Liputan6.com, Jakarta Panas ekstrem yang mendera sejumlah negara di dunia, termasuk Indonesia, kini menjadi perhatian utama Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). Menurut BMKG, fenomena ini dipicu oleh gerak semu matahari yang menghasilkan suhu udara yang meningkat secara signifikan.
Pada bulan April 2023, data yang dikutip dari Antara mencatat bahwa sejumlah wilayah di Indonesia mengalami suhu tertinggi mencapai 37,2 derajat Celsius. Fenomena cuaca ini menciptakan tantangan serius bagi berbagai sektor, mulai dari pertanian hingga kesehatan masyarakat.
Baca Juga
Suhu ekstrem yang mencapai puncaknya di Indonesia menjadi perbandingan dengan kondisi cuaca di Gurun Lut, yang merupakan tempat terpanas di muka bumi. Meski suhu tertinggi di Indonesia tercatat cukup tinggi, Gurun Lut mampu mengungguli dengan suhu yang lebih ekstrem. Kondisi panas di Gurun Lut menjadi bukti nyata dari dampak perubahan iklim global yang semakin nyata. Hal ini menunjukkan perlunya upaya bersama untuk mengatasi tantangan iklim yang semakin meningkat, sekaligus menjaga keberlanjutan ekosistem global.
Advertisement
Tidak hanya berdampak pada manusia dan lingkungan, tetapi suhu ekstrem juga memberikan tekanan pada sektor pertanian. Cuaca panas yang berkepanjangan dapat mengakibatkan kekeringan, mengancam hasil pertanian, dan berpotensi memicu krisis pangan. Namun, siapa sangka bahwa ada satu hewan yang mampu hidup di tempat terpanas di bumi? Merangkum dari berbagai sumber, berikut ulasannya.
1. Terletak di Iran, Suhu Gurun Lut Dapat Mencapai 70 Derajat Celsius
Gurun Lut, terletak di antara provinsi Kerman dan provinsi Sistan-Baluchestan di Iran, menawarkan pemandangan pasir yang memukau sekaligus menantang dengan suhu ekstremnya. Menurut berbagai sumber, suhu di gurun ini bisa mencapai hingga 70 derajat Celsius, menciptakan kondisi iklim yang tak tertandingi. Sejak lama, Gurun Lut telah menjadi fokus perhatian para peneliti dan ilmuwan yang tertarik untuk memahami dinamika suhu dan perubahan cuaca yang ekstrem di kawasan tersebut.
Menurut laporan berjudul 'Where Are the Hottest Spots on Earth?', Gurun Lut mencatatkan rekor suhu tertinggi pada tahun 2005, dengan permukaan pasir yang mencapai puncak suhu luar biasa, yakni 70,7 derajat Celsius. Namun, informasi dari sumber lain bahkan menyebutkan bahwa suhu di gurun ini bisa melampaui angka 80 derajat Celsius. NASA, sebagai lembaga ilmiah yang aktif melakukan pemantauan dari luar angkasa, beberapa kali mencatat rekor baru suhu terpanas di Gurun Lut melalui pengukuran jarak jauh.
Keunikan Gurun Lut sebagai gurun terpanas di dunia bukan hanya menjadi sumber pengetahuan ilmiah tetapi juga membangkitkan kesadaran akan tantangan yang dihadapi oleh ekosistem di lingkungan ekstrem ini. Pemahaman mendalam tentang suhu yang mencapai titik kritis ini memiliki dampak signifikan terutama dalam konteks perubahan iklim global yang semakin mengkhawatirkan.
Advertisement
2. Youtuber Ruhi Cenet Ungkap Fakta Keberadaan Makhluk Hidup di Gurun Lut
Meskipun literasi sebelumnya menyatakan bahwa tidak ada makhluk hidup yang mampu bertahan di Gurun Lut, sebuah video di kanal YouTube milik Ruhi Cenet membuktikan sebaliknya. Video yang diunggah sebulan yang lalu telah mencapai 5,6 juta penonton, menampilkan keberadaan hewan belalang sembah yang hidup di kawasan Gandom Beryan, yang terletak di Gurun Lut dan diakui sebagai titik terpanas di muka bumi. Penemuan ini menyoroti ketangguhan adaptasi alamiah beberapa jenis hewan dalam menghadapi suhu ekstrem yang seringkali dianggap tidak mendukung kehidupan.
Video tersebut juga menghadirkan fakta menarik terkait fenomena cuaca di Gurun Lut. Ruhi Cenet secara visual memperlihatkan bagaimana panas ekstrem di tempat tersebut mampu mengubah warna batuan menjadi hitam, memberikan ilustrasi nyata tentang intensitas suhu yang mencapai tingkat luar biasa. Temuan ini merangsang ketertarikan dan keterkejutan terhadap kemampuan adaptasi alam dan ekstremnya kondisi lingkungan Gurun Lut.
Informasi dari video tersebut memberikan sudut pandang baru terkait keberlanjutan kehidupan di Gurun Lut. Meskipun masih menjadi daerah yang sangat keras dan tidak ramah, keberadaan hewan belalang sembah di kawasan tersebut menunjukkan adanya ketahanan dan adaptasi alamiah yang patut dipelajari lebih lanjut dalam konteks ekologi dan perubahan iklim.
3. Dampak Panas Ekstrem pada Manusia
Dalam video yang diunggah oleh Ruhi Cenet, terungkap bahwa Gurun Lut dapat membawa dampak berbahaya bagi manusia, terutama saat musim panas. Ruhi mengunjungi lokasi tersebut pada pukul 12:00 siang waktu setempat, menunjukkan intensitas panas maksimal. Efek panas yang sangat ekstrem terlihat saat Ruhi membuka sarung tangan, yang menyebabkan telapak tangannya mengelupas akibat terpapar suhu yang mencapai tingkat yang sulit diatasi. Kondisi ini juga membuat tangannya bergetar, menyoroti betapa ekstremnya suhu di Gurun Lut dapat memengaruhi kesehatan manusia.
Dalam upaya untuk mengukur suhu di lokasi, alat pengukur suhu yang digunakan oleh Ruhi mengalami error karena tidak mampu menangani panas yang luar biasa. Hal ini memberikan gambaran nyata tentang sejauh mana kondisi ekstrem di Gurun Lut dan sulitnya peralatan bertahan di lingkungan dengan suhu sedemikian tinggi.
Meskipun mencerminkan bahaya yang melibatkan suhu ekstrem di Gurun Lut, video Ruhi Cenet juga memperlihatkan bahwa ada kehidupan yang dapat bertahan di kawasan tersebut. Hewan belalang sembah menjadi bukti adaptasi luar biasa terhadap lingkungan yang keras, menunjukkan bahwa kehidupan dapat berkembang di tengah tantangan ekstrem sekalipun. Informasi ini memberikan wawasan yang berharga tentang ketahanan alam dan kemungkinan adaptasi terhadap kondisi cuaca ekstrem di Gurun Lut.
Advertisement
4. UNESCO Akui Gurun Lut Sebagai Situs Warisan Dunia
Tahun 2016 menjadi momen bersejarah bagi Gurun Lut ketika UNESCO secara resmi mengakui keunikan dan keindahannya dengan menjadikannya sebagai salah satu situs warisan dunia. Pengakuan ini memberikan penekanan pada pentingnya melestarikan Gurun Lut sebagai bagian tak terpisahkan dari kekayaan alam global yang patut dijaga.
Antara bulan Juni hingga Oktober, Gurun Lut mengalami fenomena alam yang menakjubkan. Angin kencang yang melanda wilayah tersebut membawa serta sedimen, menyebabkan erosi dalam skala besar. Akibatnya, terbentuklah formasi yang sangat spektakuler yang dikenal sebagai kaluts. Pegunungan bergelombang ini menjadi ciri khas unik dari Gurun Lut dan menjadi daya tarik bagi para peneliti, pelancong, dan penggemar alam. Proses alami ini menciptakan pemandangan yang begitu menakjubkan dan menggambarkan keindahan alam yang mengagumkan.
Pengakuan dari UNESCO dan fenomena alam yang terjadi di Gurun Lut menunjukkan betapa pentingnya pelestarian dan pemahaman terhadap lingkungan gurun ini. Selain menjadi destinasi wisata yang menakjubkan, Gurun Lut juga menjadi sumber penelitian penting untuk memahami perubahan iklim dan dinamika alam yang terus berkembang di seluruh dunia.
Di mana suhu terpanas di dunia?
Melansir dari laman resmi Guinness World Records, Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) mencatat bahwa wilayah Greenland Ranch, Death Valley, California, Amerika Serikat (AS), menjadi wilayah dengan suhu tertinggi di dunia, yakni 56,7 derajat Celsius.
Â
Advertisement
Kota apa yang terpanas di dunia?
Ibu kota Sudan yang besar dan mentereng ini dekat dengan kota terpanas di dunia, yaitu Ahvaz di Iran, dengan suhu rata-rata 32,8 derajat Celsius. Dari April hingga Juni, termometer berulang kali melaporkan suhu 40 derajat Celsius atau lebih.
Â
Apa kota Terpanas di Indonesia?
Kota Tangerang Selatan, Banten. Balai Besar Meteorologi Klimatologi Dan Geofisika Wilayah II melaporkan, suhu terpanas di Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Banten, adalah 37,2 derajat Celsius.
Â
Advertisement
Berapa suhu terpanas di alam semesta?
Menurut studi quasar 3C273 pada tahun 2016, plasma di sekitar lubang hitam memiliki suhu sekitar 10 triliun derajat Celsius, menjadikannya sebagai tempat terpanas di alam semesta.18 Des 2023
Â
Apa tempat terdingin di alam semesta?
Tempat terdingin di alam semesta yaitu Nebula Boomerang.
Advertisement