Sukses

Fakta Jin Azazil, Dari Pemimpin Malaikat Dikutuk dan Jadi Musuh Manusia

Kisah Azazil/Iblis memainkan peran sentral dalam kejatuhan Adam dan Hawa, mengubah takdir dari surga ke bumi. Perspektif ini memperkaya pemahaman terhadap makhluk gaib dalam Islam.

Liputan6.com, Jakarta Sebelum menapaki kisah manusia pertama, Adam, penting untuk terlebih dahulu memahami kerangka penciptaan makhluk gaib yang mendahului manusia. Allah SWT menciptakan malaikat, jin, dan makhluk gaib lainnya sebelum menciptakan Adam. Di antara ketiga kelompok makhluk ini, telah diperkenalkan makhluk yang paling menonjol, yaitu iblis. Quraish Shihab, dalam bukunya ‘Yang Tersembunyi: Jin, Iblis, Setan, dan Malaikat dalam Al-Quran As-Sunnah’ menjelaskan bahwa Al-Quran memberikan informasi penting mengenai jin, setan, dan malaikat sebagai ciptaan Allah.

Makhluk ini tidak hanya diciptakan sebelum manusia, tetapi juga memiliki peran dan keberadaan yang memiliki dampak besar dalam perjalanan kehidupan manusia. Pengakuan terhadap malaikat bahkan ditempatkan sebagai pilar keimanan dalam agama Islam, memberikan fondasi yang kuat bagi umat Islam untuk memahami hierarki makhluk gaib dalam keyakinan mereka. Oleh karena itu, penting bagi umat Islam untuk menyikapi keberadaan jin, setan, dan malaikat dengan pemahaman yang benar, sejalan dengan ajaran agama.

Meskipun terdapat keragaman pandangan mengenai keberadaan makhluk gaib ini, seperti yang dijelaskan oleh Quraish Shihab, substansi utama dari persoalan ini bukanlah tentang adanya atau tidaknya wujud mereka. Sebaliknya, fokusnya lebih pada bagaimana umat Islam harus menyikapi keberadaan makhluk gaib tersebut secara benar.

Dalam konteks ini, akan ditelusuri salah satu jin yang cukup kontroversial, yaitu Azazil. Dia memainkan peran penting dalam kisah kejatuhan Adam dan Hawa, menggoda mereka untuk memakan buah khuldi, sehingga mengubah takdir mereka dari surga ke bumi. Dengan demikian, kisah Azazil menjadi bagian integral dari naratif kehidupan manusia menurut ajaran Islam.

2 dari 11 halaman

1. Awalnya Iblis Tercipta Untuk Menjaga Surga

Imam Ibnu Katsir memberikan pandangan menarik mengenai awal keberadaan Iblis, yang pada awalnya merupakan salah satu makhluk Allah yang sangat mulia. Nama aslinya adalah Al Harits, dan perannya sebagai penjaga surga mencerminkan kehormatannya. Namun, perubahan besar terjadi ketika ia menolak untuk tunduk pada perintah Allah. Sementara itu, Azazil merupakan panggilan besar bagi malaikat yang memiliki peran khusus. Dalam konteks ini, penamaan Azazil mengisyaratkan panggilan besar sebagai malaikat yang memiliki peran dan kedudukan istimewa.

Rusdi Mathari, dalam bukunya 'Laki-Laki yang Tak Berhenti Menangis', membawa konteks yang lebih dekat dengan kisah Azazil. Suatu ketika, malaikat menemukan tulisan di salah satu dinding surga, yang merupakan ketetapan Allah yang menyatakan bahwa kesombongan akan mendatangkan laknat bagi seorang yang sangat dekat dengan Allah, yaitu muqorrobin. Malaikat, termasuk Izrail yang memiliki peran sebagai malaikat pemutus segala kenikmatan, terharu dan menangis menyadari potensi laknat tersebut. Mereka merasa cemas dan khawatir, takut bahwa mungkin mereka sendiri adalah makhluk yang tercakup dalam ketetapan Allah tersebut.

Kisah ini memberikan pemahaman yang mendalam tentang perasaan dan kekhawatiran para malaikat yang memiliki pemahaman tinggi tentang takwa dan ketaatan kepada Allah. Tulisan di Lauhul Mahfudz menggambarkan betapa seriusnya konsekuensi kesombongan di hadapan Allah. Kisah ini mengajarkan pentingnya tunduk dan tawadhu di hadapan keagungan-Nya serta memunculkan pertanyaan filosofis tentang takdir dan peran individu dalam menjalani ketetapan Ilahi.

3 dari 11 halaman

2. Kekhawatiran Para Malaikat Mengenai Penciptaan Adam

Setelah bersatu pendapat, para malaikat memutuskan untuk menemui Azazil, pemimpin yang dihormati di setiap lapis langit. Azazil, yang telah mengabdi kepada Allah selama kurang lebih 120 ribu tahun, dianggap sebagai tokoh yang memiliki kedekatan khusus dengan Sang Pencipta, dan setiap doanya diyakini pasti dikabulkan. Mereka memohon kepada Azazil agar berdoa kepada Allah untuk terhindar dari murka-Nya. Azazil, dengan rela hati, memenuhi permintaan tersebut dan mendoakan agar para malaikat terbebas dari laknat Allah.

Kemudian, datanglah hari di mana Allah mengumpulkan para malaikat untuk memberi tahu mereka tentang penciptaan Adam sebagai manusia dan pemimpin di dunia. Keputusan tersebut mengejutkan dan memicu protes dari para malaikat, yang beranggapan bahwa manusia adalah makhluk yang cenderung membuat kerusakan.

Allah, sebagai pemilik pengetahuan yang menyeluruh, memberikan jawaban bijak bahwa hanya Dia yang mengetahui segala sesuatu dan para malaikat tidak. Meski tidak sepenuhnya memahami, para malaikat tunduk dan memohon ampun. Namun, dalam momen yang kritis ini, Azazil menjadi pengecualian. Meskipun perintah sujud kepada Adam diberikan, Azazil menolak untuk tunduk.

4 dari 11 halaman

3. Azazil yang Menolak Untuk Bersujud

Azazil, makhluk yang dulunya dihormati, merasa lebih unggul daripada Adam. Keyakinannya didasarkan pada perbedaan asal-usul penciptaan mereka, dengan Azazil berasal dari api dan Adam dari tanah. Allah segera menegur Azazil atas kesombongannya, memberinya sebutan baru sebagai iblis. Teguran ini mencerminkan bahwa kedegilan Azazil telah merubahnya menjadi musuh manusia.

Dalam tanggapan yang mencerminkan ketidaktaatan, Azazil menolak bersujud kepada Adam setelah teguran Allah. Keputusannya ini menjadi titik balik, memastikan bahwa Azazil adalah makhluk yang disebutkan dalam tulisan di dinding surga. Sikap sombongnya menjadi penyebab utama perubahan nasibnya.

Ketika Allah mengumumkan ketetapan-Nya, Azazil menerima konsekuensinya dengan diusir dari surga. Perubahan tersebut menjadikan Azazil beralih menjadi iblis, makhluk yang terbuang dan menjadi arsitek keburukan di dunia. Kisah Azazil memberikan pelajaran berharga tentang bahaya kesombongan dan konsekuensi ketidaktaatan terhadap perintah Allah.

5 dari 11 halaman

4. Diusirnya Sang Pemimpin Malaikat

Azazil, pada awalnya, diberikan mandat agung oleh Allah SWT, menyandang gelar sayyidul malaikat (penghulu atau pemimpin malaikat) dan khozinul jannah (bendahara surga atau penjaga pintu surga). Mandat ini mencakup berbagai tugas mulia, seperti menjadi penjaga surga selama 40.000 tahun, bergabung dengan barisan para malaikat selama 80.000 tahun, menjadi penasihat malaikat selama 20.000 tahun, menjadi pemimpin malaikat karobiyyun selama 30.000 tahun, dan melakukan thawaf mengelilingi Arasy bersama para malaikat dalam waktu 14.000 tahun. Totalnya, Azazil beribadah dan menjalankan semua perintah Allah selama lebih dari 185.000 tahun.

Namun, segala keagungan dan pengabdian Azazil itu terjadi sebelum dia dikutuk dan berubah menjadi iblis yang menggoda umat manusia. Meskipun memiliki sejarah ibadah yang luar biasa dan melaksanakan tugas-tugas yang agung, keingkarannya terhadap perintah Allah membuatnya jatuh dari kedudukan yang mulia. Kisah ini menjadi pelajaran tentang pentingnya ketaatan dan kepatuhan, sekaligus peringatan akan risiko kesombongan dan penolakan terhadap perintah-Nya.

Perubahan Azazil dari pemimpin malaikat yang dihormati menjadi iblis yang terkutuk menciptakan naratif tragis yang menggambarkan konsekuensi dari ketidaksetiaan terhadap Allah. Kisahnya mengingatkan umat manusia untuk selalu memelihara ketaatan, rendah hati, dan waspada terhadap godaan yang dapat meruntuhkan kehormatan dan kedekatan dengan Sang Pencipta.

6 dari 11 halaman

5. Tafsir Ibnu Katsir

Dalam Tafsir Ibnu Katsir, dijelaskan bahwa ketika Azazil beribadah, ia tidak menyadari bahwa kemampuannya untuk beribadah kepada Allah adalah anugerah dari-Nya. Kesadaran yang tidak dimilikinya ini menjadi akar dari rasa sombong yang tumbuh dalam diri Azazil. Sebagai pemimpin malaikat, Azazil mulai merasa bahwa dialah yang paling berhak menduduki maqom (tingkatan hamba di hadapan Allah) tertinggi di antara seluruh makhluk ciptaan-Nya. Kesombongannya yang tumbuh kemudian menjadikan Azazil mendapatkan julukan baru, yaitu iblis, yang diambil dari kata balasa, yang artinya tidak memiliki kebaikan sedikit pun.

Sebagai konsekuensi dari kesombongannya, Allah mengusir Azazil dari surga dan memberikan kutukan yang akan terus berlaku hingga hari kiamat. Keputusan ini memperlihatkan bahwa kesombongan dan ketidaksadaran terhadap nikmat Allah membawa dampak yang serius. Pengusiran Azazil dan pemberian nama baru sebagai iblis menegaskan bahwa Allah tidak mentoleransi sikap yang mencampuradukkan ketidaktaatan dan kesombongan di hadapan-Nya.

Kisah tersebut diceritakan lewat surat Al-A’raf ayat 12-12 yang berbunyi:

“(Allah) berfirman, ‘Apakah yang menghalangimu (sehingga) kamu tidak bersujud (kepada Adam) ketika Aku menyuruhmu?’ (Iblis) menjawab, ‘Aku lebih baik daripada dia. Engkau ciptakan aku dari api, sedangkan dia Engkau ciptakan dari tanah.’ (Allah) berfirman, ‘Maka turunlah kamu darinya (surga); karena kamu tidak sepatutnya menyombongkan diri di dalamnya. Keluarlah! Sesungguhnya kamu termasuk makhluk yang hina.’”

7 dari 11 halaman

Siapakah jin Azazil?

Azazil adalah nama asli yang merupakan bapak dari bangsa jin, sedangkan pendapat lain mengatakan bahwa nama asli Iblis adalah al-Harits. Menurut syariat Islam 'Azâzîl adalah pemimpin kelompok malaikat.

8 dari 11 halaman

Apakah Azazil itu iblis?

Di antara tawanan itu adalah iblis yang tidak bisa naik ke langit kecuali setelah meminta ampun kepada Allah SWT dan menyembah-Nya. Akhirnya ia menjadi pemimpin malaikat di dunia, ia dikenal dengan nama Azazil yang merupakan bahasa Suryani.

9 dari 11 halaman

Apa kesalahan malaikat Azazil?

Azazil adalah makhluk yang membangkang perintah Allah dengan tidak bersujud kepada Adam dan Hawa ketika mereka diciptakan.

10 dari 11 halaman

Berapa lama Azazil beribadah?

Secara keseluruhan, Azazil telah beribadah dan melakukan semua perintah Allah selama 185.000 tahun lebih

11 dari 11 halaman

Iblis apa yang paling kuat?

Lucifer dikenal sebagai iblis yang selalu ingin dianggap jadi yang terbesar, terkuat dan terbaik.