Liputan6.com, Jakarta Iran telah berjanji untuk membalas dendam terhadap pelaku ledakan mematikan yang dilaporkan telah menewaskan lebih dari 100 orang pada sebuah upacara yang memperingati empat tahun kematian komandan Pasukan Quds Garda Revolusi Islam, Mayor Jenderal Qassem Soleimani, dalam serangan AS.
“Ketakutan terhadap rezim Zionis dan kelompok teroris bonekanya terhadap Martir Soleimani menyebabkan kejahatan lain di Kerman selama upacara peringatannya,” kata Misi Iran untuk PBB pada hari Rabu dalam sebuah pernyataan yang dibagikan kepada Newsweek dan diposting di X, sebelumnya Twitter.
“Iran akan membalas dengan api dan kemarahan kepada para pelaku dan siapa pun yang membantu dan bersekongkol dalam serangan teroris ini,” tambah Misi tersebut seperti dihimpun dari Newsweek.
Advertisement
Komentar tersebut menandai para pejabat terdekat Iran yang secara langsung menyalahkan Israel atas serangan tersebut pada saat ketegangan antara kedua negara sedang berkobar karena perang yang sedang berlangsung di Gaza.
Misi tersebut juga menyampaikan surat dari Wakil Tetap Iran untuk PBB Amir Saeid Iravani dan ditujukan kepada Presiden Dewan Keamanan PBB Nicolas de Rivière dan Sekretaris Jenderal PBB António Guterres.
Dalam surat tersebut, duta besar Iran menegaskan bahwa “penyelidikan komprehensif saat ini sedang dilakukan untuk mengidentifikasi dan menangkap para pelaku dan penyelenggara di balik ledakan bom terencana dan mengerikan ini,” dan bahwa Iran “berkomitmen untuk memanfaatkan semua mekanisme yang ada untuk memastikan akuntabilitas bagi mereka yang bertanggung jawab dan kaki tangan dalam aksi teroris keji ini."
“Republik Islam Iran dengan tegas mengutuk tindakan terorisme yang keji tersebut dan tetap teguh dalam menegakkan keadilan bagi para korban,” kata Iravani.
Ia meminta Dewan Keamanan PBB untuk secara resmi mengutuk serangan tersebut dan menyatakan bahwa, “sebagai salah satu korban utama terorisme dan telah mengalami dampak bencana secara langsung, Republik Islam Iran tetap teguh dalam komitmennya yang teguh untuk memimpin perjuangan melawan serangan ini."
Layanan darurat setempat mengatakan bahwa setidaknya 103 orang tewas dan 211 luka-luka ketika dua ledakan terjadi secara berurutan di dekat Masjid Saheb al-Zaman di Kerman, tempat prosesi pelayat dikatakan sedang memberikan penghormatan kepada Soleimani, yang dimakamkan di dekatnya.
Perang dengan Israel
Rincian lebih lanjut mengenai serangan tersebut masih belum diketahui. Kantor Berita semi-resmi Tasnim mengutip sumber yang mengatakan ledakan itu berasal dari dua bom yang diledakkan dengan kendali jarak jauh yang disembunyikan di dalam tas, meskipun informasi ini belum diverifikasi oleh laporan resmi mana pun.
Serangan itu terjadi hanya satu hari setelah wakil pemimpin biro politik Hamas Saleh al-Arouri dibunuh dalam ledakan besar di pinggiran selatan ibu kota Lebanon, Beirut, di tengah perang yang sedang berlangsung antara kelompok tersebut dengan Israel.
Faksi-faksi Palestina dan sejumlah pendukung lainnya di luar negeri, termasuk Iran, menyalahkan Israel atas serangan tersebut, namun mereka tidak membenarkan atau menyangkal keterlibatannya.
Iran sendiri memuji Hamas dan faksi Palestina lainnya yang terlibat dalam konflik yang dimulai dengan serangan mendadak pada 7 Oktober terhadap Israel, dan menyerukan gencatan senjata segera terhadap serangan Pasukan Pertahanan Israel (IDF) yang sedang berlangsung di Gaza.
Advertisement
Korban Tewas Ledakan 2 Bom Dekat Makam Jenderal Iran Qasem Soleimani Jadi 73 Orang, 171 Lainnya Terluka
Jumlah korban tewas akibat ledakan bom di dekat makam Jenderal Iran Qasem Soleimani bertambah.
"Setidaknya 73 orang tewas akibat dua ledakan bom di dekat makam Jenderal Iran Qasem Soleimani pada peringatan empat tahun pembunuhannya oleh AS," lapor media pemerintah Iran seperti dikutip dari BBC, Kamis (3/1/2024).
Stasiun penyiaran pemerintah Irib mengatakan 171 orang lainnya terluka ketika ledakan terjadi di sebuah prosesi di dekat Masjid Saheb al-Zaman di Kota Kerman di selatan Iran.
Laporan tersebut mengutip wakil gubernur Kerman yang mengatakan bahwa serangan tersebut adalah "serangan teroris".
Sebuah video yang beredar online memperlihatkan beberapa tubuh manusia tergeletak di jalan.
Ratusan orang dilaporkan berjalan menuju makam tersebut pada hari Rabu sebagai bagian dari upacara untuk memperingati Jenderal Iran Qasem Soleimani, yang terbunuh dalam serangan pesawat tak berawak AS di negara tetangga Irak pada tahun 2020.
Qasem Soleimani dipandang sebagai tokoh paling berkuasa di Iran setelah Pemimpin Tertinggi, Ayatollah Ali Khamenei. Sebagai komandan operasi luar negeri Garda Revolusi, Pasukan Quds, ia adalah arsitek kebijakan Iran di wilayah tersebut.