Liputan6.com, Jakarta Pendidikan bagi anak usia dini memiliki peran penting dalam membentuk dasar perkembangan dan kecerdasan mereka. Model pembelajaran yang diterapkan pada tahap-tahap awal kehidupan ini memiliki dampak yang signifikan terhadap kemampuan kognitif, emosional, dan sosial anak-anak. Dalam rangka memahami serta merespons kebutuhan perkembangan ini, berbagai pendekatan dan model pembelajaran yang dikhususkan untuk anak usia dini telah dikembangkan.
Peningkatan kecerdasan dan perkembangan otak menjadi fokus utama dalam merancang model pembelajaran untuk anak usia dini. Pada fase perkembangan ini, berbagai rangsangan yang tepat dapat merangsang pertumbuhan sel-sel otak dan meningkatkan kemampuan anak dalam menyerap serta memproses informasi. Dengan menggabungkan pendekatan kreatif, permainan edukatif, dan interaksi sosial positif, model pembelajaran ini bertujuan menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan dan memberikan rangsangan optimal bagi perkembangan otak anak-anak.
Baca Juga
Yuk simak informasi selengkapnya mengenai model-model pembelajaran anak usia dini yang patut diterapkan kepada si kecil, dikutip dari generasimaju.co.id pada Rabu (03/01/2024).
Advertisement
1. Belajar Melalui Cerita
Cerita menjadi model pengajaran yang umum diterapkan oleh orang tua di lingkungan rumah. Pendekatan ini memberikan kesenangan bagi anak-anak, mengajarkan mereka untuk mendengarkan berbagai kata, suku kata, dan suara yang jarang terdengar dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam kurikulum PAUD, bercerita tidak hanya efektif untuk merangsang perkembangan bahasa anak, tetapi juga membantu meningkatkan fokus dan memacu keterampilan mendengarkan anak-anak.
Untuk mendukung proses pembelajaran di PAUD, para ibu dapat secara teratur bercerita kepada anak-anak. Dengan cara ini, perkembangan anak akan mencapai hasil maksimal karena mereka menerima rangsangan baik di rumah maupun di sekolah.
Advertisement
2. Belajar Sembari Bermain
Pendekatan pembelajaran melalui bermain ternyata menjadi cara yang efektif dalam membantu anak-anak memahami materi pembelajaran secara lebih optimal. Metode pembelajaran ini mampu meningkatkan minat dan partisipasi anak-anak dalam proses belajar. Selain itu, melibatkan anak-anak dalam kegiatan bermain juga dapat merangsang perkembangan berbagai keterampilan, seperti kognitif, sosial, emosional, kreatif, dan fisik.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa mengintegrasikan kegiatan bermain dalam pembelajaran dapat membuat proses belajar menjadi lebih menyenangkan, bermakna, interaktif, dan dinamis. Selain itu, bermain juga dapat berperan dalam membangun kepercayaan diri anak. Untuk memadukan pendekatan modern, sebagian lembaga PAUD juga menggabungkan aktivitas permainan tradisional guna memberikan pemahaman yang lebih mendalam kepada anak-anak tentang kekayaan budaya Indonesia.
3. Belajar Melalui Lagu dan Musik
Pembelajaran dengan menggunakan musik juga bisa memberikan kebahagiaan dan hiburan yang memberikan manfaat bagi anak-anak sejak usia dini. Proses belajar melalui musik memiliki dampak positif pada perkembangan kognitif, terutama pada fase anak-anak.
Menurut hasil penelitian, memperkenalkan musik dalam kehidupan sehari-hari bagi bayi dan balita dapat membantu meningkatkan kemampuan berbahasa dan membaca mereka.
Dengan demikian, mengajarkan anak-anak untuk memahami serta menikmati musik dapat menjadi cara yang efektif untuk mendukung perkembangan kognitif mereka.
Advertisement
4. Belajar dengan Menggambar
Berbagai keterampilan anak dapat ditingkatkan melalui aktivitas menggambar, termasuk pengembangan sensorik di mana seluruh indera mereka menjadi aktif saat mereka sedang menggambar, serta peningkatan keterampilan motorik ketika mereka menggenggam krayon.
Selain itu, manfaat lain dari kegiatan menggambar melibatkan peningkatan pemahaman tentang warna, membantu meningkatkan rasa percaya diri, dan merangsang kreativitas. Oleh karena itu, penting bagi ibu untuk mengembangkan kemampuan menggambar anak di lingkungan rumah.
5. Belajar Lewat Tanya Jawab
Bertanya dan menjawab secara interaktif dapat meningkatkan semangat belajar anak-anak. Ketika ada sesi tanya jawab di dalam kelas yang melibatkan partisipasi semua murid, suasana kelas menjadi lebih dinamis, dan semangat belajar anak-anak pun ikut terpacu. Terutama jika terdapat penghargaan sebagai bentuk apresiasi untuk jawaban yang tepat.
Dengan mengajukan pertanyaan, akan membantu mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi pada anak-anak, karena mereka perlu mencari jawaban. Proses ini juga mendorong anak-anak untuk mengatasi masalah dan mengembangkan daya kreativitas.
Tidak hanya itu, melalui interaksi ini, anak-anak akan lebih aktif berkomunikasi dengan berdiskusi bersama teman-teman mereka atau mengajukan pertanyaan kepada orang tua ketika berada di rumah.
Advertisement
6. Belajar dengan Kerja Kelompok
Dalam kegiatan berkelompok, anak-anak dapat belajar satu sama lain dan memberikan contoh yang baik bagi teman-teman mereka. Mereka juga dapat menguasai keterampilan bekerja tim dan mengembangkan kemampuan sosial. Saat mereka bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama, mereka juga belajar cara menyelesaikan masalah secara bersama-sama.
Dengan berpartisipasi secara teratur dalam kegiatan kelompok, anak-anak secara alami menyadari bahwa tidak selalu semua keinginan mereka dapat terpenuhi dan mereka belajar untuk menghargai kebutuhan orang lain. Mereka juga belajar untuk membela diri dan memastikan bahwa setiap orang memiliki peluang yang sama dalam setiap permainan.
7. Belajar Lewat Karya Wisata
Pada dasarnya, anak-anak perlu diajak untuk aktif bergerak dengan melibatkan diri dalam kegiatan permainan di luar ruangan. Melalui kegiatan wisata, mereka dapat memperkuat naluri pembelajaran yang aktif dan mendalam.
Tergantung pada tujuan serta destinasi wisata yang dipilih, anak-anak dapat mengalami pembelajaran yang beragam, seperti mengembangkan keterampilan sosial (seperti mengunjungi Taman Mini Indonesia Indah untuk mengenal berbagai budaya Indonesia) atau meningkatkan keterampilan observasi dan persepsi (seperti mengunjungi Planetarium untuk memahami tata surya).
Bagi anak-anak usia dini, berjalan-jalan sambil belajar seperti ini memberikan kesempatan untuk eksplorasi, mendapatkan informasi baru, bahkan mengamati segala sesuatu yang dilihat secara langsung. Selain dari aspek hiburan melihat hal-hal baru, pendekatan pembelajaran PAUD melalui kegiatan wisata dapat membantu anak-anak merasakan pengalaman belajar langsung yang berdampak pada perkembangan seluruh panca indera mereka.
Advertisement
PAUD untuk Anak Usia Berapa?
Saat menginjak usia 4-5 tahun, anak telah siap untuk menghadapi pengalaman baru di luar rumah melalui keberlanjutan di sekolah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Namun, secara umum, kebijakan penetapan batas usia masuk PAUD dapat bervariasi tergantung pada kebijakan sekolah masing-masing.
Apa Tujuan Dari Pendidikan Anak Usia Dini?
Pendirian Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) bertujuan untuk menyediakan fasilitas bagi pertumbuhan dan perkembangan anak sejak dini, melibatkan aspek fisik, psikis, dan sosial secara holistik. Dengan demikian, diharapkan agar anak dapat mengalami pertumbuhan dan perkembangan optimal pada seluruh dimensi perkembangannya.
Advertisement
Bagaimana Metode Pembelajaran Anak Usia Dini?
Mengutip dari paud.id, secara umum, setidaknya ada lima teknis mengajar dan metode pembelajaran PAUD, yaitu metode bermain, metode bercerita, metode menyanyi atau musik, metode karyawisata, dan metode demonstrasi.