Liputan6.com, Jakarta Pada sebuah kajian terkini yang memperoleh perhatian dari kalangan ilmuwan dan pencari kehidupan di luar angkasa, para peneliti paus dan pakar SETI (Search for Extraterrestrial Intelligence) telah berhasil melakukan percakapan dengan mamalia air. Melalui sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal peer-review PeerJ bulan lalu, tim ilmuwan dari UC Davis, Alaska Whale Foundation, dan SETI bekerja sama untuk mengungkap rahasia komunikasi dengan seekor paus bungkuk bernama Twain. Dengan menggunakan perahu sebagai panggungnya, para ilmuwan berlayar di lepas pantai Alaska dan memainkan "panggilan kontak" ke dalam laut dengan harapan mendapatkan respons dari paus yang berada di sekitar mereka.
Inisiatif untuk berkomunikasi dengan paus memiliki konotasi yang menarik dan luas dalam konteks penelitian ini. Para ilmuwan berusaha menjelajahi kemungkinan komunikasi lintas spesies, mengajukan pertanyaan tentang sejauh mana pemahaman manusia terhadap bahasa paus, dan apakah mamalia air tersebut dapat menanggapi panggilan mereka dengan cara yang bermakna. Melalui pendekatan ini, penelitian ini membuka pintu untuk memahami lebih dalam tentang keterampilan komunikasi paus dan, secara lebih luas, menggali pertanyaan fundamental tentang komunikasi antar spesies di alam liar.
Baca Juga
Proses yang digunakan oleh para peneliti melibatkan penggunaan "panggilan kontak" di mana suara dipancarkan ke laut untuk merangsang respons paus. Hasil yang dicapai, yaitu sebuah percakapan selama 20 menit dengan paus Twain dalam bahasanya sendiri, menimbulkan pertanyaan menarik tentang apakah komunikasi semacam itu dapat membuka jalan bagi pemahaman lebih lanjut tentang kecerdasan dan pemikiran paus.
Advertisement
Merangkum dari boredpanda.com, artikel ini akan membahas bagaimana penelitian komunikasi dengan paus tersebut dapat memberikan landasan untuk eksplorasi lebih lanjut dalam bidang komunikasi antarspesies.
1. Twain Si Paus yang Merespon Panggilan Kontak Peneliti Sebanyak 36 Kali
Brenda McCowan, seorang profesor di Fakultas Kedokteran Hewan UC Davis, mengungkapkan bahwa panggilan kontak paus bungkuk mirip dengan sapaan manusia. Fungsinya adalah untuk memanggil sesama paus atau memberi tahu posisi mereka satu sama lain. Fred Sharpe, rekan penulis dan peneliti utama di Alaska Whale Foundation, menyatakan bahwa panggilan tersebut merupakan salah satu sinyal paling umum dalam repertoar suara sosial paus bungkuk. Twain, seekor paus bungkuk, merespons panggilan kontak ilmuwan selama 20 menit dengan sangat konsisten, menunjukkan kemungkinan pertukaran informasi yang disengaja.
Twain dilaporkan mendekati perahu ilmuwan dan mengitarinya selama percakapan tersebut. Tim peneliti mengirimkan panggilan kontak sebanyak 36 kali dengan interval yang bervariasi, dan Twain selalu merespons dengan pola yang serupa. Observasi ini menunjukkan adanya kesadaran dari Twain terhadap interval panggilan, dengan respon yang serasi. Hal ini dianggap sebagai bukti bahwa paus ini terlibat dalam pertukaran informasi yang disengaja, menunjukkan kemungkinan interaksi yang kompleks dan terencana dalam komunikasi paus bungkuk.
Meskipun hasil penelitian ini menarik, para ahli paus menekankan bahwa pekerjaan mereka dilakukan dengan izin dari Dinas Perikanan Laut Nasional dan memperingatkan agar tidak mencoba berkomunikasi dengan paus secara pribadi. Upaya seperti itu memerlukan pemahaman yang mendalam tentang perilaku dan kesejahteraan paus, serta perizinan yang diperlukan untuk melibatkan diri dalam penelitian semacam ini.
Advertisement
2. Bahasa ‘Bungkuk’
Dalam pernyataan kepada SETI Institute, Brenda menyatakan bahwa percakapan dengan paus bungkuk ini dianggap sebagai pertukaran komunikatif pertama antara manusia dan paus bungkuk dalam apa yang mereka sebut sebagai bahasa bungkuk. Penelitian ini menyoroti kemungkinan adanya sistem komunikasi kompleks yang dimiliki oleh paus bungkuk, dan melibatkan pertukaran informasi yang lebih mendalam daripada yang sebelumnya dipahami.
Panggilan kontak yang digunakan dalam percakapan ini berasal dari rekaman sebelumnya yang dilakukan oleh para peneliti dari kelompok kecil paus, termasuk Twain, satu hari sebelum pertemuan dengan ilmuwan. Ada kemungkinan bahwa Twain merespons sinyalnya sendiri atau merespons panggilan dari kelompoknya. Observasi ini menunjukkan bahwa paus bungkuk mampu merespons dengan cara yang konsisten terhadap panggilan tertentu, menunjukkan pemahaman dan partisipasi yang lebih besar dalam interaksi komunikatif.
Fred menambahkan dalam pernyataannya bahwa paus bungkuk memiliki tingkat kecerdasan yang tinggi, sistem sosial yang kompleks, kemampuan membuat alat seperti jaring gelembung untuk menangkap ikan, dan berkomunikasi melalui nyanyian dan panggilan sosial. Pernyataan ini menekankan aspek kompleksitas perilaku dan komunikasi paus bungkuk, mendukung gagasan bahwa percakapan ini merupakan contoh pertukaran informasi yang canggih dan mungkin merupakan bagian dari sistem komunikasi yang lebih luas di antara mereka.
3. Komunikasi Makhluk Luar Angkasa
Laurence Doyle, seorang peneliti utama di SETI Institute dan penulis makalah tersebut, menyatakan bahwa dalam pencarian kecerdasan luar angkasa, asumsi penting adalah bahwa makhluk luar angkasa akan tertarik untuk berkomunikasi dan mungkin menargetkan manusia sebagai penerima pesan. Pernyataan ini didasarkan pada observasi perilaku paus bungkuk yang menunjukkan ketertarikan dan tanggapan terhadap panggilan kontak manusia. Dengan demikian, interaksi dengan paus bungkuk dapat memberikan wawasan yang berharga dalam memahami cara makhluk luar angkasa mungkin berusaha berkomunikasi dengan kita.
Laurence dan tim peneliti di SETI Institute melibatkan ahli paus dan hewan dari UC Davis dan Alaska Whale Foundation untuk merancang filter cerdas yang dapat meningkatkan efektivitas pencarian mereka terhadap tanda-tanda kecerdasan luar angkasa. Filter ini dirancang untuk menangkap pola perilaku yang kompleks dan mungkin memberikan petunjuk tentang kemungkinan keberadaan kecerdasan di luar angkasa. Inisiatif ini mencerminkan kolaborasi antara penelitian ilmiah dan bidang keahlian yang berbeda untuk menghadapi tantangan pencarian tanda kehidupan di alam semesta.
Dengan menarik paralel antara perilaku paus bungkuk dan asumsi dalam pencarian kecerdasan luar angkasa, penelitian ini dapat membuka peluang baru dalam pengembangan metode dan alat untuk mendeteksi sinyal dari makhluk luar angkasa yang mungkin berkomunikasi dengan kita. Observasi terhadap respons paus bungkuk terhadap panggilan manusia dapat memberikan pandangan baru dan relevan dalam upaya mencari kehidupan di luar angkasa.
Advertisement
4. Filter Cerdas Untuk Menangkap Pola Perilaku Kompleks
Jika makhluk luar angkasa berusaha berkomunikasi dengan kita dan mengirimkan sinyal yang dapat diidentifikasi, penting bagi para ilmuwan untuk memiliki filter cerdas yang dapat memahami dan menganalisis sinyal tersebut. Tanpa pemahaman yang memadai tentang karakteristik sinyal kecerdasan luar angkasa, kita dapat kehilangan peluang untuk mengenali dan merespons pesan dari makhluk luar angkasa. Oleh karena itu, perbaikan signifikan pada filter cerdas ini merupakan langkah kritis dalam mengoptimalkan kemungkinan mendeteksi sinyal cerdas dan menjalin kontak potensial dengan ras alien.
Dengan filter cerdas yang dioptimalkan, para ilmuwan dapat meningkatkan efektivitas pencarian mereka terhadap sinyal kecerdasan luar angkasa. Filter ini dirancang untuk menangkap pola perilaku yang kompleks dan mungkin terkait dengan komunikasi makhluk luar angkasa. Melalui upaya ini, para peneliti berharap dapat menciptakan alat yang lebih canggih untuk mengidentifikasi dan memahami sinyal cerdas, membuka peluang baru dalam penelitian SETI dan pencarian tanda kehidupan di luar angkasa.
Perbaikan pada filter cerdas juga membuka potensi untuk mencapai kontak pertama dengan makhluk luar angkasa. Dengan kemampuan yang ditingkatkan dalam menganalisis sinyal, para ilmuwan dapat menjawab potensi upaya komunikasi dari ras alien dan meresponsnya secara lebih baik. Ini mendorong eksplorasi lebih lanjut dalam memahami sinyal kecerdasan luar angkasa dan mempersiapkan manusia untuk kemungkinan interaksi dengan kehidupan di luar angkasa.
5. Penelitian Paus Bungkuk yang Membuka Banyak Pintu Penelitian Baru
Brenda McCowan, dalam wawancara dengan Business Insider, menyoroti pentingnya memahami berbagai kecerdasan di planet kita untuk memberikan wawasan tentang kemungkinan kecerdasan alien. Dengan mempelajari paus bungkuk dan hewan lain di Bumi, para ilmuwan dapat mengidentifikasi pola-pola kecerdasan yang berbeda dan memahami bahwa kecerdasan alien mungkin tidak identik dengan kecerdasan manusia. Ini memperluas perspektif dalam mencari tanda kehidupan di luar angkasa, karena kecerdasan alien dapat bervariasi secara signifikan dan mungkin memiliki bentuk ekspresi yang unik.
Selain itu, penelitian ini mencoba menguji hipotesis menarik tentang apakah kehidupan alien yang cerdas akan mencari kita atau tidak. Laurence Doyle menyajikan pandangan bahwa, berdasarkan penelitian terhadap paus bungkuk, rasa ingin tahu dan keinginan untuk berkomunikasi muncul seiring dengan peningkatan kecerdasan. Hal ini menunjukkan bahwa kehidupan alien yang cerdas mungkin memiliki dorongan yang serupa untuk menjalin kontak dengan kecerdasan lainnya di alam semesta. Temuan ini memperkuat ide bahwa upaya komunikasi dengan makhluk luar angkasa bisa menjadi saling bertukar, di mana keinginan untuk berkomunikasi bisa menjadi tanda kecerdasan yang kuat.
Dalam konteks ini, penelitian terhadap paus bungkuk bukan hanya memberikan wawasan tentang perilaku mamalia air di Bumi, tetapi juga memberikan dasar bagi pemahaman tentang kemungkinan interaksi dengan kecerdasan alien di luar angkasa. Dengan melibatkan pengetahuan tentang rasa ingin tahu dan keinginan untuk berkomunikasi, para ilmuwan dapat mengajukan pertanyaan yang lebih mendalam tentang sifat kecerdasan alien dan bagaimana kita dapat menjalin kontak yang bermakna dengan mereka.
Advertisement
Apa yang menyebabkan ikan paus bisa berkomunikasi dalam jarak jauh?
Paus bungkuk bisa menjadi perwakilan alien yang baik, karena kecerdasan dan kekuatan komunikasi yang sangat tinggi. Organ otak besar mereka memiliki area yang luas untuk memproses informasi pendengaran, dan lingkungan perairan memungkinkan mereka memberi sinyal dalam jarak yang jauh.
Apakah paus pintar?
Paus orca adalah salah satu hewan yang paling cerdas di laut. Mereka memiliki otak yang besar dan kompleks, serta kemampuan belajar yang luar biasa. Paus orca telah terbukti mampu memecahkan teka-teki, mengenali diri mereka sendiri dalam cermin, dan belajar melalui pengalaman.
Advertisement
Apa manfaat ikan paus bagi manusia?
Manfaat keberadaan paus itu sendiri memiliki tugas penting yaitu sebagai penyerap karbondioksida, jumlahnya mencapai 1,9 juta ton pertahun, setara dengan menghilangkan 410.000 mobil di jalan raya tiap tahunnya, selain itu kotoran paus juga memberikan nutrisi dan bahan dasar terbentuknya oksigen.
Mengapa populasi paus biru terancam punah?
Populasi paus biru telah berkurang drastis karena perburuan paus komersial.
Advertisement
Hewan apa yang bisa mengalahkan paus biru?
Hewan laut ini tidak punya pemangsa alami. Ukuran tubuhnya yang besar membuat ia punya kekuatan besar.