Liputan6.com, Jakarta - Banyak orang yang mengasumsikan bahwa nafsu makan bisa menjadi tolak ukur kebahagiaan. Jadi, kalau Anda bahagia, nafsu makan pun cenderung bisa meningkat. Begitupun sebaliknya, maka sangat wajar jika Anda merasa khawatir ketika tidak ingin makan selama berhari-hari.
Berkurangnya nafsu makan juga bisa disebabkan oleh peningkatan atau penurunan tingkat aktivitas Anda atau karena peristiwa penting dalam hidup Anda atau penyakit. Seperti contohnya, seseorang cenderung kehilangan nafsu makan atau bahkan tidur menjelang acara menarik atau penting. Itu bersifat sementara dan nafsu makan Anda kembali normal setelah kejadian tersebut.
Baca Juga
Namun, jika Anda kehilangan nafsu makan selama beberapa hari tanpa alasan apa pun, hal ini sebaiknya diwaspadai. Apalagi jika berkepanjangan, mungkin ada alasan mendasar di balik ketidaktertarikan Anda untuk makan. Gangguan makan, masalah kesehatan mental, masalah tiroid, atau kanker dalam kasus yang jarang terjadi dapat menjadi penyebab berkurangnya nafsu makan Anda.
Advertisement
“Hilangnya nafsu makan adalah kekhawatiran umum yang dihadapi oleh banyak orang pada suatu saat dalam hidup mereka, sering kali dianggap sebagai masalah yang cepat berlalu. Namun, hal ini mungkin menandakan lebih dari sekedar fase yang berlalu, dan penelitian terbaru menunjukkan kurangnya minat terhadap makanan dapat menjadi sebuah masalah. indikator potensial dari kondisi kesehatan serius yang mendasarinya," kata Dr Rajesh Kumar Budhiraja, Associate Director - Penyakit Dalam, Asian Hospital Faridabad, seperti yang kami kutip dari Hindustantimes, Kamis (14/12/2023).
Dr. Budhiraja berbagi potensi risiko yang terkait dengan berkurangnya nafsu makan dan menyoroti gangguan kesehatan serius yang mungkin berhubungan dengan gejala yang tampaknya tidak berbahaya ini.
1. Masalah Pencernaan
Masalah kesehatan pertama yang bisa jadi diakibatkan dari adanya penurunan nafsu makan secara tiba-tiba yang paling umum karena adanya masalah pencernaan. Kondisi seperti Inflammatory Bowel Disease (IBD) atau penyakit radang usus, maag, dan tukak lambung sering menjadi akar penyebabnya.
Selain itu, hal ini mempengaruhi saluran pencernaan sehingga menyebabkan nyeri dan berkurangnya nafsu makan. Perhatian yang cepat terhadap masalah ini sangat penting untuk mencegah komplikasi lebih lanjut.
2. Kerusakan Tiroid
Masalah lain yang mungkin timbul yaitu hipotiroidisme, yang akan menyebabkan berkurangnya nafsu makan. Peran penting kelenjar tiroid dalam mengatur metabolisme menyebabkan ketidakseimbangan dapat mengakibatkan berbagai gejala, termasuk hilangnya nafsu makan. Diagnosis dan pengobatan yang cepat sangat penting untuk penatalaksanaan gangguan tiroid yang efektif.
Advertisement
3. Gangguan Kesehatan Mental
Tidak hanya kesehatan pada tubuh yang terganggu, tapi juga kesehatan mental juga dipengaruhi oleh hilangnya nafsu makan. Sebab, hubungan antara kesehatan mental dan kesehatan fisik sangat terlihat jelas.
Seperti misalnya kondisi seperti depresi, kecemasan, dan stres yang bermanifestasi dalam gejala fisik, termasuk berkurangnya nafsu makan. Menyadari hubungan ini sangat penting untuk mengatasi akar permasalahan dan mencari dukungan yang tepat sangat penting daripada membiarkannya berlarut-larut.
4. Infeksi yang Persisten
Infeksi jangka panjang, seperti TBC atau HIV/AIDS, juga dapat menyebabkan hilangnya nafsu makan. Respon imun tubuh terhadap infeksi ini dapat mengganggu fungsi normal sistem pencernaan, sehingga perlunya mengidentifikasi dan mengobati infeksi yang mendasarinya dengan segera.
5. Bisa Jadi Penanda Kanker
Meskipun kita disarankan untuk berhati-hati terhadap kesimpulan yang terlalu dini, hilangnya nafsu makan yang tidak dapat dijelaskan dan berkepanjangan dapat meningkatkan kekhawatiran mengenai kanker tertentu.
Kanker yang memengaruhi sistem pencernaan, seperti kanker lambung atau pankreas, mungkin muncul dengan berkurangnya minat terhadap makanan sebagai gejala awal. Pemeriksaan dan pemeriksaan kesehatan rutin sangat penting untuk deteksi dini dan pengobatan kanker.
“Hilangnya nafsu makan tidak boleh dianggap enteng, karena hal ini dapat menjadi tanda peringatan awal adanya masalah kesehatan serius. Baik terkait dengan gangguan pencernaan, disfungsi tiroid, kondisi kesehatan mental, infeksi kronis, atau bahkan kanker, mencari nasihat medis tepat waktu adalah hal yang perlu dilakukan. yang terpenting.
Memantau kesejahteraan secara keseluruhan dan mengatasi perubahan nafsu makan yang terus-menerus dengan profesional kesehatan dapat berkontribusi terhadap diagnosis dini dan pengelolaan potensi risiko kesehatan yang efektif. Ingat, tubuh Anda sering menyampaikan kesusahan melalui sinyal halus, dan perhatian terhadap sinyal-sinyal ini merupakan langkah proaktif menuju menjaga kesehatan yang optimal,” tutup Dr Budhiraja.
Advertisement