Sukses

Pakar Mimpi Ungkap Posisi Tidur Bisa Datangkan Mimpi Buruk

Pakar mimpi mengungkapkan bahwa posisi tidur tertentu dalam mendatangkan mimpi buruk

Liputan6.com, Jakarta Rata-rata orang akan menghabiskan sepertiga hidupnya untuk tidur. Itu banyak sekali—belum lagi, banyak mimpi. Dan seperti yang kita ketahui, tidak ada yang lebih merusak tidur malam yang nyenyak selain mimpi buruk.

Kualitas tidur kita dipengaruhi oleh banyak sekali faktor, beberapa di antaranya juga dapat memengaruhi tidur REM, alias siklus mimpi kita. Misalnya, Anda mungkin pernah mendengar bahwa orang lebih mungkin mengalami mimpi buruk setelah mengonsumsi alkohol. 

Kecemasan dan stres juga dikaitkan dengan risiko mimpi menakutkan yang lebih besar. Namun tahukah Anda bahwa posisi tidur Anda juga bisa menjadi penyebab mimpi buruk Anda?

Seperti dikutip dari Bestlifeonline, dalam sebuah penelitian tahun 2004 yang diterbitkan dalam jurnal Sleep and Hypnosis, 41 orang yang tidur di sisi kanan dan 22 orang yang tidur di sisi kiri ditanyai serangkaian pertanyaan tentang "frekuensi mengingat mimpi", "frekuensi mimpi buruk", dan "emosi mimpi".

Meskipun penelitian ini melibatkan hampir dua kali lebih banyak orang yang tidur di sisi kanan, tingkat frekuensi mimpi buruk secara signifikan lebih tinggi di antara orang yang tidur di sisi kiri. Empat puluh persen orang yang tidur di sisi kiri mengatakan mereka mengalami mimpi buruk, dibandingkan dengan 14 persen orang yang tidur di sisi kanan. Jadi mengapa demikian?

Menanggapi penelitian tersebut, pengurai mimpi dan penulis buku terlaris Theresa Cheung, mengatakan kepada Tom's Guide bahwa tidur miring ke kiri "dapat dikaitkan dengan mimpi buruk karena tidur miring ke kiri memberi lebih banyak tekanan pada jantung. Kapan pun ada stres, kualitas tidur akan lebih butuk dan mimpi buruk pasti akan menyusul."

Para ahli memperingatkan—dan penelitian menunjukkan—bahwa orang yang tidur terlentang tidak lebih baik dibandingkan orang yang tidur miring ke kiri. “Ada lebih banyak penelitian yang menunjukkan bahwa tidur telentang memicu mimpi buruk,” kata Cheung.

Korelasi antara tidur telentang dan mimpi buruk tergantung pada kualitas—atau lebih tepatnya, kurangnya—pernapasan. "Pekerjaan bernapas akan lebih sulit ketika Anda berbaring telentang. Lidah Anda akan bergerak ke belakang dan pernapasan Anda akan lebih sulit," kata Rafael Pelayo, MD, seorang profesor psikiatri dan ilmu perilaku di Stanford Center For Sleep Sciences and Medicine mengatakan pada PopSugar.

 

2 dari 3 halaman

Tidur telentang dan tengkurap juga datangkan mimpi buruk

Saat Anda tidur telentang, otak Anda akan lebih mudah keluar dari tidur REM karena otak mengalihkan perhatiannya pada kurangnya aliran udara di tubuh Anda, sehingga menyebabkan tubuh Anda bergerak, terbangun, dan membuka tenggorokan untuk mencari udara. 

Selama semua ini, “Anda menjadi sadar akan apa pun isi mimpi Anda,” kata Pelayo.

Ada juga penelitian yang menunjukkan bahwa tidur tengkurap dapat memicu mimpi buruk. Pada tahun 2012, peneliti dari Universitas Hong Shue Yan di Hong Kong mempelajari 670 peserta dewasa dan menemukan bahwa tidur dalam posisi ini memicu mimpi tentang "materi seksual, erotomania, dan penganiayaan, seperti tema yang melibatkan 'memiliki hubungan seksual dengan orang besar atau selebriti. ,' 'tercekik, tidak bisa bernapas,' 'dikurung,' dan 'diikat, tidak bisa bergerak,'" menurut penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Dreams.

Jika Anda ingin meningkatkan kualitas tidur Anda, cobalah tidur miring ke kanan agar tidur Anda bebas mimpi buruk. Namun, perlu diingat bahwa tidur miring ke kanan dapat memperburuk sakit maag.

3 dari 3 halaman

Puasa Rajab 2024: Jadwal, Bacaan Niat dan Ketentuannya

Bulan Rajab menjadi salah satu bulan yang sangat istimewa bagi seluruh umat muslim. Untuk itu, umat Islam dianjurkan memuliakan bulan Rajab dengan meningkatkan amalan dan ibadahnya.

Ada berbagai amalan shaleh yang bisa dilakukan selama bulan Rajab, seperti sholat sunah, puasa sunah atau pun sedekah.

Melansir dari NU Online, Jumat (11/1/2024), melaksanakan puasa di bulan Rajab ini dianjurkan atau sunah. Hal ini didasarkan pada penjelasan Syekh Zainuddin Al-Malibari dalam Fathul Mu’in. Ia menulis, bahwa bulan paling utama untuk ibadah puasa setelah Ramadan ialah bulan-bulan yang dimuliakan Allah dan Rasulnya. Yang paling utama ialah Muharram, kemudian Rajab, lalu Dzulhijjah, terus Dzulqa‘dah, terakhir bulan Sya‘ban.

Selengkapnya...