini dapat menyebabkan perilaku memberontak dan mencari masalah. Mereka mungkin bertindak sebagai cara untuk mendapatkan persetujuan dari orang tua dan teman-temannya. Mereka mungkin dengan sengaja menempatkan dirinya dalam situasi yang menimbulkan masalah dengan otoritas dan masalah dalam kelompok sosialnya.

Kedudukan mereka dalam keluarga juga dapat menyebabkan mereka menjadi penjaga perdamaian. Mereka ingin semua orang rukun, menengahi konflik antarpribadi dan melibatkan diri dalam masalah keluarga yang tidak melibatkan mereka. Mereka tidak suka memihak dalam keluarga dan akan mengompromikan kebutuhan mereka untuk mencapai keharmonisan. Berikut beberapa ciri yang mungkin kamu temukan pada seseorang yang termasuk anak tengah:

  • Cemburuan;
  • Merasa tidak berarti;
  • Bertindak sebagai mediator atau penjaga perdamaian;
  • Memiliki daya saing yang tinggi;
  • Pemberontak;
  • Pemarah;
  • Suka menekan;
  • Merasa ditelantarkan.
4 dari 4 halaman

Bagaimana Mencegah Anakmu Terkena Sindrom Anak Tengah?

Bila kamu memiliki anak tengah, bukan berarti ia akan tumbuh menjadi orang dewasa dengan ciri-ciri sindrom anak tengah. Ada banyak cara untuk membantu anakmu menjalani kehidupan yang sehat, bahagia, dan percaya diri.

1. Perlakukan anak Anda sebagai Individu

Anakmu memiliki serangkaian karakteristik, kesukaan, dan ketidaksukaan yang unik. Kenali anakmu secara individu dan tunjukkan minat pada hobi dan aktivitasnya. Biarkan mereka dengan bebas berbagi denganmu terkait pemikiran, perasaan, dan pengalaman mereka. Memperlakukan mereka sebagai individu membuat mereka tahu bahwa mereka spesial bagimu dengan cara mereka sendiri.

2. Habiskan Quality Time bersama Anak

Luangkan waktu sepanjang hari untuk memberikan perhatian penuh kepada anakmu. Hal ini membuat mereka tahu bahwa kamu tidak melupakan kebutuhan dan keinginan mereka dan kamu juga menghargai hubunganmu dengan mereka.

3. Jangan Membandingkan Anakmu

Jangan menggunakan anak-anak kamu yang lain sebagai contoh atau membandingkan perilaku anak-anakmu. Ini akan membantu mengurangi kebutuhan mereka untuk bersaing mendapatkan perhatianmu. Hargai upaya mereka dan validasi emosi mereka sehingga mereka merasa kamu mengenali mereka apa adanya.

4. Hindari Memberi Label Tertentu

Meskipun anakmu mungkin bertingkah seperti anak tengah pada umumnya, cobalah untuk tidak mengungkapkan pikiranmu secara verbal. Hal ini seperti menempatkan mereka dalam sebuah kotak sehingga memperkuat keyakinan mereka bahwa mereka adalah anak bermasalah yang diabaikan oleh orang tuanya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.