Sukses

Mengenal Prinsip Kepribadian Menurut Teori Alfred Adler

Teori kepribadian Adler mengambil sudut pandang yang berbeda dengan teori Jung dan Freud, berikut ulasannya.

Liputan6.com, Jakarta Teori kepribadian Alfred Adler berkonsentrasi pada dua pertanyaan, pertama adalah apa yang mendorong kita dan kekuatan besar apa yang mendasari motivasi individu yang membantu individu untuk maju dalam segala keadaan. 

Dia akhirnya merujuk pada kekuatan pendorong ini sebagai perjuangan untuk mencapai kesempurnaan, sebuah ungkapan yang menggambarkan hasrat yang kita semua miliki untuk mencapai potensi dan cita-cita kita, sebuah proses yang sangat mirip dengan konsep aktualisasi diri yang lebih diterima secara luas (Adler 2014). 

Mustahil mencerna ide-ide Alfred Adler tanpa menemukan sifat problematis dari kesempurnaan dan cita-cita kata tersebut. Aktualisasi diri kemungkinan besar merupakan frasa yang tidak terlalu bermasalah. 

Meskipun ingin menjadi versi terhebat dari diri sendiri tidak diragukan lagi merupakan tujuan yang baik, gagasan tentang kesempurnaan terkadang dikaitkan dengan hal-hal negatif dalam psikologi. Namun, kesempurnaan pada kenyataannya tidak ada. Oleh karena itu, hal tersebut tidak dapat dicapai dan mengakibatkan kurangnya motivasi.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Teori Kepribadian Adler

Dilansir dari Tutorials Point, teori kepribadian Adler terutama menggambarkan tiga aspek yaitu gaya hidup, urutan kelahiran, dan rasa rendah diri. Teori kepribadian Adler mengambil sudut pandang yang berbeda dengan teori Jung dan Freud yang akan dijelaskan di bawah ini.

1. Rasa rendah diri

Menurut Adler, setiap orang memiliki rasa rendah diri, atau emosi malu dan tidak mampu, yang dimulai sejak masa kanak-kanak. Untuk perkembangan kepribadian yang terbaik, kompleks ini harus diatasi. Kompleks inferioritas dapat berkembang ketika seseorang terus-menerus berjuang untuk memperoleh suatu keterampilan atau memusatkan banyak perhatian pada kelemahan tertentu. 

Mayoritas anak-anak mengatasi kekurangan mereka dengan melamun tentang menjadi orang dewasa dengan menjadi lebih baik dalam hal yang tidak mereka kuasai, atau dengan menebusnya dengan menjadi sangat ahli dalam hal lain. 

Namun, bagi sebagian anak, perjuangan berat untuk membangun harga diri tidak dapat diatasi. Menurut Adler, manusia selalu berjuang melawan rasa rendah diri. Namun, Adler juga mengemukakan gagasan kompensasi dan kompensasi berlebihan, yang pada dasarnya mengacu pada praktik terlibat dalam aktivitas yang membantu individu mengatasi perasaan tidak mampu.

2. Gaya Hidup

Adler mengatakan bahwa setiap individu mengembangkan filosofi atau cara hidupnya masing-masing. Sumber inspirasi kita yang berkelanjutan berasal dari ambisi kita. Tujuan-tujuan ini memberi kita rasa aman dan bantuan dalam menghilangkan rasa rendah diri kita.

3 dari 4 halaman

3. Urutan Kelahiran

Pendekatan Adler juga sangat menekankan pada lingkungan dan urutan kelahiran. Menurut Adler, anak pertama menerima seluruh perhatian orang tuanya, namun ketika saudaranya lahir, mereka tidak mendapat perhatian yang sama. Anak tersebut mungkin bertingkah aneh dan akibatnya menjadi marah. 

Sebagai taktik yang lebih menguntungkan, Adler mencatat bahwa anak sulung dapat berkembang menjadi orang dewasa yang bertanggung jawab yang melakukan pekerjaan yang sama dan berperilaku sama seperti orang tuanya. 

Anak tersebut mungkin bertingkah aneh dan akibatnya menjadi marah. Menurut Adler, akan lebih menguntungkan jika membesarkan anak sulung menjadi orang dewasa yang bertanggung jawab, melakukan pekerjaan yang sama, dan berperilaku sama seperti orang tuanya.

4 dari 4 halaman

4. Tipe Psikologis

Adler mengenali empat tipe kepribadian, seperti tipe belajar, tipe penghindar, tipe penguasa, dan tipe suka membantu sosial. Penting untuk memahami keempat tipe kepribadian ini untuk memahami psikologi individu.

  • Ruling Type: Tipe pertama adalah tipe penguasa, dan individu ini memiliki kecenderungan untuk menjadi agresif dan mendominasi terhadap orang lain sejak usia dini. Mereka memiliki energi yang kuat yang menguasai apa pun atau semua orang yang menghalangi jalan mereka. Menurut Adler, orang-orang ini belum tentu merupakan penindas atau sadis; ada pula yang memfokuskan energinya ke dalam diri sendiri dan menyebabkan cedera pada diri mereka sendiri, seperti yang terjadi pada pecandu narkoba, pecandu alkohol, dan korban bunuh diri.
  • Leaning Type: Tipe condong adalah tipe kedua, dan orang-orang ini sensitif, meskipun mereka telah berupaya sebaik mungkin untuk melindungi diri mereka sendiri dengan membangun cangkang di sekeliling mereka. Mereka pada akhirnya membutuhkan dukungan orang lain untuk melewati kesulitan hidup, dan mereka tidak memiliki energi dan bergantung pada energi orang lain. Selain itu, mereka juga sangat rentan terhadap obsesi, fobia, kecemasan, dan disosiasi.
  • Avoid Type: Tipe penghindar adalah tipe ketiga, dan orang-orang ini memiliki tingkat energi yang sangat rendah sehingga untuk menyimpannya mereka menarik diri dan menghindari semua aspek kehidupan pada umumnya dan orang lain pada khususnya. Orang-orang ini dapat menjadi sangat menarik diri dari diri mereka sendiri hingga mereka mengalami psikosis.
  • Social Useful Types: Ini adalah tipe keempat, dan orang-orang ini sering kali memiliki kesehatan fisik dan mental yang baik, dengan keterlibatan sosial dan energi yang cukup namun tidak berlebihan. Mereka dapat membantu orang lain dengan cara yang berarti karena mereka tidak terlalu diliputi perasaan rendah diri sehingga mereka tidak dapat melihat dengan jelas bagian luar dirinya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.